Mohon tunggu...
Sabrina Larasati
Sabrina Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Artikel Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review: Pierre Bourdieu - Habitus & Arena

3 November 2022   02:02 Diperbarui: 3 November 2022   02:10 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Misalnya Pancasila dalam hal ini kita terinspirasi untuk berpikir bahwa Pancasila itu benar, inilah yang disebut doxa. atau upaya untuk mempertahankan kekuasaan dan kelas sosial. 

Bourdieu menyadari bahwa dominasi simbolik adalah bahasa. Bahasa adalah simbol keberadaan. Berpikir disebut bahasa, berpikir menggunakan bahasa. Bahasa merupakan simbol kekuasaan, dalam hal ini bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan kelas sosial seseorang dalam masyarakat.

Dominasi simbolik menciptakan persaingan antar kelas yang dikenal sebagai segregasi dan perlawanan. Keduanya merupakan strategi penegasan kelas sosial. Jika pembedaan digunakan untuk membedakan antara lapisan atas dan lapisan bawah, kebalikannya dikembalikan. 

Perlawanan adalah bentuk perlawanan oleh kelas bawah. Keduanya dapat membawa perubahan sosial jika dibarengi dengan kebiasaan dan modal di bidang yang tepat. Persaingan dipengaruhi oleh strategi yang dijalankan sendiri atau otomatis. Strategi ini dapat berupa investasi biologis dan ekonomi, pendidikan, dan simbolik.

Pendidikan Menurut Pierre Bourdieu

Pierre Bourdieu dalam pandangannya bahwa pendidikan di masyarakat adalah proses untuk mencapai dominasi sosial, sains diajarkan untuk mendominasi simbolisme dimana mempelajari pengetahuan yang dianggap mapan dalam kehidupan sosial. Pendidikan dijadikan kelas untuk menggelembungkan dan menimbulkan ketimpangan dan harus ada perubahan sosial dan pengajaran moral. 

Ajaran moral yang terbaik adalah membangun masyarakat yang bermoral, bukan mengajarkan moralitas. Dalam hal ini, kehancuran pemerintah juga berarti kehancuran rakyat, karena masyarakat mengira kita telah dirugikan, mengapa kita benar. Dengan ini, perlu dibangun struktur sosial yang etis. Pengajaran moralitas juga melibatkan kebiasaan dan arena.

Dalam masyarakat juga terbentuk diskriminasi dan resistensi, yaitu teori kelas. Dari habitus dan arena akan muncul suatu kelas, yang akan dibedakan dari kelas bawah. Di kelas ini malah membuat sesuatu dengan beberapa bentuk perlawanan. 

Perubahan sosial terjadi dalam bentuk diferensiasi, dan hambatannya adalah persaingan. Sebuah arena merupakan konflik antarpribadi di mana strategi diperlukan. Strategi ini berbeda-beda menurut kelasnya, kelas atas mengadopsi strategi merebut kekuasaan dan kelas bawah cara merebut kekuasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun