Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Itu Mengakali Teroris dan Urung Melakukan Bom Bunuh Diri

15 Maret 2020   06:14 Diperbarui: 15 Maret 2020   06:19 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang perempuan yang pernah diculik Boko Haram dalam puing sebuah rumah di Nigeria (doc.bdnews24.com/ed.Wahyuni)

Kaum perempuan korban penculikan memang sering dilupakan, tidak seperti lebih dari 100 anak sekolah yang diculik dari desa Chibok dan masih hilang selama hampir enam tahun yang membangkitkan kewaspadaan global sehingga mendapat respon internasional 

Sebagian besar perempuan yang berhasil meloloskan diri dari Boko Haram merahasiakan penculikan mereka karena, meski mereka ditahan di luar kehendak sendiri dan telah berupaya melawan, namun cap sebagai simpatisan teroris akan terus melekat sepanjang sisa hidup mereka. Para kerabat bahkan tak segan mengatakan bahwa nasib mereka akan lebih baik kalau terbunuh saat menjadi tahanan teroris..

Namun ada juga para perempuan yang berhasil menyelamatkan diri dan memutuskan untuk membagi pengalaman mereka seperti yang dilakukan Balaraba.

Belakangan ini jumlah pemboman bunuh diri telah menurun ketika Boko Haram dan faksi-faksinya memutuskan untuk fokus pada target pasukan militer, namun bukan berati terhenti sama sekali.

Pada bulan Januari lalu di Chad seorang wanita pembom membunuh sembilan orang, dan di Maidugur dua lainnya meledakkan sebuah pasar yang menewaskan dua orang.

Secara keseluruhan, menurut perkiraan oleh Elizabeth Pearson seorang dosen di Cyber Threats Research Center dan di Swansea University di Wales yang mengkaji ulang tahun media dan laporan PBB, ada lebih dari 540 perempuan lintas usia telah dikerahkan atau ditangkap sebagai pembom sejak Juni 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun