Oleh
Muhammad Ilham Nurulillah
Disudut cakrawala diraut bumi persada
Diapit dua benua diantara dua samudera
Lahir jambrut katulistiwa ditengah lingkaran api neraka
Merajut banyak peristiwa.
Pada periode pertama
Waktu masih purba dan kala manusi meganut sistem rimba
Yang kuta berkuasa batu logam, timah dan tembaga sebagai pusaka
Bertahan hidup dengan pilihan memangsa atau dimangsa.
Pada periode ke dua
Sang hyang widi tampak pada matahari dan bulan pernama
Wilayah dibagi atas kekuasaan raja – raja
Sampai berkumandang sumpah palapa untuk meyatuka nusantara.
Pada periode ke tiga
Persaudaraan berkedok kolonial akar panjang penjajahan
Akuturasi, asimilasi dan pembodohan bahkan penyesata digelorakan
Seperti hilangnya kemanusiaan dijagat angakara murka.
Pada periode ke empat
Para misionaris melancarkan ragam paham mengenal sang pencipta
Ada yang seamin tapi tak seiman, ada  pula yang serumpun tapi tidak rukun
Perdagangan, perkawinan, perbudakan menjadi jalan utuk mewujudkan kepentingan.
Periode ke lima
Lahir para piningit muda yang membumikan gagasan dan memadukan gerakan
Merangkai mimpi-mimpi yang telah hilang entah kemana
Memantik api  harapan dalam hati yang merdeka.
Periode ke enam
Ideologi menjadi peran utama kisruhan sebuah negara
Tidak ada salah lagi benar bahkan yawa sebagai taruhanya
Kudeta dan  pengkhianatan sampai pada praktik  penghilangan manusia.
Pada perode ke tujuh
Para pewarais tampuk kolnialis menjajah bangsanya sendiri
Budaya kerja rodi, tanam paksa bahka devide at aivera
Korupsi dan hutang menjadi warisan untuk anak cucu pada periode selanjutnya.
Cukup sampai sisi saja biarkan aku merawat lupa pada periode ini
Lupa akibat luka luka yang masih menganga
Melukapan tragedi kelam pada masa yang sudah berlalu
Karena sejatinya tidak ada status  abadi untuk bangsa ini selain bangsa yang terjajah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H