Sebagai manusia sosial dan bermajemuk, maka tidak terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, terjadinya pembentukan stratifikasi sosial ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Stratifikasi sosial jika kita lihat dari segi proses maka terbagi menjadi dua yaitu :
a. Stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinyaÂ
b. Stratifikasi sosial terjadi karena adanya kesengajaan guna mencapai suatu tujuan tertentu.Â
Jenis yang pertama proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial yaitu terjadi dengan sendirinya. Contohnya ialah adanya Kepandaian dan kecerdasan merupakan faktor yang tidak pasti atau tidak mutlak karena digunakan sebagai ukuran atau pandangan guna membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dikatakan tidak nyata atau tidak mutlak karena jika kita lihat dalam tingkat kecerdasan, selain bisa di kembangkan, kecerdasaan ini bisa kita gali dengan cara meningkatkan, baik dengan latihan secara rutin maupun latihan-latihan yang lainnya sehingga otak kanan dan otak kiri kita dapat berfungsi dengan baik. Yang kedua stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinya jika dilihat dari segi proses yaitu tingkat umur atau perbedaan usia. Tidak semua masyarakat menerapkan keistimewaan ini yaitu anak sulung yang memperoleh warisan lebih banyak atau lebih unggul dari saudaranya yang lain.
Selanjutnya yaitu adanya senioritas. Contohnya saja dalam jenjang pendidikan perkuliahan. Dimana seorang mahasiswa baru dengan seniornya atau biasa disebut kakak tingkat terdapat perbedaan yang signifikan. Para maba ketika mengikuti organisasi yang ada di kampus, maka ia cenderung diam atau canggung, tidak berani untuk berargumen dikarenakan terdapat kakak tingkatnya yang ia segani bahkan kakak tingkat tersebut merasa lebih pandai atau lebih jago dalam segala hal. Maka terjadilah stratifikasi sosial.
Yang keempat stratifikasi sosial terjadi dengan sendirinya jika dilihat dari segi proses yaitu adanya kekerabatan. Contohnya adalah adanya pembagian waris dalam keluarga, maka yang berhak mendapatkan warisan tersebut yaitu orang-orang yang masih ada hubungan kerabat  dekat. Apabila semakin jauh hubungan kekerabatan tersebut maka semakin kecil kemungkinan ia mendapatkan warisan tersebut.
Selanjutnya yaitu gender atau perbedaan jenis kelamin. Jika dalam ruang lingkup ahli waris, maka laki-laki cendrung lebih banyak mendapatkan warisan dari pada perempuannya. Kemudian jika kita lihat dari segi pekerjaan yaitu peluang laki-laki dalam mencari suatu pekerjaan itu lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Yang keenam proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial dengan sendirinya  jika dilihat dari segi proses yaitu ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan masyarakat adanya ukuran ilmu pengetahuan kerap digunakan khususnya bagi mereka yang menghargai ilmu pengetahuan. Sudah pasti dalam kehidupan masyarakat, orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan dijadikan orang yang di segani dan menduduki lapisan teratas. Contoh ilmu pengetahuan yang menjadi stratifikasi sosial dan sering digunakan tolak ukur masyarakat yaitu adanya gelar atau kesarjanaan dan profesi yang di sandang oleh seseorang.
Jenis kedua proses timbulnya pembentukan stratifikasi sosial jika dilihat dari segi proses yaitu stratifikasi terjadi dengan disengaja hal ini demi mencapai tujuan bersama.  Contoh stratifikasi sosial dengan disengaja yaitu stratifikasi pekerjaan atau occupational stratification. Stratifikasi pekerjaan atau occupational stratification sering kita jumpai dalam kehidupan modern pada saat ini. Contohnya saja dalam sebuah struktur desa. Dalam struktur desa terdapat kepala desa, BPD, sekertaris desa, ketua umum, ketua keuangan desa , ketua perencanaan desa, kepala urusan (kaur) pemerintahan, kaur kesejahteraaan, dan masih banyak lagi. Dari struktur pemerintahan desa tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda baik dari segi fungsi dan tugasnya serta tingkatan tersebut memiliki porsinya sendiri. Meskipun dalam struktur desa tersebut memiliki tingkatan yang berbeda, tetapi mereka hanya memiliki satu tujuan bersama yaitu ingin mensukseskan atau mensejahterakan desa.
Stratifikasi sosial dengan sengaja yang kedua yaitu economic stratification. Masyarakat dalam mendapatkan penghasilan sangatlah berbeda, ini disebabkan karena pekerjaan atau profesi yang dimiliki setiap masyarakat berbeda-beda. Mulai dari petani, nelayan, kuli bangunan, sampai pegawai negeri mendapatkan penghasilan yang berbeda. Penghasilan masyarakat yang berbeda-beda ini membuat adanya kelas sosial, seperti kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
Konsep tentang golongan sosial bergantung pada pandangan atau cara seseorang dalam menentukan golongan sosial. Maka untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti dengan tiga metode yaitu metode obyektif, metode subyektif, dan metode reputasi. Stratifikasi sosial dengan metode obyektif ini dapat dilihat dengan jumlah pendapatan jenis pendidikan dan lama atau tingginya suatu pendidikan. Metode kedua yaitu metode subyektif. Stratifikasi sosial dengan metode subyektif ini dirumuskan melalui sudut pandang anggota masyarakat, dimana hanya masyarakat yang dapat menilai dirinya dalam kategori hierarki kedudukan bermasyarakat. Metode terakhir yaitu metode reputasi yang dikembangkan oleh W. Lioyd Warner Cs.  Stratifikasi sosial dengan metode ini dapat dirumuskan dengan bagaimana anggota masyarakat menempatkan dirinya dalam stratifikasi sosial tersebut.Â
Dengan adanya metode-metode ini tidak bermaksud untuk mencari perbedaan-perbedaan status atau kekuasaan dalam masyarakat. Mungkin dengan adanya berbagai macam masyarakat di luar sana dalam menentukan stratifikasi sosial tidak menggunakan ketiga metode ini. Maka untuk mengadakan perbandingan stratifikasi sosial dalam berbagai macam masyarakat itu tidaklah mudah.
Stratifikasi sosial di lihat dari segi sifat memiliki beberapa bentuk, yaitu :
a. Stratifikasi sosial terbuka
b. Stratifikasi sosial tertutup