Muhammad kecil yang dikenal sangat cerdas selalu siap membantu teman-temannya yang membutuhkan pertolongan, bahkan ikut menggembala kambing bersama saudara-saudara sesusuannya. Kelak saat bunda dan kakeknya berpulang, Muhammad yang berada dalam pengasuhan pamannya Abu Thalib pun sempat menjadikan menggembala kambing ini sebagai mata pencahariannya sebelum akhirnya mulai berdagang.
Kepekaan dan empati sosial Muhammad yang masih berusia 8 tahun tercermin saat dia meminta ijin pada pamannya untuk bekerja menggembalakan kambing.Â
Kondisinya sebagai anak yatim piatu yang miskin dan harus menumpang pada pamannya Abu Thalib yang memiliki banyak anak serta tidak bisa dibilang kaya adalah alasan awal Muhammad mengajukan hal itu.Â
Meski awalnya berusaha mencegah karena tidak tega, namun paman dan bibinya Fatimah binti Asad akhirnya meluluskan permintaan sang keponakan.
Selama sekitar empat tahun Muhammad menggembalakan kambing milik penduduk Mekah dengan imbalan yang tidak terlalu besar dan semuanya diberikan pada pamannya untuk membantu keuangan keluarga. Namun tentu saja, selain sisi ekonomi, ada berbagai manfaat dari profesi tersebut yang kelak terbukti sangat mendukung Muhammad dalam menjalankan amanah kerasulannya.
Kegiatan menggembala kambing, menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2008), Â memiliki enam manfaat bagi pembentukan etos kepemimpinan yaituÂ
a. Pathfinding (mencari jalur) lewat perburuan padang penggembalaan yang subur;Â
b. Directing (mengarahkan) menggiring ternak ke padang penggembalaan;Â
c. Controlling (mengawasi) agar tidak ada ternak yang tersesat atau terpisah dari kelompok;Â
d. Protecting (melindungi) dari hewan pemangsa dan pencuri;Â