Mohon tunggu...
Sabtiya
Sabtiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa FKIP Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Numerasi dan Sistem Bilangan bagi siswa Sekolah Dasar

14 Januari 2025   14:32 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENTINGNYA NUMERASI DAN SISTEM BILANGAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Sabtiya

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung

E-mail : yayasabtiya@gmail.com 

Abstrak

Aspek mendasar dari kemampuan matematika adalah kapasitas siswa untuk menganalisis, bernalar, dan menjelaskan masalah matematika, serta memecahkan dan memahami masalah matematika dalam berbagai keadaan dan format. Mendidik siswa di sekolah dasar tentang matematika bukanlah tugas yang sederhana; pada kenyataannya, rintangan yang dihadapi guru cukup banyak dan tantangan yang mereka hadapi sendiri. Terutama pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kemampuan numerasi dan menawarkan manfaat yang bersifat kontekstual dalam menghadapi tantangan dalam hidup. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan pentingnya numerasi dan sistem bilangan bagi anak-anak di sekolah dasar dalam hal pengalaman pendidikan mereka.

Abstrac

A fundamental aspect of mathematical ability is a student's capacity to analyze, reason, and explain mathematical problems, as well as solve and understand mathematical problems in a variety of circumstances and format. Educating students in elementary schools about mathematics is not a simple task; in fact, the obstacles faced by teachers are quite numerous and the challenges they face themselves. Especially learning that can help improve numeracy skills and offer contextual benefits in facing challenges in life. This research was conducted with the aim of explaining the importance of numeracy and number systems for children in elementary school in terms of their educational experiences.

PENDAHULUAN

Melalui  media  pendidikan,  Indonesia,  bangsa  yang  memiliki  akumulasi  sumber daya manusia yang sangat besar, memiliki potensi untuk mencetak generasi baru individu yang  bermutu  tinggi.  Perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  di  era  yang  serba canggih   seperti   saat   ini   memberikan   pengaruh   yang   sangat   besar   terhadap   dunia pendidikan.  Seiring  dengan  semakin  berkembangnya  kompetensi,  keterampilan,  dan disiplin  masyarakat,  fungsi  pendidikan  yang  sangat  penting  tidak  dapat  dilepaskan  dari fenomena tersebut. Olehkarena itu, para pendidik senantiasa berupaya untuk meningkatkan dan   menyempurnakan   mutu   layanan   pendidikan   yang   diberikannya.   Tujuan   utama pendidikan di Indonesia adalah untuk mencetak manusia yang ideal dalam segala hal, baik jasmani maupun rohani. Menurut Boangmanalu et al., tujuan dari proses pendidikan adalah untuk  mengembangkan  individu  dalam  berbagai  dimensi,  termasuk  dimensi  emosional, kognitif, dan psikomotorik (Boangmanalu et al., 2023).

Menurut Wewe dan Putrini (Wewe & Putrini, 2024), matematika merupakan ilmu yang  menyelidiki  perubahan  pada  suatu  bilangan,  besaran,  struktur,  dan  bentuk  spasial. Matematika  merupakan  salah  satu  komponen  pendidikan.  Matematika  berasal  dari  kata Yunani  mathematikos  yang  berarti  "ilmu  pasti".  Selain  fisika,  kimia,  biologi,  dan  ilmu komputer,  matematika  berfungsi  sebagai dasar  bagi  berbagai  bidang  pendidikan  lainnya. Di masa depan, siswa akan lebih mudah mempelajari dan memahami konten yang dibahas dalam  bidang-bidang  ini  jika  mereka  memiliki  pemahaman  yangkuat  tentang  konsep matematika. Menurut penelitian Sari (Sari et al., 2020), memulai pendidikan matematika anak-anak sejak usia dini merupakan investasi yang bijaksana untuk masa depan mereka. Mengembangkan  dasar  yang  kuat  dalam  matematika  tidak  hanya  membantu  siswa mencapai keberhasilan dalam kegiatan akademis dan karier mereka,tetapi juga membantu dalam  pengembangan  berbagai  kemampuan  kritis,  termasuk  kemampuan  untuk  berpikir logis, memecahkan masalah, dan memiliki kepercayaan diri.

Kemampuan  untuk  beraktivitas  dalam  kehidupan  sehari-hari  dan  memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dapat terwujud bagi mereka yang memiliki keterampilan berhitung (Yunarti  &  Amanda,  2022).  Istilah  "berhitung"  digunakan  dalam  bidang matematika. Kata "berhitung" pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Crowther Report (Kementerian  Pendidikan,  1959).  Menurut  Hidayati  dkk (Hidayati  et  al.,  2023),  istilah "berhitung"   didefinisikan   sebagai   refleksi   dari   literasi   yang   melibatkan   penalaran kuantitatif.  Berdasarkan  konsep  ini,  istilah  "literasi  kuantitatif"  sering  digunakan  untuk merujuk  pada  literasi  berhitung.  Definisi  awal  yang  berbeda  tentang  berhitung  diajukan oleh Cockcroft Report (Cockcroft, 1982). Definisi ini menggambarkan berhitung sebagai aktivitas   yang   melibatkan   penghitungan   angka   dan   kemampuan   matematika   untuk menghadapi tantangan praktis dalam kehidupan sehari-hari dengan percaya diri. Dole dan Geiger  (2020)  menyatakan  bahwa  definisi  awal  tentang  numerasi  sering  kali  ditafsirkan secara  terbatas,  artinya  numerasi  dipandang  sebagai  sesuatu  yang  melibatkan  angka  dan aritmatika.  Banyak  orang  memiliki  kesalahpahaman  bahwa  jika  mereka  tidak  memiliki kemampuan dasar dalam aritmatika, mereka akan terpaksa mengandalkan kalkulator karena mereka tidak memiliki numerasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa anggapan ini tidak akurat dan telah menjadi usang di dunia abad ke-21 yang penuh dengan data dan teknologi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2021) mendefinisikan numerasi sebagai kemampuan  untuk  menerapkan  konsep  dan  keterampilan  matematika  dalam  konteks kehidupan    sehari-hari,    khususnya    dalam    konteks    operasi    aritmatika.    Numerasi didefinisikan  sebagai  kapasitas  untuk  menerapkan  prinsip  dan  keterampilan  matematika. Ketika kita berbicara tentang kemampuan numerasi, kita mengacu pada kemampuan untuk menerapkan pengetahuan operasi aritmatika, mengenali simbol yang mewakili angka, dan mampu memecahkan masalah matematika yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa  ini,  National  Council  of  Teachers  of  Mathematics  (NCTM)  di  Amerika  Serikat memunculkan istilah "literasi matematika" pada tahun 1944. Faktanya, National Council of  Teachers  of  Mathematics  (NCTM)  baru  menetapkan  lima  standar  matematika  yang memuat konsep literasi matematika pada tahun 1989 (Jablonka & Niss, 2014). Principles and  Standards  for  School  Mathematics  2000  adalah  nama  yang  diberikan  untuk  standar yang diamandemen yang sebelumnya dibuat padatahun 1997. Standar-standar ini tersedia untuk  masyarakat  umum  pada  tahun  2000.  Persyaratan  literasi  matematika  di  antara masyarakat umum tercermin dalam konten dan prosedur yang disorot dalam Principles and Standards (tepatnya NCTM, 2000).

Ilustrasi tentang pentingnya kemampuan literasi numerasi diberikan oleh skenario berikut:  seorang  siswa  diajarkan  gagasan perkalian  bilangan  bulat  dengan  bilangan  bulat sejak awal pelajaran. Enam sama dengan dua kali tiga. Meskipun soal diubah menjadi tigakali dua, hasilnya tetap sama. Akan tetapi, jika diberikan dalam suasana yang melibatkan pemberian  obat,  hasilnya  akan  berbeda.  Dalam  hal  penyerapan  dan  efek  penyembuhan, pedoman yang menyatakan bahwa obat-obatan harus diberikan dua kali tiga dan tiga kali dua  akan  memberikan  hasil  yang  berbeda.  Jika  siswa  memiliki  pemahaman  yang  kuat tentang konsep perkalian bilangan bulat dan telah mengembangkan kemampuan berhitung mereka,  mereka  akan  dapat  mengartikulasikan  faktor-faktor  yang  berkontribusi  terhadap variasi  efek  penyerapan  obat.

Sementara  itu,  kebijakan  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  yang  telah diimplementasikan   melalui   kurikulum   2013   mencanangkan   pembelajaran   tematik, khususnya  pada  mata  pelajaran  matematika.  Strategi  pembelajaran  yang  dikenal  dengan pembelajaran  tematik  adalah  pembelajaran  yang  memadukan  berbagai  keterampilan  dan pengetahuan dari berbagai topik ke dalam sejumlah tema yang berbeda. Penerapan integrasi tersebut  dapat  dilihat  dari  dua  aspek  yang  berbeda,  yaitu:  (1)  penggabungan  sikap, kemampuan,  dan  pengetahuan  ke  dalam  proses  pembelajaran;  dan  (2)  penggabungan berbagai gagasan mendasar yang saling terkait. Untuk mencegah peserta didik mempelajari pengertian  pengetahuan  dan  pemahaman  secara  terpisah,  tema  dikemas  dalam  berbagai konsep. Menurut Wicaksono dan Iswan (Wicaksono & Iswan, 2019)., pembelajaran dengan demikian dapat bermakna dan berlangsung terus menerus tanpa gangguan.

METODE PENULISAN

Kajian pustaka merupakan hal yang digunakan untuk menghasilkan karya tulis ini. Untuk  mengidentifikasi  solusi  atas  permasalahan  yang  telah  ditemukan,  kegiatan  ini dilakukan  secara  metodis  guna  mengumpulkan,  mengevaluasi,  dan  menarik  kesimpulan dari  data  yang  telah  terkumpul (Lutfiyana  et  al.,  2023).  Proses  melakukan  penelitian pustaka melibatkan pengumpulan informasi dan data dengan bantuan berbagai sumber yang tersedia  di  perpustakaan.  Bahan-bahan tersebut  meliputi makalah,  buku,  catatan, terbitan berkala,  dan  catatan  sejarah  yang  relevan  dengan  permasalahan  yang  perlu  diselesaikan. Tinjauan  pustaka  dilakukan  sebagai  bagian  dari  proyek  penelitian  ini,  dan  mencakup pemeriksaan   konsep   dan   hipotesis   yang   didasarkan   pada   materi   yang   diterbitkan sebelumnya. Artikel yang disertakan dalam tinjauan ini adalah artikel yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan menyajikan gagasan yang relevan dengan isu penelitian. Penelitian ini  berfokus  pada  numerasi  dan  sistem  bilangan  sebagai  tujuan  penelitian  utamanya. Mahasiswa merupakan peserta dalam proyek penelitian ini. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan  data  yang  digunakan  adalah  dengan  melakukan  penelusuran  jurnal  yang dapat ditemukan di berbagai media elektronik, termasuk perpustakaan digital, internet, dan Google Scholar (Nurmajumitasari, 2023).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya Numerasi

Kemampuan  untuk  memahami  dan  menerapkan  berbagai  simbol  dan  operasi numerik, serta menilai data yang disajikan dalam berbagai bentuk visual (misalnya, bagan, grafik, dan foto), dikenal sebagai numerasi. Kompetensi ini penting untuk berbagai tugas di dunia nyata. Mereka yang memiliki pemahaman tentang kemampuan berhitung dianggap lebih mampu mengembangkan kepekaan terhadap penyajian fakta, pola, dan deret numerik, serta  melatih  pemikiran  mereka  untuk  memecahkan  masalah  dan  membuat  penilaian. Karena  manfaat  ini,  kemampuan  berhitung  dapat  membantu  siswa  mengatasi  hambatan yang  akan mereka  hadapi  dalam  hidup.  Selain itu,  kemampuan  berhitung  sangat  penting dalam   banyak   aspek   kehidupan   karena   memiliki   potensi   untuk   berkontribusi   pada pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi orang atau masyarakat.

Kemampuan  untuk  berfungsi  secara  matematis  merupakan  keterampilan  hidup mendasar  yang  penting  dan  meresap  ke  semua  aspek  kehidupan  kita.  Kemampuan menerapkan konsep dan prosedur matematika dalam berbagai konteks, termasuk kehidupan sendiri,   tempat   kerja,   dan   masyarakat,   dikenal   sebagai   numerasi.   Kemampuan mendeskripsikan data yang terlihat di dunia nyata juga merupakan bagian dari numerasi. Program  Penilaian  Siswa  Internasional  (PISA)  mengukur  kemampuan  numerasi  siswa melalui penekanannya pada analisis konseptual, penjelasan dan penyampaian yang efektif, serta  desain,  solusi,  dan  pemahaman  masalah  matematika  dalam  berbagai  konteks  dan bentuk.  Kemampuan  memahami  dan  menerapkan  konsep  matematika  dalam  berbagai konteks  untuk  memecahkan  masalah  dan  mengartikulasikan  konsep  matematika  kepada orang lain merupakan dua komponen utama numerasi (Rachmawati, 2023).

Untuk menjadi lebih terdidik secara finansial, kita dapat memperoleh manfaat dari pengembangan keterampilan berhitung ini. Memiliki kapasitas untuk memahami uang dan mengelolanya dengan benar merupakan komponen penting dari literasi keuangan. Hal ini memungkinkan  anak-anak  untuk  berkembang  menjadi  individu  yang  bertanggung  jawab secara  finansial  yang  terbebas  dari  kekhawatiran  yang  terkait  dengan  utang  dan  yang percaya  diri  terhadap  masa  depan  mereka.  Memiliki  kemampuan  untuk  memahami informasi  numerik  secara  akurat,  seperti  menentukan  apakah  ada  cukup  dana  untuk membayar sewa atau biaya sekolah, kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk menarik  kesimpulan,  mengevaluasi  risiko,  dan  membuat  penilaian  terhadap  masalah keuangan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Setelah diselidiki lebih lanjut, ditemukan bahwa istilah "numerasi" identik dengan istilah "literasi kuantitatif" dan "literasi matematika".

Berikut  ini  adalah  beberapa  kemampuan  dan  pengetahuan  yang  termasuk  dalam literasi numerasi: a. penggunaan simbol dan angka matematika dalam proses menemukan jawaban atas masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari; b. pemeriksaan informasi yang disajikan dalam proses membuat pilihan (Shabrina, 2022).  Sementara itu, Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) menawarkan penjelasan tambahan tentang numerasi. Penjelasan ini menekankan pada kapasitas siswa untuk mengomunikasikan ide-ide mereka secara   efektif,   memberikan   alasan,   menganalisis,   memecahkan,   merumuskan,   dan menafsirkan berbagai masalah matematika dalam berbagai konteks dan bentuk (Qasim et al., 2015)

Siswa menggunakan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berhitung untuk mengomunikasikan bahasa matematika dan mengenali sifat saling terkait dari pengetahuan matematika  di  seluruh  bidang  pembelajaran  dalam  berbagai  situasi  pribadi,  sosial,  dan pekerjaan(Darmastuti   et   al.,   2024).   Komponen   berhitung   meliputi   pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berhitung. Karena pemahaman matematika siswa bervariasi dari satu negara ke negara lain dan dari satu tingkat ke tingkat lainnya, tidak mengherankan bahwa setiap negara membangun sistemliterasi numeriknya sendiri di negaranya sendiri. Di dalam batas wilayah Indonesia, komponen AKM untuk berhitung dipecah menjadi tiga kategori: konten, proses kognitif, dan konteks. Angka, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian,  dan  aljabar  adalah  komponen  yang  membentuk  materi  pelajaran  untuk berhitung.   Di   sisi   lain,   bakat   kognitif   mencakup   kemampuan   seperti   pemahaman, penerapan,  dan  penalaran.  Latar  pribadi,  sosial  budaya,  dan  ilmiah  semuanya  termasuk dalam  berbagai  konteks  yang  mencakup  berhitung.  Komponen  dasar  berhitung  adalah kemampuan untuk memahami ide dan kemampuan matematika, yang mencakup sejumlah komponen tambahan. Terdapat lima komponen yang membentuk numerasi, yaitu sebagai berikut (Goni, 2022):

  • Kemampuan mengenali angka dan hurufKomponen ini mencakup pemahaman tentang urutan huruf dan angka. Siswa harus mampu  mengenali,  menyebutkan,  dan  menulis  huruf  dan  angka  dengan  benar  dan akurat.
  • Selain   kemampuan   penjumlahan,   pengurangan,   perkalian,   dan   pembagian, kemampuan berhitung mencakup kemampuan melakukan operasi matematika tersebut. Siswa harus mampu melakukan operasi matematika dasar dengan akurat.
  • Memperoleh Pemahaman tentang Konsep Kuantitatif:Untuk memiliki pengetahuan ini, siswa harus memahami beberapa konsep matematika, seperti hubungan antara angka, bilangan bulat, pecahan, rasio, dan sebagainya. Prinsip-prinsip ini harus dipahami oleh siswa, baik dari segi maknanya maupun penerapannya.

Pentingnya sistem bilangan

 

Sistem bilangan adalah metode atau cara untuk menuliskan bilangan menggunakan simbol tertentu. Sistem ini memungkinkan kita mengungkapkan nilai-nilai numerik dalam berbagai bentuk dan basis. Sistem numerologi, yang meliputi desimal, biner, heksadesimal, oktal,  BCD,  Grey  Code,  Exess-3,  dan  lainnya,  diklasifikasikan  menurut  dasar  yang digunakan untuk menghitung nilai angka tersebut. Sistem angka adalah seperangkat aturan atau  organisasi  yang  digunakan  untuk  menentukan  nilai  suatu angka (Roza et  al., 2024). Dengan menggunakan sistem bilangan, kita dapat melakukan berbagai operasi matematika dan  komputasi,  serta  menyederhanakan  proses  penghitungan  dan  analisis  data.  Karena sistem bilangan memungkinkan kita memahami dan menangani informasi numerik dengan cara  yang  terorganisasi  dan  efektif,  sistem  bilangan  juga  merupakan  komponen  penting dalam  berbagai  profesi,  termasuk  tetapi  tidak  terbatas  pada  sektor  sains,  teknologi, ekonomi, dan pendidikan. Sementara itu, sistem bilangan desimal sering digunakan dalamkehidupan  sehari-hari  kita  untuk  berbagai  alasan,  termasuk  tetapi  tidak  terbatas  pada pengukuran, transaksi keuangan, dan analisis statistik.

Dalam  matematika,  terdapat  beberapa  jenis  sistem  bilangan  yang  masing-masing memiliki  karakteristik  dan  kegunaan  tersendiri.  Berikut  adalah  beberapa  jenis  bilangan yang umum dikenal (Hermawan & Hasanudin, 2024), yaitu:

  • Bilangan asli yang disimbolkan n dengan anggota bilangan N = (1, 2, 3, 4...).
  • Bilangan bulat yang disimbolkan Z dengan angka Z.
  • Bilangan real yang disimbolkan R.
  • Bilangan  rasional  yang  disimbolkan  Q  dengan  anggota  Q  =  (bilangan  yang  bisa dituliskan dalam bentuk p / q.
  • Bilangan  riil  yang tidak  dapat  ditulis  sebagai  pecahan  dari  dua  bilangan  bulat  disebut sebagai  bilangan  irasional.  Bilangan-bilangan  ini  dilambangkan  dengan  huruf  I  dan memiliki anggota I=. Dengan kata lain, bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dalam bentuk ekspresi matematika p/q.
  • Bilangan imajiner yang disimbolkan NA merupakan hasil kali dari bilangan real dengan satuan  imajiner,  yang  dilambangkan  dengan(i).  Satuan  imajiner  (i)  didefinisikan sebagai (-1).
  • Bilangan  kompleks  yang  disimbolkan  c  merupakan  semua  bilangan  yang  dapat dinyatakan dalam bentuk (a + bi) dengan a, b bilangan real dan i = -1.

Dengan   memahami   berbagai   jenis   bilangan   ini,   kita   dapat   lebih   mudah mengaplikasikan  konsep  matematika  dalam  berbagai  situasi  dan  menyelesaikan  masalah yang lebih kompleks

KESIMPULAN

Kemampuan   berhitung   dianggap   penting   karena   dapat   membantu   individu mengembangkan kepekaan terhadap penyajian fakta, pola, dan deret numerik, serta melatih berpikir untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Karena berbagai kelebihan ini, kemampuan berhitung dapat membantu siswa mengatasi hambatan yang akan mereka hadapi dalam hidup. Selain itu, kemampuan berhitung sangat penting dalam banyak aspek kehidupan karena memiliki potensi untuk berkontribusi pada pertumbuhan sosial, ekonomi, dan  kesejahteraan  bagi  individu  atau  masyarakat.  Karena  memungkinkan  kita  untuk memahami dan menangani informasi numerik dengan cara yang terorganisasi dan efektif, sistem   bilangan   juga   memainkan   peran   penting   dalam   berbagai   sektor,   termasuk pendidikan, ekonomi, sains, dan teknologi. Sementara itu, sistem bilangan desimal semakin banyakdigunakan  dalam  kehidupan  sehari-hari  karena  berbagai  alasan,  termasuk  tetapi tidak terbatas pada pengukuran, transaksi keuangan, dan analisis statistic.

REFERENSI

Boangmanalu, A. M., Irvan, & Nasution, M. D. (2023). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa SMP. MAJU, 10(2), 10--16.

Darmastuti, L., Meiliasari, & Rahayu, W. (2024). Kemampuan Literasi Numerasi : Materi ,   Kondisi   Siswa   ,   dan   Pendekatan   Pembelajarannya. JRPMS   (Jurnal   Riset Pembelajaran Matematika Sekolah), 8(1), 17--26.

Goni, A. M. (2022). Konsep Bilangan dan Pembelajarannya Di Sekolah Dasar. Penerbit Major.

Hermawan,   D.   D.,   &   Hasanudin,   C.   (2024).   Pengenalan   Macam-macam   Bilangan Matematika pada Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran Dan Riset IKIP PGRI Bojonegoro, 1893--1899.

Hidayati,  V.  R.,  Ermiana,  I.,  Haryati,  L.  F.,  Rosyidah,  A.  N.  K.,  &  Anar,  A.  P.  (2023). Sosialisasi   Pentingnya   Pembelajaran   Literasi   dan   Numerasi   Sebagai   Upaya Pencegahan  Learning  Loss  Akibat  Pandemi. Jurnal  Altifani, 3(1),  148--154. https://doi.org/10.25008/altifani.v3i1.344

Lutfiyana,  L.,  Pujiastuti,  E.,  &  Kharisudin,  I.  (2023).  Systematic  Literature  Review : Resiliensi  Matematis  dan  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematis. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 07(November), 2167--2177.

Novitasari, D. (2016). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Fibonacci, 2(2), 8--18.

Nurmajumitasari. (2023). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi FPB dan KPK di Sekolah Dasar. Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), 299--306

Qasim,  Kadir,  &  Awaludin.  (2015).  Deskripsi  Kemampuan  Literasi  Matematika  Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Buton Utara. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika, 3(3), 97--110.

Rachmawati. (2023). Kajian Literatur : Kemampuan Numerasi Pada Perkembangan Peserta Didik Di Lingkungan Sekolah. Cakrawala Jurnal Ilmiah Bidang Sains, 7--14.

Roza,  Y.,  Kh,  M.,  &  Pernando,  Y.  (2024).  Pemanfaatan  Switch  Button  dalam  Konversi Sistem Bilangan Biner ke Desimal Untuk Media Pembelajaran. Journal of Digital Ecosystem for Natural Sustainability (JoDENS), 4(1), 4--8.

Sari, N., Daulay, M. indra, & Nurhaswinda. (2020). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan  Menggunakan  Metode  Struktur  Analisis  Sintesis  (SAS)  di  Sekolah Dasar. Journal on Teacher Education, 2(1), 231--238.

Shabrina,  L.  M.  (2022).  Kegiatan  Kampus  Mengajar  dalam  Meningkatkan  Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 916--924.

Wewe,  M.,  &  Putrini,  M.  A.  (2024).  Etnomatematika  Sistem  Bilangan  Masyarakat Manggarai. Jurnal Ilmiah Mandalika Education (MADU), 2(1), 310--316.

Wicaksono, D., & Iswan. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Penerapan  Model  Pembelajaran  Berbasis  Masalah  Di  Kelas  IV  Sekolah  Dasar Muhammadiyah 12 Pamulang, Banten. Holistika, III(2), 111--126.

Yunarti,  T.,  &  Amanda,  A.  (2022).  Pentingnya  Kemampuan  Numerasi  Bagi  Siswa. SINAPMASAGI   (Seminar   Nasional   Pembelajaran   Matematika,   Sains   Dan Teknologi, 2, 44--48.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun