Mohon tunggu...
Sabilla Oktaviano Safitri
Sabilla Oktaviano Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223010021 - Program Studi S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Mangkunegaran IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   10:33 Diperbarui: 21 November 2024   10:34 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                Untuk memastikan integritas tetap terjaga, Mangkunegara IV menerapkan sistem pengawasan yang ketat di lingkup pemerintahan. Pengawasan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat kontrol, tetapi juga sebagai pengingat bahwa setiap tindakan pejabat akan dievaluasi. Dengan sistem ini, ia menciptakan lingkungan kerja yang lebih bertanggung jawab. 

                Kesederhanaan dalam gaya hidup menjadi salah satu cara Mangkunegara IV mencontohkan integritas kepada bawahannya. Ia menunjukkan bahwa kekayaan dan kekuasaan bukanlah alasan untuk hidup berlebihan. Sikap ini membantu mengurangi keinginan untuk mengambil keuntungan secara tidak sah dari posisi atau jabatan. 

Relevansi Ajaran Moral Mangkunegara IV di Era Modern 

                Nilai-nilai integritas dan anti-korupsi yang diajarkan oleh Mangkunegara IV tetap relevan di era modern. Dengan maraknya kasus korupsi di berbagai negara, prinsip-prinsip yang menekankan kejujuran, pengendalian diri, dan transparansi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Pemerintah dan organisasi dapat belajar dari pendekatan Mangkunegara IV untuk membangun sistem yang bersih dan terpercaya. 

Membangun Budaya Anti-Korupsi melalui Keteladanan 

                Keteladanan adalah cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral. Mangkunegara IV menunjukkan bahwa pemimpin yang berintegritas mampu menginspirasi rakyatnya untuk mengikuti jalan yang benar. Dengan keteladanan ini, ia menciptakan lingkungan yang mendukung praktik baik dan menolak korupsi secara kolektif. 

Filosofi Kebatinan dalam Konteks Globalisasi 

                Dalam dunia modern yang penuh tekanan globalisasi, filosofi kebatinan yang diajarkan oleh Mangkunegara IV menjadi panduan untuk menghadapi tantangan dengan pengendalian diri dan introspeksi. Introspeksi ini membantu individu dan pemimpin memahami prioritas mereka di tengah perubahan yang cepat, menjaga keseimbangan antara nilai tradisional dan kemajuan modern. 

                Mangkunegara IV percaya pada pentingnya pendidikan moral dalam membangun masyarakat yang berintegritas. Hal ini relevan dengan tantangan modern seperti korupsi dan individualisme yang merajalela. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sosial menjadi kebutuhan mendesak di era digital ini. 

                Kesederhanaan yang menjadi ciri kepemimpinan Mangkunegara IV berlawanan dengan budaya konsumerisme yang berkembang pesat. Filosofi ini mengajarkan pentingnya hidup sesuai kebutuhan, menghindari gaya hidup yang boros, dan menjaga harmoni dengan lingkungan, yang sesuai dengan gerakan keberlanjutan masa kini. 

                Dalam kepemimpinannya, Mangkunegara IV memperkenalkan sistem pengelolaan sumber daya yang efisien dan transparan. Nilai ini sangat relevan dengan tantangan modern seperti perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam. Prinsip keberlanjutan ini bisa menjadi model bagi kebijakan pembangunan di era modern. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun