Mohon tunggu...
Salsabila Marista
Salsabila Marista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwi

Mahasisiwi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Generasi Rabbani di Lereng Merapi: Manajemen Pesantren Islamic Centre Muslim Merapi

23 Oktober 2024   14:02 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:35 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Susasan Santri Belajar Ilmu Diniyyah) dokpri

     Program pada I’dad Muhaafizhot kami fokuskan pada penghafalan alqur’an disertai dengan ilmu-ilmu syar’i. Selain itu, para santri juga diajarkan ilmu-ilmu terkait keterampilan dasar rumah tangga dan pengembanan diri, serta esktrakulikuler Tata Boga untuk mengembangkan skill memasak para santri.

Manajemen kepesantrenan yang diterapkan menjadi faktor kunci keberhasilan ICMM dalam membina santri untuk mecetak generasi rabbani yang diinginkan.

Visi dan Misi Islamic Centre Muslim Merapi

Visi pendidikan di Pondok Pesantren ICMM adalah Mewujudkan Generasi Islam yang Rabbani yang memiliki ketakwaan tinggi dan akhlak mulia, sesuai dengan pemahaman salaful ummah. Untuk mencapai visi tersebut, pesantren memiliki empat Misi utama:

  • Menanamkan Aqidah yang lurus serta Akhlak yang mulia sejak dini.
  • Membangun kecintaan terhadap Al-Qur'an melalui program Tahfizhul Qur'an.
  • Menyelenggarakan sistem pendidikan yang islami dan dinamis.
  • Mempersiapkan santri agar mandiri dan berjiwa sosial tinggi, dengan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai tantangan

Pondok Pesantren ICMM membedakan fokus pendidikannya untuk santri SMP dan SMA. Di tingkat SMP, program tahfizhul Qur'an menjadi inti utama, sedangkan di tingkat SMA, selain pelajaran agama Islam, para santri juga dibekali dengan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan slogan "Pinter Ngaji, Jago IT" ICMM berusaha menciptakan keseimbangan antara keahlian religius dan keterampilan modern.

Manajemen Tenaga Didik dan Tenaga Pengasuh

Manajemen tenaga pengasuh dan pendidik di Pondok Pesantren ICMM dilakukan melalui proses rekrutmen yang ketat, termasuk tes dan pelatihan (Training). Kualifikasi untuk menjadi tenaga pengajar, khususnya dalam ilmu agama, adalah minimal lulusan S1, sementara musyrif minimal lulusan SMA yang bersedia menjalankan tugas pengasuhan santri. Untuk menjaga kualitas pembelajaran, diadakan pembinaan rutin setiap pekan, disertai evaluasi berkala terhadap para pengajar dan musyrif.

Pengasuh di Pondok Pesantren ICMM memiliki tugas utama mendampingi santri dalam aktivitas sehari-hari, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas. Jadwal pengawasan diatur secara bergilir, memastikan setiap santri mendapatkan perhatian yang memadai. Evaluasi terhadap kinerja pengasuh dan pendidik dilakukan melalui rapat, di mana tanggung jawab dan pencapaian mereka dinilai untuk menjaga kualitas pembinaan.

Kepengurusan Pondok Pesantren ICMM, terbagi menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pimpinan Pesantren: Suwardi
2. Kabid. Kurikulum: Wahyu Triono, S.Pd
3. Kabid. Tahfidzul Qur'an: Muhammad
4. Kabid. Kesantrian : Puji Raharjo, S.Pd
5. Staff administrasi: Andika Rizki Romadhon, S. Sos
6. Staff pengajar dan pengasuh:
          a. Rusman, Lc
          b. Wahyu Triono, S.Pd
          c. Alif Muttaqin
          d. Puji Raharjo, S.Pd
          e. Andika Rizki Romadhon S.Sos
          f. Suwardi
         g. Muhammad Nabil
         h. Firman Ramadhan Abdul Ghafur
          i. Muhammad Raihan

Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Pesantren

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan santri, Pondok Pesantren ICMM menggabungkan kurikulum agama dengan pendidikan formal sesuai standar sekolah umum. Kurikulum agama difokuskan pada aqidah, akhlak, dan bahasa Arab, sementara kurikulum umum diadaptasi untuk menyesuaikan waktu dan kebutuhan santri di pesantren. 

Pondok Pesantren ICMM juga dalam pembelajarannya menginduk ke salah satu Sekolah Swasta yang berada di Boyolali sehingga para santri mendapatkan Ijazah Formal (Diknas) disamping mendapatkan Ijazah Non-Formal (Pondok). Perancangan kurikulum dilakukan dengan kolaborasi antara staf pendidikan dan Yayasan, dengan modifikasi tertentu untuk menyesuaikan kebutuhan belajar santri.

Proses integrasi kurikulum dilakukan dengan penjadwalan khusus, di mana pelajaran umum dan Tahfizhul Qur'an diselenggarakan dalam waktu yang berbeda namun saling melengkapi. 

Evaluasi santri mencakup ujian tertulis dan pengujian hafalan Al-Qur'an, serta penilaian aspek spiritual melalui observasi terhadap ibadah dan perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pengajaran yang mereka dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun