Konflik utama yang muncul pada tahap ini adalah penyapihan, di mana anak harus mulai mengurangi ketergantungannya pada pengasuh. Jika terjadi fiksasi pada tahap ini, Freud berpendapat bahwa individu mungkin menghadapi masalah ketergantungan yang dapat tercermin dalam kebiasaan seperti makan berlebihan, minum, atau menggigit kuku.
*Tahap analÂ
Pada tahap anal, Freud berpendapat bahwa fokus utama libido terletak pada kemampuan anak untuk mengendalikan kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama dalam tahap ini adalah pelatihan toilet, di mana anak belajar untuk mengontrol kebutuhan tubuhnya. Proses kontrol ini membantu anak merasa bangga dan mandiri.
Freud menyatakan bahwa keberhasilan dalam tahap ini sangat bergantung pada pendekatan orang tua dalam mengajarkan pelatihan toilet. Orang tua yang memberikan pujian dan penghargaan ketika anak menggunakan toilet pada waktu yang tepat akan menghasilkan hasil yang positif, serta membuat anak merasa mampu dan produktif.
 Freud juga percaya bahwa pengalaman positif pada tahap ini membentuk dasar bagi perkembangan seseorang menjadi individu yang kompeten, produktif, dan kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan yang tepat. Beberapa orang tua malah menghukum, mengejek, atau memalukan anak untuk memberikan efek jera. Freud menganggap bahwa respons orang tua yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak negatif. Jika orang tua terlalu keras atau mulai pelatihan toilet terlalu dini, Freud percaya ini dapat membentuk kepribadian anal-retentif, di mana individu tersebut menjadi terlalu teratur, kaku, dan obsesif.
*Tahap phallisÂ
Pada tahap phallic, perhatian utama anak terfokus pada organ reproduksi. Anak mulai menyadari perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai pesaing karena ibu harus membagi kasih sayangnya dengan ayah. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan anak laki-laki yang ingin memiliki ibu dan menggantikan posisi ayah. Namun, anak juga merasa takut bahwa ayah akan menghukum mereka karena perasaan tersebut.
*Tahap latenÂ
Periode laten adalah masa eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, namun diarahkan ke hal-hal lain seperti pencapaian intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan rasa percaya diri. Freud menggambarkan fase laten sebagai periode yang relatif stabil. Karena itu, fase ini sering kali tidak disebutkan sebagai tahap utama dalam teori, melainkan sebagai periode yang terpisah.
*Tahap genitalÂ