Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah China Bayar Ganti Rugi Akibat Memicu Wabah Covid-19 ?

2 Mei 2020   18:27 Diperbarui: 2 Mei 2020   18:33 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak negara di dunia berwacana menuntut kompensasi pada China karena telah menutup-nutupi awal terjadinya pandemi (doc. feednavigator.com, fpri.org/ed.Wahyuni)

"Beijing sedang meningkatkan upaya diplomatik global dengan berbagai cara tanpa batas untuk membendung setiap langkah di mana pun yang mengecamnya atas penanganan wabah awal coronavirus di Wuhan." Papar Richard McGregor, seorang analis Cina dengan Lowy Institute di Sydney pada The New York Times. 

Setelah Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang dan Jerman telah mengajukan permintaan kompensasi dari China; sebuah surat kabar Jerman terkemuka menuntut agar China, yang menyembunyikan informasi mengenai coronavirus, membayar ganti rugi sebesar USD 162 miliar kepada Jerman (Pratyaksha.com, 20 April 2020). 

Pada saat yang sama, surat kabar itu menuduh Presiden China Xi Jinping mendorong dunia ke dalam parit krisis yang mengerikan, China merespon dengan mengatakan bahwa permintaan yang dibuat oleh surat kabar Jerman itu berbahaya.

Diplomat-diplomat China dan suara-suara yang disetujui pemerintahnya berbicara dengan berani meski, menurut McGregor, mungkin mereka akhirnya akan berguguran seiring dengan upaya lebih agresif yang dilakukan oleh Presiden Xi Jinping untuk menulis ulang sejarah China dengan menekankan pada keberhasilan menahan penyebaran Covid-19.

Namun tak ada tanda-tanda bahwa mereka akan mundur. Bahkan ketika editorial di media Australia berargumen bahwa China telah menunjukkan warna aslinya sebagai mitra otoriter yang tidak dapat diandalkan pada Selasa (28/4) malam, tanggapan China tetap ganas.

"Australia selalu mengacau."Tulis Hu Xijin, editor Global Times tabloid nasionalis yang dikendalikan oleh Partai Komunis China, menulis dalam sebuah posting dimedia sosial,"Saya merasa itu seperti permen karet yang menempel di sol sepatu China, kadang-kadang anda harus menemukan batu untuk mengelupasnya. "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun