1. Pengertian shalatÂ
Secara bahasa , shalat berarti doa atau permohonan . Shalat dalam arti doa atau permohonan sudah dikenal oleh masyarakat Arab sebelum zaman Islam,bahkan sudah menjadi budaya mereka. Shalat dalam tradisi masyarakat Arab sebelum zaman islam atau masyarakat jahiliah adalah doa atau mantra -mantra yang di panjatkan kepada dewa-dewa yang dipersonifikasi pada patung-patung 1. Mereka melakukan ritual tersebut di depan ka'bah karena patung-patung . Disebutkan dalam artian Q.S. Al-Anfal [8];35 " shalat mereka di sekitar baitulah tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka , rasakanlah azab ini karena kamu selalu kafur " .Dengan demikian , shalat dalam budaya jahiliyah adalah membaca mantra ,bersiul,dan bertepuk tangan sebagai komunikasi mereka dengan para dewa guna menolak bacaan dan memohon kebaikan dalam kehidupan merekaJadi, shalat ibadah khusus dengan mengikuti aturan dan tata cara yang ditentukan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah berdasarkan keyakinan tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah . Selain merupakan ibadah khusus , shalat juga merupakan penyerahan diri seorang hamba kepada Allah berdasarkan keyakinan bahwa Allah adalah tuhan yang menguasai langit,bumi dan segala yang ada di antara keduanya
Shalat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi lahir dan dimensi batin. Dimensi lahir shalat adalah shalat yang didefinisikan oleh ulama fiqih sebagai ibadah khusus yang terdiri dari bacaan dan gerakan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan ditutup dengan ucapan salam. Sementara itu dimensi batin shalat adalah suasana hati yang melibatkan perasaan dan kerohanian dalam shalat. Jadi, dimensi batin shalat itu terkait dengan al zawq dan al ruhi, yakni emosi dan spiritual. Dimensi batin shalat menurut para ulama berdasarkan kajian terhadap Al-Qur'an dan sunnah nabi terdiri dari lima komponen pokok yaitu tawadhu,munajat istislam,ikhlas,khusyuk . Dengan demikian , sholat lahir batin terdiri dari tujuh komponen pokok yakni bacaan , gerakan , tawajjuh, munajat, istislam , ikhlas ,dan khusuk yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Dimensi Lahir 1. Bacaan sholat
Bacaan shalat ditentukan oleh rasulullah berdasarkan bimbingan wahyu dri Allah yang disampaikan melalui malaikat jibril . Bacaan shalat berdasarkan kajian para ulama fiqih terhadap sabda dan praktek shlat Rasulullah terbagi dua yakni :
a. Rukun, yang wajib di baca di dalam shalat seperti membaca surah al-fatiha. b. Sunnah , yang dianjurkan dibaca dalam shalat seperti membaca surah
ayat-ayat Al-Qur'an setelah membaca Alfatihah pada rakaat pertama dan kedua
Bacaan shalat seperti bacaan doa iftitah dan doa pembuka didasarkan kepada bacaan yang dicontohkan oleh Rasulullah.
2. Gerakan shalat
Gerakan shalat sebagaimana bacaan shalat yang ditentukan Rasulullah berdasarkan bimbingan malaikat jibril . Gerakan shalat adalah gerakan yang dilakukan dalam shalat , seperti berdiri, mengangkat kedua tangan , rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud , dan duduk tahiyat,baik tahiyat awal maupun akhir . Shalat disebut ibadah khusus karena waktu,jumlah rakaat, dan tata cara shalat ditentukan berdasarkan perintah Allah dan Rasulnya . Allah berfirman dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
 )(
" Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berdzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebutnya) baik ketika kamu berdiri,duduk maupun berbaring . Apabila kamu telah merasa aman , laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah di tentukan atas orang -orang mukmim (Q.S.An-Nisa[4]:103).
2. Dimensi Batin
1. Tawajjuh dalam shalat
Shalat adalah tawajjuh , yakni menghadapkan wajah hamba kepada Allah . Hal ini merupakan dimensi batin yang harus dirasakan dengan mengangkat pada rohani. Jika tawajjuh dalam sholat hanya hanya bermuara secara fisik,esensi shalat belum tercapai , sebab tawajjuh secara fisik hanya berhadap-hadapan dengan ka'bah atau bahkan menghadap kearah ka'bah seperti shalat kita selama ini.
 2. Munajat dalam shalat
Munajat adalah memohon kepada Allah dengan membangun komunikasi personal secara khidmat dan mendalam dengan melibatkan perasaan dan kerohanian . Oleh sebab itu,munajat dalam shalat terasa nikmat ,memuaskan dan lezat secara emosi dan rohani . Munajat adalah dialog personal dengan Allah, bahkan menjadi sebuah curahan hati dengan tuhan yang tidak mengantuk,tidak tidur dan tidak merasa lelah dan bosan dalam memelihara langit dan bumi.
3. Istislam dalam shalat
Istislam dalam shalat adalah menghayati gerakan shalat sebagai manifestasi penyerahan diri kepada Allah . Istislam merupakan esensi keislaman dan kehambaan manusia kepada Allah yang disimbolkan mengangkat kedua tangan dalam takbiratul ihram,ruku,sujud,duduk diantara dua sujud,duduk tahiyat dan menengok kanan dan kiri yang dilakukan bersama dengan ucapan salam . Penyerahan itu menguatkan dimensi kehambaan seorang beriman kepada Allah dalam perspektif hubungan dengan Allah yang dikeluarkan melalui filosofi menebar salam kepada sesama manusia yang berada di sebelah kanan yakni kaum beriman guna mengokohkan kekuatan internal umat Islam dalam barisan rohani yang sama dalam menciptakan kedamaian dan perdamaian dunia dan akhirat, dan yang berada di sebelah kiri, yakni merupakan tanggung jawab sosial orang yang shalat kepada sesama manusia yang berbeda keyakinan guna mewujudkan perdamaian dan kerukunan selama hidup di dunia.
4. Ikhlas dalam shalat
Ikhlas dalam shalat berarti salat dalam suasana suci, bersih, jernih, dan bening secara lahir batin. Keikhlasan melibatkan akidah, ibadah, dan muamalah. Keikhlasan dalam aqidah merupakan pondasi bangunan rumah keislaman dalam tauhid ulhiyyah dan tauhid rububiyyah. Keikhlasan dalam ibadah dimulai dari kesucian diri kita dari najis yang ada pada badan, pakaian, dan tempat shalat. Keikhlasan batin meliputi kesucian jiwa kita dari berbagai penyakit hati. Kesucian dalam muamalah diwujudkan dengan membangun tata pergaulan yang santun, ramah, dan manusiawi. Sementara, keikhlasan dalam shalat adalah melakukan salat dengan motivasi yang bersih, jernih. dan bening semata-mata mengharap keridhaan Allah.
5. Khusyuk dalam shalat
Khusyuk dalam shalat merupakan puncak pengalaman kerohanian dalam shalat. Khusyuk merupakan buah perpaduan bacaan dan gerakan sholat yang tuma'ninah dengan pikiran yang konsentrasi dan perasaan yang terhubung dengan Allah. Khusyuk merupakan hadiah dari Allah kepada orang- orang beriman yang memperhatikan shalat wajib, awal waktu, dan berjamaah di masjid dengan memadukan tawajjuh, munajat, istislam, dan ikhlas, seperti yang sudah disebutkan. Khusyuk terkait dengan bacaan dan gerakan shalat yang tertib, pikiran yang jernih, dan suasana hati yang bening. Khusyu dalam shalat ada korelasinya dengan pola makan dan pola kehidupan pada umumnya.
 Jika pola makan kita sehat, halal, dan toyibah, serta sikap dan perbuatan kita sebelum dan sesudah shalat dalam keadaan aman dan terkendali dari perbuatan dosa, peluang untukÂ
mendapatkan hadiah shalat khusyu terbuka lebar.
3. Shalat: Komunikasi Hamba dengan Allah
Shalat adalah salah satu aspek paling penting dalam agama Islam, dan itu juga dianggap sebagai bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dan Allah. Shalat merupakan ibadah yang dilakukan oleh umat Islam sebagai salah satu rukun Islam yang kelima. Aktivitas shalat dilakukan secara teratur, lima kali sehari, sebagai cara untuk menghadirkan diri kita di hadapan Allah, berkomunikasi dengan-Nya, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta. Shalat bukan hanya tentang kata-kata yang diucapkan dalam doa, tetapi juga tentang perasaan, niat, dan kesadaran spiritual. Ini adalah momen di mana seorang Muslim mengungkapkan rasa syukur, penyesalan, dan permintaan kepada Allah. Shalat adalah cara untuk berbicara kepada Allah tanpa gangguan dan mendengarkan petunjuk-Nya.
Komunikasi hamba dengan tuhannya di dalam shalat merupakan komunikasi khusus yang dilakukan dengan kesucian badan, pakaian, dan tempat shalat dari segala jenis najis yang dipadukan dengan kesucian dari hadas kecil dan hadas besar sehingga dengan kesucian yang komprehensif tersebut seorang hamba bisa meraih kesucian jiwa dan kedekatan denganAllah
4. Salat: Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Akhlak Muslim 1. Pendidikan Akhlak Dalam Shalat Perorangan
Panduan sholat disusun oleh para ulama Fiqh Ibadah sebagai panduan ibadah praktis, terapan, dan terinci. Jika dilakukan dengan baik dan benar, salat akan berfungsi sebagai pendidikan, pelatihan, dan pengembangan akhlak muslim yang berkontribusi dalam mewujudkan kepribadian muslim kaffah.
2. Pendidikan Akhlak dalam Shalat Berjamaah
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam shalat berjamaah dijelaskan sebagai berikut.
1. Shalat berjamaah mendidik umat Islam bahwa imam shalat itu berasal dari jamaah terbaik diantara mereka, baik kualitas bacaan, kualitas keilmuan, kualitas ketakwaan, maupun kualitas amal sosialnya, sehingga kehadiran imam membawa kemantapan, kekhusyukan, dan kedamaian bagi seluruh jamaah dalam shalat. Melalui shalat berjamaah, umat Islam dibiasakan untuk memilih pemimpin, yakni memilih yang terbaik di antara mereka untuk mewujudkan kebaikan dan kemaslahatan bersama.
2. Shalat berjamaah mendidik umat Islam untuk mentaati imam selama imam mengikuti aturan shalat dengan baik dan benar. Namun, jika imam melakukan kesalahan, lupa bacaan, atau lupa gerakan, jamaah harus mengingatkan kesalahan tersebut, kemudian imam mengajak makmum untuk memohon ampun kepada Allah dengan melakukan sujud sahwi, yakni sujud yang dilakukan karena lupa gerakan atau bacaan, sebelum mengakhiri sholat. Dengan demikian, shalat berjamaah menggambarkan miniatur sistem sosial dalam Islam yang menanamkan. kepatuhan kepada imam karena imam mematuhi aturan dengan baik serta mengingatkan imam jika imam menyalahi aturan yang disepakati bersama.
3. Shalat berjamaah awal waktu di masjid menyadarkan kaum muslimin bahwa mereka tidak hidup sendiri, tetapi hidup bersama dengan saudara sesama muslim sehingga shalat berjamaah menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi kaum muslimin dalam membangun persatuan dan kesatuan umat,
Â
pemberdayaan ekonomi jamaah duafa, pengem- bangan kualitas kesehatan, dan pendidikan anak-anak mereka dalam membangun sumber daya manusia melalui zakat, infak, dan sedekah yang dikelola masjid.
4. Shalat berjamaah di masjid dengan konsep pemberdayaan menyadarkan umat Islam bahwa masjid itu bukan hanya tempat shalat bersama, melainkan juga merupakan pranata sosial umat Islam untuk berbagi, berkolaborasi, dan memperkuat persaudaraan sesama kaum muslimin dalam pengembangan ketakwaan dan pemberdayaan kualitas ekonomi. kesehatan, dan pendidikan kaum duafa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H