Mohon tunggu...
sabirin
sabirin Mohon Tunggu... -

IG/BLOG : Sabirinsaiga/sabirinsaiga19.blogspot.com "Pengetahuan hanya akan seperti segelas susu jika tidak disebarkan, tapi akan menjadi seluas lautan jika kita berbagi."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takut Kehilangan

18 Maret 2016   22:11 Diperbarui: 18 Maret 2016   22:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah rintik hujan kita pernah berikrar,...

Kau miliku, dan Aku milikmu....

Dalam tetesan yang berkelabat itu, tangan kita bersentuh erat

Sama-sama takut melepaskan...

Katamu : jangan lepaskan eratnya peganganku.

Lalu semakin kueratkan peganganku..

Kulihat, Kau melukis senyum yang manis.

Disuatu malam, kita pernah sama-sama takjub pada bintang dan saudara-saudaranya...

Malam itu, Kau mendekapku.

Hangat dan Erat.

Katamu : Kau mau terus begini, selamanya, menatap langit malam bersamaku.

Lalu kukecup keningmu...

Kau tersenyum, senyum yang tetap manis.

Masih ingat dengan peristiwa malam minggu pertama kita?

Ketika itu, tak sengaja kusentuh tanganmu

Dan tak  kusangka, Kau membalasnya

Lalu tangan kita saling tak ingin melepas

Mata kita beradu, menyelami satu sama lain.

Katamu : Sudah cukup pedih kisah yang dulu...

Kau ingin bahagia denganku...

Kali itu, giliranku yang tersenyum. Terpesona, tengggelam dalam kata-katamu.

Sekarang, setelah beberapa purnama

Setelah lama kita tak bersua, tak saling tahu satu sama lain

Sekarang, barulah kita tahu,,

Bahwa dulu kita hanya takut kehilangan

Terlalu takut untuk saling mengenang.

Sekarang, setelah berupa-rupa orang baru hadir dan meninggalkan

Ternyata kita masih bisa memiliki fantasi yang indah.

Kita masih bisa bahagia

Karena Kita hanya takut kehilangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun