Mohon tunggu...
sabrina kamila
sabrina kamila Mohon Tunggu... -

ephemera. satire. prosa. elegi.natural. epic. echoe. symphony. universe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bag. 1

6 Februari 2014   20:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ciyeeeee... yang bokapnya baru dapet promosi gedeeee, langsung deh ganti tungganga. kredit atau cash Jod?" Randy mengelilingi mobil baruku, hadiah ulang tahun dua minggu lagi yang terburu-buru dibelikan, 'sebelum Papa berubah pikiran' katanya, aku memang sudah lama mengidamkan mobil ini, Mitsubishi Proudia.

"Ga penting cash atau engga, yang jelas, kau tidak kuperbolehkna meminjam, honda Jazz-ku masih rawat inap di ketok mejik gara-gara kau menabrakkannya di tiang listrik, sukur aku tidak minta ganti!" jawabku enteng. sebenanrnya aku hari malas ke kampus, pastilah teman-temanku tau bahwa Papaku, orang besar di kepolisian Indonesia menaiki satu tangga jabatan baru, Komisaris Jendral Polisi. mobil ini adalah cicilan kemewahan awal kehidupan baru yang akan kami mulai lagi.

"Analie dimana?" tembakku langsung kepada Randi yang masih terpana dengan mobil ini. sepertinya dia tidak mendengar pertanyaanku.

"Ran, Analie dimana? kau ada lihat dia?" tanyaku sekali lagi, dengan intonasi yang lebih tinggi.

"Ah? eh? apa? Analie? tidak.. eh iya, aku lihat dia tadi didalam perpus.. perempuanmu itu suka sekali mengendap disana.. beda sekali dengan kau.." jawab Randi diakhiri dengan cengiran lebar. aku bergegas meninggalkannya, menuyusl Analie ke perpustakaan.

"Eh Jod!! Jodi!!! kau mau kemana hei? aaah menyesal sekali aku bilang dimana Analie!! kita butuh test ddrive mobil barumu dulu Jod! hei!!!"

aku hanya melambaikan tangan tanpa berniat menoleh kebelakang, membiarkan Randy berteiak kencang memanggil-manggil.

seperti biasa, perpusatakaan selalu sepi. ah, itu dia Analie, gadisku.

"Hai Baby.. dihari yang cerah dan lebih cocok untuk jalan-jalan ini kau lebih memilih tempat menyeramkan ini?" kalimat pembuka, yang tentu saja membuat Analie yang tengah membaca buku hukum perusahaan usaha mendongak sebal, matanya menyipit galak, terlontar dari mulutku.

"Oh ya.. ya.. pastilah kau akan memilih sibuk dengan tumpukan benda ini ketimbang jalan denganku kan? ah ya? bukannya hari ini juga kau ada diskusi penting dengan profesor ekonomi kita?"

"Kau mengenal profesor ekonomi kita? kabar mengejutkan Jod.. kau tau bahwa salah satu dosenmu adalah profesor.." balas Analie riang, menjawil pipiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun