Terakhir bertemu Bang Norman pada tanggal 3 September 2012, saat diminta mengantar pesanan buku 'Resimen Kampus' ke tempat praktek beliau sebagai dokter spesialis mata di kawasan jalan Sumatera (Bandung). Kami berdiskusi tentang banyak hal. Tentang negeri ini, sejarah korpsnya, arti sebuah dedikasi, dan bagaimana mengupayakan generasi muda untuk bisa mencintai negeri ini dengan lebih baik.
Di usia senja, agenda Bang Norman tetap padat dan dinamis. Menjalani profesinya sebagai dokter spesialis mata yang bereputasi bagus, tetap rajin menimba ilmu dengan mengikuti konferensi/ seminar seputar profesinya, mengikuti tanpa banyak bicara perkembangan Korps Menwa Mahawarman Jawa Barat yang telah berkontribusi pada pembentukan karakternya, dan tentu saja melakoni kegemarannya menerbangkan pesawat AS 202 Bravo setiap akhir minggu saat luang...
Sungguh sulit awalnya mempercayai bahwa pada di penghujung bulan yang sama (29/9/2012), saya akan akan menerima kabar dan menyaksikan liputan tentang kepergian beliau karena Bravo yang dikemudikannya meledak saat akrobatik di udara. Pesawat sama yang pernah saya tumpangi dan dipiloti beliau setahun sebelumnya.Â
Semoga Sang Khalik melapangkan barzakh mendiang Bang Norman seluas cakrawala yang selalu ingin diarunginya dengan segenap cinta. Aamiin allohumma aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H