Berdasarkan hasil riset menujukan bahwa kebanyakan remaja melakukan hubungan seks pranikah disebabkan oleh dorongan untuk melakukan seks yang mereka dapatkan dari video porno, internet, majalah hingga pengaruh teman sebaya (Anissa, 2009). Kecenderungan perilaku seks pranikah dikalangan remaja yang saat ini semakin meningkat terjadi akibat derasnya arus informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang sulit untuk dikendalikan (Sarwono, 2004).Â
Hal tersebut didukung oleh rasa penasaran dan hasrat ingin coba-coba, menjadikan remaja mudah sekali untuk meniru apa yang mereka lihat dan dengar, tanpa mempertimbangkan kembali konsekuensi yang akan mereka terima. Kebanyakan remaja yang berada pada posisi demikian masih awam tentang masalah seksualitas yang seharusnya mereka dapatkan dari orangtuanya. Â Â
Kejujuran dan keterbukaan antara orangtua dan anak dalam meyampaikan informasi dan pesan sangat dibutuhkan, karena sikap tersebut akan membantu dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Degan bersikap jujur dan terbuka akan memudahkan keduanya untuk mengambil tindakan yang tepat dalam upaya mewujudkan hubungan interpersonal yang berkualitas. Hubungan yang positif antara individu dengan keluarga akan mendorong individu tersebut bisa belajar untuk memperhatikan kepentingan orang lain, bisa bekerja sama, berempati dan mengedepankan solidaritas dalam sikap tolong menolong, sehingga pengalaman berinteraksi dengan keluarga juga turut menentukan bagaimana pola tingkah laku remaja dengan orang lain di lingkungan sosialnya (Miasari, 2012).
Komunikasi orangtua-anak tentang seksualitas dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah tipe orangtua. Menurut Fisher (Fauzy, 2015), tipe orang tua atau kepercayaan yang dianut orangtua dan gender dari sang anak akan mempengaruhi keefektifitasan komunikasi seksual dalam keluarga. Orangtua yang kuno cenderung tidak akan melakukan komunikasi seksual pada anak, akibatnya anak akan condong memiliki perilaku seksual yang tinggi.
Faktor kedua adalah pengetahuan atau pendidikan orangtua. Menurut Bastien, dkk (Fauzy, 2015), orangtua yang tidak memiliki cukup pengetahuan tentang seks, akan memilih untuk tidak melakukan komunikasi seksual dengan anaknya. Keengganan orangtua melakukan komunikasi seksual ini lantaran mereka merasa tidak nyaman dan takut jika anak mereka bertanya mengenai seksualitas diluar pemahaman orangtua.
Faktor ketiga adalah gender. Kesamaan gender antara orangtua dan anak akan berpengaruh pada terjadinya komunikasi seksual, sebagai perempuan ibu akan cenderung melakukan komunikasi seksual dengan anak perempuannya dibandingkan anak laki-lakinya. Oleh sebab itu, remaja perempuan cenderung menunjukan perilaku seksual yang sedikit dibanding dengan remaja laki-laki.Â
Faktor keempat adalah kenyamanan. Menurut Lou & Chen (Fauzy, 2015), sebagian besar remaja lebih nyaman untuk melakukan komunikasi seksual dengan teman sebaya, sahabat atau saudara yang lebih tua dibandingkan dengan orangtua mereka. Selain itu, ada faktor lain penyebab terjadinya komunikasi seksual antara orangtua dan anak, yaitu media. Menurut Lou & Chen (Fauzy, 2015), tersedianya media cetak, media internet, televisi dan sejenisnya itu menyebabkan kurangnya komunikasi seksual antara remaja dan orang tuanya. Remaja menjadi lebih asik dan lebih nyaman membicarakan seksualitas dengan teman-temannya berdasarkan informasi yang diperoleh dari media massa.
Dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan negatif antara komunikasi interpersonal dengan perilaku seks pranikah pada remaja, yang artinya semakin efektif hubungan komunikasi interpersonal antara orangtua-anak maka semakin rendah perilaku seks pranikah. Namun, sebaliknya apabila semakin rendah efektifitas hubungan komunikasi interpersonal antara orangtua-anak maka semakin tinggi perilaku seks pranikah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa individu diusia remaja memiliki kemungkinan yang tinggi dalam melakukan seks pranikah. Selain itu, remaja perempuan cenderung menunjukan perilaku seksual yang sedikit dibanding dengan remaja laki-laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H