Mohon tunggu...
Haikal Sabil Amaroh
Haikal Sabil Amaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Kader GMNI Raden Wijaya Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Politik, Sejarah Agama, Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian Budaya Populer: Pengaruh Obe Piece dalam Membentuk Nilai dan Budaya di Kalangan Generasi Muda

10 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 10 Januari 2025   04:49 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

One Piece diterima dengan baik di Indonesia karena tema-temanya yang relevan dan karakter-karakternya yang beragam. Karakter seperti Zoro dan Nami sering menjadi inspirasi bagi penggemar, baik dalam aspek moral maupun etika kerja. Selain itu, cosplay dan komunitas penggemar One Piece di Indonesia menunjukkan bagaimana budaya populer ini menjadi bagian dari kehidupan sosial generasi muda.  

Tantangan dan Kritik:

Meskipun One Piece membawa banyak nilai positif, beberapa kritik juga muncul. Misalnya, durasi cerita yang panjang dapat membuat beberapa penggemar kehilangan minat. Selain itu, representasi gender dalam One Piece kadang dianggap stereotipikal, seperti penggambaran tubuh perempuan yang tidak realistis.  

Kesimpulan:

One Piece adalah lebih dari sekadar cerita tentang petualangan bajak laut; karya ini adalah media yang menyampaikan nilai-nilai universal yang relevan dengan masyarakat global, termasuk Indonesia. Dengan tema persahabatan, keberanian, dan keadilan, One Piece memberikan dampak signifikan terhadap pola pikir dan perilaku generasi muda.  

Ke depan, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi bagaimana One Piece memengaruhi aspek lain dari budaya populer, seperti gaya hidup, bahasa, dan interaksi sosial.  

Daftar Pustaka:

- Campbell, J. (1949). The Hero with a Thousand Faces. Princeton University Press.  

- Heryanto, A. (2008). Popular Culture in Indonesia: Fluid Identities in Post-Authoritarian Politics. Routledge.  

- Napier, S. J. (2005). Anime from Akira to Howl's Moving Castle: Experiencing Contemporary Japanese Animation. Palgrave Macmillan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun