Mohon tunggu...
Sabilla Oktaviano Safitri
Sabilla Oktaviano Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223010021 - Program Studi S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Mangkunegaran IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   10:33 Diperbarui: 21 November 2024   10:34 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                Mangkunegara IV menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi perubahan dengan mengadopsi teknologi dan sistem administrasi modern dari Belanda, tanpa meninggalkan tradisi lokal. Hal ini mencerminkan bahwa seorang pemimpin yang baik harus fleksibel dan terbuka terhadap inovasi demi kemajuan. 

7. Kepedulian terhadap Budaya 

                Sebagai pelindung budaya, Mangkunegara IV memahami bahwa budaya adalah cerminan identitas bangsa. Ia mendorong pengembangan seni dan sastra sebagai bagian dari warisan Jawa, memperkuat kebanggaan rakyat terhadap identitas mereka. Pendopo Mangkunegaran adalah bukti nyata dari dedikasinya terhadap pelestarian budaya. 

8. Komitmen terhadap Pendidikan 

                Ia juga mendukung pengembangan pendidikan untuk masyarakat. Dengan memperkenalkan sistem manajemen modern, Mangkunegara IV memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan adalah alat penting untuk membangun peradaban yang lebih baik. 

9. Visi Jangka Panjang 

                Mangkunegara IV memimpin dengan visi yang jauh melampaui masa jabatannya. Investasinya dalam industri gula dan kopi menunjukkan bagaimana ia mempersiapkan Kadipaten untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Hal ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil. 

10. Kepemimpinan Berbasis Spiritualitas 

                Mangkunegara IV percaya bahwa spiritualitas adalah landasan utama kepemimpinan. Dengan filosofi kebatinannya, ia mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia. Pandangan ini memberinya kekuatan moral untuk memimpin dengan penuh kebijaksanaan.   

                Kebatinan dalam tradisi Jawa sering dipahami sebagai proses memahami diri secara mendalam untuk mencapai harmoni dengan Tuhan, alam, dan masyarakat. Filosofi ini menekankan pentingnya introspeksi dan pengendalian emosi sebagai fondasi kehidupan yang seimbang. Mangkunegara IV memandang kebatinan sebagai inti dari kepemimpinan yang baik, di mana pemimpin harus menguasai dirinya sebelum memimpin orang lain. 

                Mangkunegara IV percaya bahwa pemimpin yang tidak mampu mengendalikan dirinya akan mudah terjebak dalam keserakahan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dengan kebatinan sebagai panduan, ia mempraktikkan pengendalian diri yang tinggi, terlihat dari gaya hidup sederhana meski memiliki kekayaan dan kekuasaan besar. Prinsip ini ditanamkan dalam kebijakan pemerintahan, seperti pemberlakuan sistem gaji tetap untuk pejabat, guna menghindari praktik korupsi. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun