Mohon tunggu...
Salsabila Marista
Salsabila Marista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwi

Mahasisiwi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Generasi Rabbani di Lereng Merapi: Manajemen Pesantren Islamic Centre Muslim Merapi

23 Oktober 2024   14:02 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:35 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto diambil dari: www.muslimmerapi.com 

Pondok Pesantren Islamic Center Merapi berlokasi di Dukuh Karanganyar RT.10/02, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

 Pondok Pesantren Islamic Centre Muslim Merapi (ICMM) merupakan salah satu pesantren yang tumbuh dari rahmat di balik musibah, yakni erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Di tengah bekas lahar yang merusak, lahirlah sebuah lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk mencetak generasi Islam yang berakhlak mulia dan berilmu.

 Nama Merapi diambil selain mengambil nama tempat berdirinya Pondok ini yaitu di lereng Merapi, juga merupakan kepanjangan dari Menebar Rahmat Atas Petunjuk Ilahi. Berkat bantuan seorang dermawan, Pondok Pesantren ICMM memulai perjalanan pendidikannya dengan fasilitas sederhana berupa sebuah masjid dan asrama, dan kini telah berkembang pesat dengan jumlah santri sekitar 125 orang.

 Sejak awal berdirinya, pesantren ini mengusung visi "Terwujudnya Generasi Islam yang Rabbani" dengan misi "Membangun Aqidah, Akhlak, dan Kecintaan Terhadap Al-Qur'an". Saat ini Pondok Pesantre ICMM, memiliki 2 jenjang pendidikan yakni:

1. Marhalah Salafiyyah Wustho (Setingkat SMP-Putra)

    Marhalah Salafiyyah Wustho setingkat SMP ini kami fokuskan pada pembelajaran tahfizhul qur’an disertai ilmu tajwid dan tahsin, santri-santri yang belum bisa baca alqur’an akan kami ajarkan dari dasar. Selain itu, santri-santri kami berikan pembelajaran diniyah dasar seperti fiqih ibadah, bahasa arab, adab dan akhlak.

2. SMA

    a. Marhalah Salafiyyah ‘Ulyaa (Setingkat SMP-Putra)

       Program pada Marhalah Salafiyyah ‘Ulyaa ini kami terapkan dengan tujuan agar para santri kami memiliki bekal yang kuat dalam aqidah dan manhaj, bahasa arab yang bagus, dan skill IT dengan jargon kami #PinterNgajiJagoIT agar santri siap untuk melanjutkan studinya di dunia perkuliahan maupun bekerja dalam ranah yang sesuai, mengingat skill IT saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.

    b. I’dad Muhaffizhot (Setingkat SMA-Putri) 

     Program pada I’dad Muhaafizhot kami fokuskan pada penghafalan alqur’an disertai dengan ilmu-ilmu syar’i. Selain itu, para santri juga diajarkan ilmu-ilmu terkait keterampilan dasar rumah tangga dan pengembanan diri, serta esktrakulikuler Tata Boga untuk mengembangkan skill memasak para santri.

Manajemen kepesantrenan yang diterapkan menjadi faktor kunci keberhasilan ICMM dalam membina santri untuk mecetak generasi rabbani yang diinginkan.

Visi dan Misi Islamic Centre Muslim Merapi

Visi pendidikan di Pondok Pesantren ICMM adalah Mewujudkan Generasi Islam yang Rabbani yang memiliki ketakwaan tinggi dan akhlak mulia, sesuai dengan pemahaman salaful ummah. Untuk mencapai visi tersebut, pesantren memiliki empat Misi utama:

  • Menanamkan Aqidah yang lurus serta Akhlak yang mulia sejak dini.
  • Membangun kecintaan terhadap Al-Qur'an melalui program Tahfizhul Qur'an.
  • Menyelenggarakan sistem pendidikan yang islami dan dinamis.
  • Mempersiapkan santri agar mandiri dan berjiwa sosial tinggi, dengan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai tantangan

Pondok Pesantren ICMM membedakan fokus pendidikannya untuk santri SMP dan SMA. Di tingkat SMP, program tahfizhul Qur'an menjadi inti utama, sedangkan di tingkat SMA, selain pelajaran agama Islam, para santri juga dibekali dengan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan slogan "Pinter Ngaji, Jago IT" ICMM berusaha menciptakan keseimbangan antara keahlian religius dan keterampilan modern.

Manajemen Tenaga Didik dan Tenaga Pengasuh

Manajemen tenaga pengasuh dan pendidik di Pondok Pesantren ICMM dilakukan melalui proses rekrutmen yang ketat, termasuk tes dan pelatihan (Training). Kualifikasi untuk menjadi tenaga pengajar, khususnya dalam ilmu agama, adalah minimal lulusan S1, sementara musyrif minimal lulusan SMA yang bersedia menjalankan tugas pengasuhan santri. Untuk menjaga kualitas pembelajaran, diadakan pembinaan rutin setiap pekan, disertai evaluasi berkala terhadap para pengajar dan musyrif.

Pengasuh di Pondok Pesantren ICMM memiliki tugas utama mendampingi santri dalam aktivitas sehari-hari, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas. Jadwal pengawasan diatur secara bergilir, memastikan setiap santri mendapatkan perhatian yang memadai. Evaluasi terhadap kinerja pengasuh dan pendidik dilakukan melalui rapat, di mana tanggung jawab dan pencapaian mereka dinilai untuk menjaga kualitas pembinaan.

Kepengurusan Pondok Pesantren ICMM, terbagi menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pimpinan Pesantren: Suwardi
2. Kabid. Kurikulum: Wahyu Triono, S.Pd
3. Kabid. Tahfidzul Qur'an: Muhammad
4. Kabid. Kesantrian : Puji Raharjo, S.Pd
5. Staff administrasi: Andika Rizki Romadhon, S. Sos
6. Staff pengajar dan pengasuh:
          a. Rusman, Lc
          b. Wahyu Triono, S.Pd
          c. Alif Muttaqin
          d. Puji Raharjo, S.Pd
          e. Andika Rizki Romadhon S.Sos
          f. Suwardi
         g. Muhammad Nabil
         h. Firman Ramadhan Abdul Ghafur
          i. Muhammad Raihan

Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Pesantren

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan santri, Pondok Pesantren ICMM menggabungkan kurikulum agama dengan pendidikan formal sesuai standar sekolah umum. Kurikulum agama difokuskan pada aqidah, akhlak, dan bahasa Arab, sementara kurikulum umum diadaptasi untuk menyesuaikan waktu dan kebutuhan santri di pesantren. 

Pondok Pesantren ICMM juga dalam pembelajarannya menginduk ke salah satu Sekolah Swasta yang berada di Boyolali sehingga para santri mendapatkan Ijazah Formal (Diknas) disamping mendapatkan Ijazah Non-Formal (Pondok). Perancangan kurikulum dilakukan dengan kolaborasi antara staf pendidikan dan Yayasan, dengan modifikasi tertentu untuk menyesuaikan kebutuhan belajar santri.

Proses integrasi kurikulum dilakukan dengan penjadwalan khusus, di mana pelajaran umum dan Tahfizhul Qur'an diselenggarakan dalam waktu yang berbeda namun saling melengkapi. 

Evaluasi santri mencakup ujian tertulis dan pengujian hafalan Al-Qur'an, serta penilaian aspek spiritual melalui observasi terhadap ibadah dan perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pengajaran yang mereka dapatkan.

Pesantren selalu berupaya berinovasi dalam pengelolaan pendidikan, seperti mengintegrasikan kurikulum Teknologi Informasi (IT) untuk menjawab tantangan digitalisasi. Pesantren beradaptasi dengan kebijakan pemerintah terkait pendidikan pesantren, selama tidak bertentangan dengan syariat.

Pesantren juga mendukung pengembangan potensi dan minat bakat santri, dimana mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka dengan diikutsertakan dalam berbagai lomba, seperti Lomba MTQ, Lomba Kejuaraan Karate, Lomba Mapsi dan lain-lainnya. Pesantren juga melakukan pendampingan dan pembimbingan dalam mempersiapkan lomba-lomba tersebut.

(Halaqoh Tahfidzul Qur'an)
(Halaqoh Tahfidzul Qur'an)

(Susasan Santri Belajar Ilmu Diniyyah) dokpri
(Susasan Santri Belajar Ilmu Diniyyah) dokpri

(Lomba MTQ Ke XXX Tingkat Kecamatan Cepogo) dokpri
(Lomba MTQ Ke XXX Tingkat Kecamatan Cepogo) dokpri

(Pembelajaran Teknologi Informasi) dokpri
(Pembelajaran Teknologi Informasi) dokpri
Manajemen Pengasuhan dan Keasramaan

Pengasuhan di Pondok Pesantren ICMM tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter santri. Sistem pengasuhan dirancang untuk melatih kemandirian, kedisiplinan dan tanggung jawab santri dalam kehidupan sehari-hari. 

Kegiatan belajar dilakukan pada pagi hingga siang hari, sementara sore hari diisi dengan aktivitas ekstrakurikuler, seperti karate, berenang. Pengasuh atau wali asuh memainkan peran penting dalam memandu santri di luar kelas, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.

Pondok Pesantren ICMM menerapkan sistem reward dan punishment untuk menjaga kedisiplinan. Santri yang melanggar tata tertib akan diberikan sanksi, sementara yang berprestasi diberikan penghargaan. Bentuk komunikasi antara pengasuh dan wali santri dijaga melalui laporan perkembangan secara berkala dan keterbukaan terhadap kritik serta saran.

Dalam menangani konflik antar santri atau antara santri dan pengajar, pesantren mengutamakan pendekatan tabayun (klarifikasi) dan penyelesaian masalah bersama dengan bimbingan pengasuh.

 Setiap masalah yang muncul di antara santri diselesaikan dengan cara musyawarah dan bimbingan oleh pengasuh, sementara program pembinaan rutin di asrama dan pemberian nasehat oleh setiap pengasuh kamar pada setiap waktu halaqah Tahfiz bertujuan meningkatkan spiritualitas dan solidaritas. Untuk pelanggaran tata tertib, diterapkan sanksi yang sesuai tingkatannya, sementara pelanggaran berat dapat berujung pada pengeluaran dari pesantren.

Kehidupan di asrama diatur dengan jadwal piket untuk menjaga kebersihan dan keamanan, termasuk pengawasan CCTV selama 24 jam di setiap kamar. Untuk masalah kebersihan, santri dijadwalkan melaksanakan piket dua kali sehari. 

Asrama berperan besar dalam pembentukan karakter santri. Di sini, santri dilatih dan dibentuk untuk menjadi pribadi dan insan yang bertaqwa, bertanggung jawab serta disiplin didalam setiap amal perbuatannya. Kehidupan bersama di asrama juga menjadi sarana penting untuk memperkuat ikatan sosial dan keimanan para santri.

(Pembinaan Para Santri dengan Wali Asrama) dokpri
(Pembinaan Para Santri dengan Wali Asrama) dokpri

(Ekstrakulikuler Karate) dokpri
(Ekstrakulikuler Karate) dokpri

(Ekstrakulikuler Berenang) dokpri
(Ekstrakulikuler Berenang) dokpri
(Kegiatan sore para santri) dokpri
(Kegiatan sore para santri) dokpri

Manajemen Keuangan dan Pembiayaan 

Pembiayaan operasional Pondok Pesantren ICMM didukung oleh SPP santri yang didapatkan setiap bulannya dan donasi dari para donatur dan muhsinah. Pesantren juga mengalokasikan dana zakat maal untuk membantu santri yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sistem akuntabilitas keuangan diterapkan dengan melaporkan penggunaan dana secara rutin kepada Yayasan, sehingga transparansi dan kepercayaan para donatur dapat terjaga.

Mengenai biaya pada Pondok Pesantren ICMM ini relatif murah dan terjangkau, sehingga bagi semua kalangan bisa menyekolahkan anak-anak mereka di Pondok Pesantren ini. Biaya Administrasi Pondok Pesantren ICMM bisa dilihat sebagai berikut:

Biaya Pendaftaran:Rp.200.000
Biaya Daftar Ulang: Putra (Rp.3.500.000), Putri (Rp.3.200.000)
SPP: Rp.650.000

Biaya Pendaftaran Ulang sudah mencakup Ranjang, Kasur, Almari, Buku Pelajaran, Seragam KBM (2 Pasang), Seragam Karate, dan Almamater.

Manajemen Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren ICMM terus berupaya mengembangkan fasilitas seperti asrama, masjid dan ruang kelas. Tantangan geografis dekat dengan Gunung Merapi dihadapi dengan mematuhi arahan pemerintah terkait keselamatan. Upaya peningkatan kenyamanan mencakup pemeliharaan fasilitas air, listrik, dan sanitasi, serta evaluasi berkala terhadap kebutuhan santri.

Dalam upaya menjaga fasilitas pesantren tetap optimal, perawatan dilakukan secara berkala. Pesantren juga menerapkan kebijakan kebersihan dengan sistem piket santri. Untuk menjaga keamanan, dipasang CCTV di setiap kamar asrama, dan kenyamanan dijaga dengan menyediakan tempat tidur serta fasilitas dasar yang memadai.

Manajemen Komunikasi dan Kemitraan

Untuk menjaga komunikasi efektif, pesantren mengadakan rapat rutin, pengajian, dan pertemuan rutin dengan wali santri. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube digunakan untuk menyampaikan informasi kegiatan pesantren. Pesantren juga membuka ruang bagi kritik dan saran dari wali santri, serta aktif menjaga hubungan baik dengan Masyarakat dan lembaga lain melalui program santunan.

Manajemen Kepesantrenan di Pondok Pesantren Islamic Centre Muslim Merapi menunjukkan pendekatan holistik dalam mengelola pendidikan, pengasuhan, dan sarana pendukung. Tantangan dari perbedaan kemampuan santri hingga kebutuhan adaptasi kurikulum dapat diatasi dengan strategi yang terstruktur. Pesantren ini menjadi contoh bagaimana lembaga pendidikan Islam mampu menjawab tuntutan zaman sambil tetap menjaga nilai-nilai keislaman. Ke depan, tantangan yang harus dihadapi mencakup peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan fasilitas yang lebih memadai. Dengan terus berinovasi dan menjaga hubungan baik dengan para donatur serta masyarakat, ICMM dapat terus berkembang dan menjadi mercusuar pendidikan berbasis Islam di wilayah tersebut.

Web: https://muslimmerapi.com/

Youtube: https://youtube.com/@muslimmerapitv

Instgram: https://www.instagram.com/muslim_merapi

Facebook: https://www.facebook.com/profile

Penulis:

Salsabila Marista Septina Fauziyah (Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)

Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I (Dosen Pengampu Mata Kuliah Model PAI Madrasah/ Pesantren, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun