Keesokan harinya aku bangun ketika mendengar ayam berkokok. Kemudian aku langsung bersiap siap seperti biasa untuk berangkat bekerja.
Diperjalanan menuju tempatku bekerja aku berpikir bagaimana kalau aku pergi ke kota lain untuk mencapai cita-citaku itu. Hal itu membuatku berpikir sampai tak sadar bahwa aku sudah hampir sampai di tempatku bekerja. Setelah selesai bekerja kemudian pulang tanpa pergi kemana-mana terlebih dahulu.
Ketika malam harinya aku pun kembali memikirkan mengenai bagaimana jika aku pergi keluar kota untuk mencapai cita-cita ku itu. Tetapi kemudian aku teringat orang tuaku yang melarangku untuk menjadi musisi. Aku berpikir pasti orang tuaku tidak akan mengijinkan ku untuk pergi ke kota lain apalagi perginya untuk menjadi seorang musisi. Setelah lama berpikir aku akhirnya mempunyai keputusan bahwa aku akan pergi ke kota lain dengan berbekal keyakinan dan keberanian untuk mengembangkan potensi dan kemampuanku dan untuk mencapai cita-citaku itu.
Esok harinya ketika aku dan keluargaku sedang sarapan aku pun mengutarakan niatku untuk pergi ke kota lain kepada keluargaku terutama kepada orang tuaku.
"Ibu, Bapak Dera berniat untuk pergi ke kota lain untuk mencapai cita-cita Dera"
"Apa? Tidak..tidak.. kamu tidak boleh pergi" ujar Bapakku.
"Tapi Pak itu kan demi mencapai cita-cita Dera"
"Tidak sudah ibu bilang kamu tidak boleh menjadi seorang musisi. Apalagi sekarang kamu minta izin untuk pergi ke kota lain" ujar Ibuku dengan nada marah.
"Tapi Bu ini kan sudah menjadi cita-cita Dera sejak dulu. Memangnya kenapa Dera tidak boleh menjadi seorang musisi padahal menjadi seorang musisi belum tentu tidak terjamin hidupnya" tanyaku
"Tidak, menurut Ibu lebih baik kamu menjadi seorang pegawai kantoran karena hidup kamu lebih terjamin" ujar Ibu
"Ibu, Bapak tolong izinkan Dera sekali ini saja. Dera sangat ingin sekali menjadi seorang musisi" ujarku memohon.