Mohon tunggu...
sabrina kamila
sabrina kamila Mohon Tunggu... -

ephemera. satire. prosa. elegi.natural. epic. echoe. symphony. universe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bag. 1

6 Februari 2014   20:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

aku gantian cemberut menatapnya, sebegitu tidak pedulikah aku dengan urusan kampus hingga mengetahui dosen bergelar profesor ekonomi saja aku tidak tahu?

"Becanda Babyyyy, tapi kau memang benar atas dua hal yang kau sebut tadi yang intinya, aku memang sedang tidak punya waktu untuk jalan-jalan hari ini.."

"Jadwalmu sudaah seperti menteri perekonomian saja Analie.. aku saja yang calon hakim agung tidak sesibuk kau" aku memainkan ponsel Analie, gadisku itu kembali berkutat dengan buku tebal tentang hukum persaingan usaha di Indoensia yang intinya tetap sama, melarang setiap kegiatan dan perjanjian yang dapat merugikan konsumen serta menjatuhkan pelaku usaha lain.

aku memandangi wajah Analie yang serius membaca bukunya, wajah inilah yang membuatku luluh untuk pertama kali terhadap seoraang perempuan. kenapa bukan ibu? karena ibuku sudah meninggal sepuluh tahun silam, saat umurku sebelas tahun. analie yang cantik dengan pipi tirus dan rambut pendek, pintar dan tegas membuatku terpana, hingga sekarang tiga tahun lamanya.

kami bertemu di jaman putih abu-abu, Analie adalah anak seoarang penyidik komisi pemberantasan korupsi yang terkenal dengan kejujuran dan kesederhanaan, tidak pernah tampil di layar kaca tapi memegang kendali penuh interogasi terhadap tahanan KPK.  aku sering berdiskusi dengan ayahnya. kebetulan aku adalah mahasiswa hukum, jadi memang harus banyak berdiskusi dengan pejabat almamater hukum. kami masuk universitas yang sama, hanya saja Analie memilih jurusan administrasi bisnis.

baiklah, aku memutuskan berada disini menemani analie-ku membaca buku dengan memainkan androidnya, game yang paling banyak dibicarakan akhir-akhir ini, Flappy bird.

***

aku ingat sekali, sore itu, kedua kalinya aku bertandang ke rumah analie, terhadang oleh ayahnya yang sedang free dari tugas tengah santai menyantap koran sore dan bolu pisang serta teh hijau.

"Sore Om.." sapaku sopan.

"Sore, cari siapa?" laki-laki paruh baya itu menurunkan koran dan posisi kacamatanya, menatap menyelidik, seolah-olah aku adalah tahanan KPK yang hendak diinterogasi.

"Saya teman Analie, Analie-nya ada?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun