Mohon tunggu...
Sabilla Oktaviano Safitri
Sabilla Oktaviano Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223010021 - Program Studi S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

28 Oktober 2024   21:10 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

What

            Menurut Rangawarsita, penyair besar Jawa  abad ke-19, kepemimpinan lebih dari sekedar kekuasaan atau kemampuan memimpin orang lain. Ia percaya bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab yang melibatkan harmonisasi pemimpin dengan alam, masyarakat dan Tuhan. Dalam bukunya khususnya Serat Paramayoga, Rangawarsita menjelaskan bahwa  pemimpin harus menjalani hidupnya sesuai prinsip Memayu Hayunin Bawana yaitu mempercantik dan melindungi dunia melalui tindakan yang bermanfaat dan bermakna.

            Rangawarsita menyoroti lima prinsip utama kepemimpinan yang bermakna. Yang pertama adalah hanglipi, yang berarti memberikan kehidupan kepada masyarakat dan lingkungan serta mendorong para pemimpin untuk memberikan dampak positif. Yang kedua adalah Hanglungkepi, atau rela berkorban demi kebaikan bersama, yang menunjukkan dedikasi seorang pemimpin yang mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingannya sendiri. Ketiga, Hanruwat, kemampuan memberikan solusi terhadap permasalahan, mewakili seorang pemimpin sebagai pemecah masalah yang handal. Prinsip keempat adalah Hanlungkari yaitu menghormati seluruh pemangku kepentingan, mengedepankan sikap saling menghargai dan mempererat kerja sama. Terakhir, Hangrunkati berarti merayakan setiap individu dan kontribusinya, serta mengajarkan pentingnya menghargai dan mengakui peran setiap individu dalam mencapai tujuan bersama.

Berikut  beberapa nilai penting yang dianutnya dalam mempertimbangkan kepemimpinan:

  • Kebijaksanaan (waskita)

Rangawarsita sangat menghormati kearifan tradisional. Menurutnya,  pemimpin harus bijak dalam mengambil keputusan dan harus mampu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan yang dilakukan.

  • Kejujuran (Fairness)

Kejujuran merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh Rangawarshita. Ia percaya bahwa  pemimpin harus jujur dan adil dalam segala tindakan dan keputusannya.

  • Kerendahan Hati (Andup Assol)

Pak Rangawarsita juga menekankan pentingnya kerendahan hati dalam kepemimpinan. Ia berpendapat bahwa seorang pemimpin harus selalu rendah hati, tidak sombong dan selalu mau belajar dari orang lain.

            Menurut Rangawarshita, etika dan moralitas merupakan landasan terpenting bagi kepemimpinan yang benar dan berkelanjutan. Pemimpin harus mempunyai integritas yang tinggi, berbuat benar, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Menurut Rangawarshita, etika dan moralitas dalam kepemimpinan  dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Menghindari Keserakahan

Keserakahan adalah sifat yang harus dihindari oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang serakah cenderung menjadi egois dan melupakan tanggung jawabnya terhadap orang lain. Menurut Rangawarshita, seorang pemimpin harus hidup sederhana dan tidak tergiur dengan hal-hal materi.

  • Mendahulukan kepentingan rakyat

Kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Para pemimpin harus mendengarkan keluhan dan kebutuhan rakyatnya dan berupaya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi semua orang.

  • Menjaga Kejujuran dan Integritas

Etika dan Moral mengharuskan pemimpin untuk selalu jujur dan menjaga integritas. Keputusan  harus berdasarkan prinsip kebenaran dan keadilan, bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu.

  • Menghormati dan Mengayomi

Pemimpin harus memiliki sikap menghormati semua individu tanpa memandang latar belakang mereka. Mereka juga harus bersikap mengayomi, memberikan rasa aman, dan membimbing masyarakat ke arah yang lebih baik.

            Menurutnya,  pemimpin harus  mengambil keputusan secara bijak, memahami kondisi masyarakat saat ini, dan mengantisipasi tantangan di masa depan. Rangawarshita menggambarkan masa-masa kegilaan atau masa-masa penuh  ketidakpastian dan tantangan dalam karya-karyanya, khususnya dalam Serat Karatida. Ia menekankan, pemimpin harus memiliki kearifan dan wawasan batin untuk memimpin masyarakat menuju kesejahteraan bersama.

            Dalam bukunya khususnya Serat Paramayoga, Rangawarsita menjelaskan bahwa  pemimpin harus menjalani hidupnya sesuai prinsip Memayu Hayunin Bawana yaitu mempercantik dan melindungi dunia melalui tindakan yang bermanfaat dan bermakna. Ia meyakini pemimpin yang baik harus selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan masyarakat serta selalu berusaha  mencapai kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat.

Why

            Kepemimpinan Rangawarsita patut dikaji karena memadukan kearifan lokal, budaya, dan perannya dalam membentuk pola pikir bangsa. Dalam karya seperti Serat Kalatidha dan Serat Sabdatama, Rangawarsita menggambarkan masa-masa kegilaan atau masa-masa yang penuh  ketidakpastian dan tantangan. Ia menekankan, pemimpin harus memiliki kearifan dan wawasan batin untuk memimpin masyarakat menuju kesejahteraan bersama.

            Rangawarsita pun berupaya mengingatkan negaranya akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur Jawa, terutama dalam menghadapi perubahan zaman. Kepemimpinannya dilandasi oleh moralitas dan spiritualitas yang sangat penting dalam membentuk semangat kebangsaan yang kuat dan dermawan.

            Kepemimpinan yang dilandasi nilai-nilai tersebut membantu menjaga identitas budaya dan moralitas masyarakat Jawa serta memberikan pedoman dalam menghadapi ketidakpastian dan godaan yang datang dari luar. Oleh karena itu, gagasan Rangawarshita tidak hanya relevan dengan masa lalu, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi para pemimpin dan masyarakat  modern. Kearifan lokal dalam kepemimpinan sangat penting karena mencerminkan nilai dan norma yang hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini memberikan para pemimpin landasan moral dan etika yang kuat  untuk mengambil keputusan yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

How

            Penyair besar Jawa Rangawarsita menekankan pentingnya kearifan lokal dalam berbagai karyanya seperti Serat Karatida dan Serat Sabdatama. Kearifan lokal membantu para pemimpin:

  • Memahami dan menghargai budaya lokal

Pemimpin yang menghormati kearifan lokal  lebih mungkin mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari komunitasnya.

  • Mengambil keputusan yang relevan

Nilai-nilai lokal dapat menjadi pedoman pengambilan keputusan yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya.

  • Penguatan Identitas Masyarakat

Kearifan lokal melestarikan nilai-nilai budaya yang dapat menjadi identitas yang kuat bagi suatu masyarakat, khususnya dalam menghadapi perubahan global.

  • Peningkatan keharmonisan sosial

Pemimpin yang memahami kearifan lokal cenderung  peka terhadap gerakan sosial dan mampu membangun hubungan  harmonis antar anggota masyarakat.

            Rangawarshita memilih sastra sebagai media utama untuk menyampaikan nilai-nilai kepemimpinannya karena kemampuannya bergema mendalam di hati dan pikiran masyarakat. Melalui karya-karya seperti Serat Kalatidha dan Serat Sabdatama, Rangawarsita mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan pesan-pesan yang sangat menyentuh. Ada beberapa alasan mengapa sastra menjadi pilihan utama Rangawarsita.

  • Keindahan bahasa

Bahasa sastra memiliki keindahan tersendiri yang mampu menyentuh emosi pembacanya dan  lebih mudah menyerap pesannya.

  • Tokoh Alegoris

Sastra memungkinkan masyarakat menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kepemimpinan melalui cerita dan simbol-simbol yang mudah diingat dan direnungkan.

  • Daya Tarik Universal

Karya sastra dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan terpelajar hingga masyarakat umum, sehingga pesan dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.

  • Waktu dan Tempat yang Abadi

Nilai-nilai yang disampaikan melalui karya sastra tidak terikat oleh waktu dan tempat dan dapat tetap relevan bagi generasi mendatang.

Dampaknya terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

  • Pencerahan Moral

Karya-karya Rangawarsita memberikan pencerahan moral dan etika kepada masyarakat serta membantu masyarakat untuk memahami pentingnya nilai-nilai kebijaksanaan, kejujuran dan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari.

  • Pembentukan Identitas Budaya

Rangawarsita berhasil memperkuat identitas budaya Jawa melalui sastra dan membantu masyarakat menjaga kebanggaan dan  nilai-nilai tradisional.

  • Panduan Kepemimpinan

Pesan-pesan  kepemimpinan yang disampaikan melalui karya-karyanya memberikan pedoman bagi para pemimpin untuk menjalankan tugasnya dengan penuh integritas dan semangat yang besar.

            Sama seperti mempelajari kepemimpinan Rangawarsita memerlukan pendekatan  holistik yang mencakup kajian teks sastra, nilai-nilai kearifan, dan filsafat Jawa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Mempelajari teks sastra
    • Mempelajari karya sastra Rangawarsita seperti Serat Kalatidha, Serat Sabdatama,  Serat Paramayoga.
    • Menganalisis pesan-pesan yang terkandung dalam teks tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan, kebijaksanaan, dan moralitas.
    • Menemukan makna simbolik dan alegoris yang digunakan Rangawarshita untuk menyampaikan nilai-nilai kepemimpinan.
  • Nilai Kebijaksanaan
    • Kajian terhadap konsep-konsep kebijaksanaan dalam ajaran Rangawarshita, seperti kewaskitaan (kebijaksanaan), ketidakberpihakan (kejujuran), andandhapasol (kerendahan hati).
    • Menggali bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam konteks kepemimpinan yang efektif dan tepat.
    • Bandingkan konsep kebijaksanaan Rangawarsita dengan gagasan kepemimpinan lain baik dari budaya Jawa maupun  budaya lain.
  • Filsafat Jawa
    • Memahami filsafat Jawa yang melandasi pemikiran Rangawarsita, seperti prinsip Memayu Hayunin Bawana (mempercantik dan melindungi dunia).
    • Mempelajari latar belakang sejarah dan budaya Jawa pada masa Rangawarsita untuk  lebih memahami relevansi filosofi ini.
    • Lihatlah bagaimana filsafat Jawa  mempengaruhi pemikiran  dan pandangan Rangawarsita tentang kepemimpinan.

            Rangawarsita mengkomunikasikan dan menerapkan nilai-nilai kepemimpinannya melalui dua cara utama, yaitu melalui karya sastranya dan melalui tindakannya sebagai tokoh masyarakat.

  • Pesan moral dalam karya-karyanya

Karya Rangawarsita seperti Serat Kalatidha dan Serat Sabdatama sarat dengan pesan moral dan hikmah. Ia menggunakan bahasa sastra untuk menyampaikan pentingnya kebijaksanaan, kejujuran, dan kerendahan hati dalam kepemimpinan.

  • Alegori dan Simbolisme

Ia menggunakan alegori dan simbolisme untuk mewakili nilai-nilai kepemimpinan. Misalnya dalam Serat Kalatidha, ia menggambarkan masa-masa yang penuh ketidakpastian dan bagaimana  pemimpin harus bijak dan jujur.

  • Dialog dan Pendidikan

Karya-karyanya seringkali berbentuk dialog dan cerita yang mengandung pelajaran moral. Hal ini membantu masyarakat  memahami  nilai-nilai tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Melalui kiprahnya sebagai tokoh masyarakat

Contoh: Sebagai seorang penyair dan tokoh masyarakat, Rangawarsita menunjukkan keteladanan dalam hidupnya. Ia dianggap sebagai orang yang bijaksana, jujur, dan rendah hati.

  • Edukasi dan Diskusi

Rangawarsita terlibat aktif dalam edukasi dan diskusi di masyarakat. Ia sering berbagi ilmu dan kebijaksanaannya di konferensi dan ceramah, mengkomunikasikan secara langsung nilai-nilai kepemimpinannya.

  • Membangun kesadaran kolektif

Melalui karyanya, ia berupaya menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya moralitas dan etika dalam kepemimpinan. Ia ingin masyarakat dan para pemimpinnya selalu menjaga integritas dan bertindak demi kebaikan bersama.

 

Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved from Ranggawarsita: https://id.wikipedia.org/wiki/Ranggawarsita

Ciputra, W. (2022, Januari 11). Retrieved from Mengenal Ranggawarsita, Pujangga Terakhir Tanah Jawa dan Karya-karyanya: https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/11/164000078/mengenal-ranggawarsita-pujangga-terakhir-tanah-jawa-dan-karya-karyanya

Hariyanto, S. (2024, Januari 3). Retrieved from Sang Pujangga: Ranggawarsita: https://medium.com/@hariyantosigit/sang-pujangga-ranggawarsita-d1c65c148bcd

Haryudi. (2023, Desember 18). Retrieved from Kisah Ranggawarsita, Pujangga Sakti yang Ramal Pemimpin Indonesia dari Masa ke Masa: https://daerah.sindonews.com/read/1279719/29/kisah-ranggawarsita-pujangga-sakti-yang-ramal-pemimpin-indonesia-dari-masa-ke-masa-1702883527

Wirasandjaya, F. R. (2020, Februari 27). Retrieved from Pujangga Jawa Raden Ngabehi Ranggawarsita Serat Kalatidha dan Zaman Edan: https://www.narasiinspirasi.com/2020/02/pujangga-jawa-raden-ngabehi.html

2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun