A. Pemakai laporan keuangan terdiri atas pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan laba maupun organisasi nirlaba. Pihak yang memakai laporan keuangan antara lain :
1. manajemen perusahaan : manajemen perusahaan memanfaatkan neraca ini untuk mengevaluasi posisi keuangan perusahaan seperti aset, kewajiban, dan ekuitas. Contoh : Manajemen melihat utang terlalu besar dibanding aset, maka mereka mungkin akan memutuskan untuk membayar sebagian utang terlebih dahulu agar keuangan perusahaan lebih stabil.
2. pemilik saham : pemilik atau pemegang saham berhak mengetahui laporan neraca untuk menilai aset perusahaan serta bagaimana kekayaan yang diinvestasikan. Contoh : Jika pemilik usaha melihat aset lebih besar daripada utang, berarti perusahaan punya kondisi keuangan yang baik dan bisa melanjutkan usahanya dengan aman.Â
3. investor berhak mengetahui laporan neraca untuk melihat strukturmodal, resiko, serta menilai kesehatan keuangan pada perusahaan tersebut. Contoh: Seorang investor melihat laporan keuangan dan mendapati perusahaan memiliki aset yang besar dan stabil. Ini bisa menjadi alasan untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut.
4. kreditor para pemberi pinjam akan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utang. Contoh : Sebelum memberikan pinjaman, bank melihat laporan keuangan neraca. Jika perusahaan punya banyak aset tetapi sedikit utang, bank akan lebih yakin untuk memberikan pinjaman karena risikonya lebih kecil.
B. Tindakan yang harus dilakukan perusahaan ketika terjadi permasalahan pada aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tetap tak berwujud.Â
ketika mengalami permasalahan di atas maka langkah yang diambil harus disesuaikan dengan jenis permasalahannya,
- pada aktiva lancar perusahaan bisa mengambil tindakan evaluasi likuiditas yaitu pengetatan arus kas atau penjadwalan ulang utang jangka pendek.
- pada investasi jangka panjang perusahaan bisa melakukan evaluasi portofolio investasi yaitu meninjau kinerja investasi jangka panjang dan pertimbangan untuk melakukan balancing portofolio.
- pada aktiva tetap perusahaan bisa melakukan pemeliharaan dan perbaikan: Jika aset fisik mengalami kerusakan atau mulai usang, perbaikan dan pemeliharaan berkala sangat penting.
- pada aktiva tetap tak berwujud perusahaan bisa melakukan Evaluasi nilai wajar: Jika nilai aktiva tak berwujud, seperti paten atau merek dagang, menurun, lakukan evaluasi berkala untuk memastikan nilai yang dicatat di laporan keuangan sesuai dengan nilai pasar.
C. Aktiva di laporan keuangan, khususnya di neraca, selalu diawali dengan kas karena kas adalah bentuk aset yang paling likuid. Likuiditas mengacu pada seberapa cepat dan mudah aset tersebut dapat diubah menjadi uang tunai tanpa kehilangan nilai.
kas merupakan harta perusahaan paling likuid sehingga akun kas selalu ditempatkan di awal karena digunakan untuk melakukan pembayaran atau melunasi utang.
Alasan mengapa kas selalu ditaruh paling awal dalam aktiva:
1. Likuiditas Tertinggi
2. Memudahkan Pembaca Laporan Keuangan
3. standar akuntansi
D. Ketika semakin harga pada aktiva semakin baikÂ
  Semakin tinggi jumlah aktiva lancar, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
Aset yang besar bisa menjadi tanda positif jika aset tersebut likuid, produktif, dan dikelola dengan baik.
Namun, besarnya aset juga harus dilihat dari kualitas, komposisi, dan rasio terhadap utang. Terlalu fokus pada jumlah aset tanpa memperhatikan manajemen dan produktivitas aset bisa menyesatkan.
  Manajemen yang efisien, penggunaan aset untuk menghasilkan pendapatan, serta rasio aset terhadap utang yang sehat adalah indikator yang lebih baik untuk menilai kekuatan keuangan perusahaan.
Contoh:
Perusahaan teknologi mungkin memiliki sedikit aktiva tetap tetapi menghasilkan keuntungan besar karena efisiensi dalam penggunaan aset seperti teknologi dan pengetahuan. Sementara itu, perusahaan manufaktur besar yang memiliki aset fisik besar mungkin justru mengalami kerugian jika mesin-mesin yang dimiliki tidak digunakan secara optimal.
E. Risiko dari kewajiban lancer, kewajiban jangka panjang, kewajiban lain-lain, dan utang yang didistributor.
1)Â Kewajiban lancar membawa risiko likuiditas jangka pendek, yang dapat mempengaruhi operasional sehari-hari.
Contoh:
Jika perusahaan tidak mampu membayar utang dagang dalam jangka waktu yang disepakati, pemasok bisa memutuskan untuk menghentikan pasokan barang, yang pada akhirnya dapat mengganggu operasional perusahaan.
2) Kewajiban jangka panjang melibatkan risiko bunga, likuiditas jangka panjang, dan solvabilitas perusahaan.
Contoh :
Sebuah perusahaan manufaktur mengambil pinjaman jangka panjang untuk membeli mesin baru. Jika mesin tersebut tidak menghasilkan pendapatan yang cukup, perusahaan bisa kesulitan membayar kembali pinjaman beserta bunga yang dikenakan
3) Kewajiban lain-lain mencakup risiko tidak terduga dan perubahan peraturan.
Contoh:
Sebuah perusahaan menghadapi kewajiban hukum yang signifikan dari sebuah gugatan. Jika mereka kalah dalam kasus ini, perusahaan mungkin harus membayar kompensasi besar yang tidak diantisipasi dalam laporan keuangan.
4) Utang yang didistributor membawa risiko pengalihan kontrol dan potensi biaya tambahan.
Contoh:
Perusahaan retail besar mungkin menjual piutang pelanggannya ke perusahaan faktor untuk mendapatkan uang tunai lebih cepat. Namun, perusahaan faktor mungkin menagih pelanggan dengan cara yang agresif, yang dapat merusak reputasi perusahaan retail tersebut dan mengurangi loyalitas pelanggan.isa kesulitan membayar kembali pinjaman beserta bunga yang dikenakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H