Mohon tunggu...
Sabila Khadijah
Sabila Khadijah Mohon Tunggu... Jurnalis - MC-Writter-Public Speaker-Urban and Regional Planning Student

Urban and Regional Planning Student | Freelance Writter | Campus Ambassador Sebelas Maret University 2018 | Mbak Teknik 2018 | Being MC, Writter, and Public Speaker since 2010 | Hi, Please feel free to contact me by: LinkedIn&Instagram : sabilakhadijah | | Email: sabilakhadijah212@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pandemi Corona dan Kota Kreatif Surakarta

1 Mei 2020   10:47 Diperbarui: 1 Mei 2020   11:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diskominfo Kota Surakarta, 2020

Fenomena Pandemik Corona (Covid-19)

Sudah sebulan berlalu sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah virus corona baru sebagai sebuah pandemik. Pandemik Corona (Covid-19) ditemukan pertama kali di kota Wuhan, China pada Desember, 2019 lalu. Hal tersebut tidak dapat diremehkan mengingat hanya ada beberapa penyakit saja sepanjang sejarah yang digolongkan sebagai pandemik. Kondisi ini lantas menjadi fokus dalam berbagai sektor, mengingat jumlah pasien yang dilaporkan terus bertambah serta  dampak yang ditimbulkan terus meningkat.

Pandemik global corona telah menyebabkan berbagai tempat di dunia, termasuk Indonesia mengeluarkan himbauan pembatasan aktivitas. Bahkan, Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka penanganan pandemik corona. Detail mengenai teknis pelaksanaan PSBB merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 dimana terdapat pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) Hal ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi di suatu wilayah tertentu. Begitupun, tagline #Dirumahaja terus digaungkan melalui berbagai media.

Hal ini turut berpengaruh terhadap seluruh kota-kota di Indonesia, termasuk Surakarta yang harus mengeluarkan pernyataan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk memutus penyebaran virus sejak 13 Maret 2020 lalu. Keputusan ini meliputi Car Free Day yang ditiadakan sementara, kegiatan belajar dari rumah, pentas Wayang Orang Sriwedari dan Kethoprak yang diliburkan, kegiatan olahraga di GOR Manahan dan Sriwedari ditutup, destinasi dan transportasi pariwisata ditutup, upacara dan apel bersama di balaikota ditiadakan, acara olahraga dan budaya dibatalkan/ditunda, kegiatan kunjungan kerja dan penerimaan kunjungan kerja dibatalkan, lomba kelurahan ditunda, Musrenbang RKPD ditunda, Mal dan pasar harus menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, pemusnahan kelelawar, kalong dan codot di Pasar Depok, serta himbauan untuk menghindari bersalaman dan cipika-cipiki.

Perkembangan Kota Kreatif 

Konteks pembangunan kota kreatif memuat upaya peningkatan ekonomi kreatif dan penggalian potensi daerah. Kebijakan Kota Kreatif di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 2007 melalui UU Nomor 17 Tahun 2007 dimana salah satu arah kebijakannya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing, berbudaya inovatif dengan berorientasi pada IPTEK. Tujuannya, yaitu memberikan gambaran besar dan menetapkan koridor bagi pembangunan Kota Kreatif di Indonesia. Sedangkan fungsinya, yaitu menjadi rujukan bagi pembangunan Kota Kreatif di Indonesia yang dilakukan oleh lintas pelaku (pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan komunitas kreatif). Kota Kreatif memiliki fokus kepada pengembangan ide dan kreativitas, eksistensi komunitas kreatif (bottom-up) serta rantai nilai kreasi-produksi-distribusi-konsumsi-konservasi.

Kini. ekonomi kreatif turut menjadi tumpuan kota-kota di Indonesia. Hal tersebut semakin ditunjang dengan program Creative City Network (CCN) yang diluncurkan oleh UNESCO pada tahun 2014 dengan misi membuat hubungan kerja internasional pada kota-kota yang meletakkan kreatifitas sebagai aspek strategis untuk pembangunan berkepanjangan. Bahkan, program tersebut juga melibatkan semua pihak yang berkaitan yakni pemerintah, swasta, organisasi profesional, komunitas, serta institusi budaya. 

CCN didesain untuk memfasilitasi sistem pertukaran pengalaman, pengetahuan, serta sumber daya pada anggotanya untuk mengangkat industri kreatif lokal serta menumbuhkan hubungan kerja di semua dunia dalam pembangunan perkotaan yang berkepanjangan. Di Indonesia, terdapat tiga kota yang masuk dalam jaringan Creative City diantaranya Kota Pekalongan di bidang Kerajinan dan Seni Daerah, Kota Bandung di bidang Desain, dan Kota Ambon di bidang Musik. Kota-kota kreatif tersebut dilihat dari berbagai aspek seperti histori, budaya, kreativitas warga, support pemerintah daerah/kota, infrastruktur serta potensi kota. 

Keberhasilan ketiga kota yang telah berhasil masuk dalam CCN menjadi pemacu bagi kota-kota lainnya di Indonesia untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki. Termasuk diantaranya yaitu Kota Surakarta di bidang Seni Pertunjukkan. Kota Surakarta merupakan satu dari sepuluh jajaran Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia yang ditetapkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) 2019 lalu.

Sebagai Kota Kreatif, beragam pagelaran seni pertunjukan senantiasa mewarnai hari-hari warga Surakarta. Terdapat tidak kurang dari 60 kegiatan budaya mulai dari yang berskala kelurahan, kota hingga pentas kesenian bertaraf internasional yang didata oleh Pemerintah Kota dalam calendar event tahunan selama 2018-2019. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Surakarta tidak pernah sepi dari seni pertunjukan, mulai dari seni tradisi hingga modern. Lebih dari sekedar pentas nan menghibur, namun juga upaya nguri-uri kebudayaan adiluhung. Subsektor lainnya seperti craft atau kriya dan kuliner di Kota Surakarta juga sangat beragam dan potensial. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pengelolaan seni pertunjukan di Kota Surakarta mampu menghidupkan sektor ekonomi masyarakat. Seni pertunjukan sudah menjadi bagian dari Kota Surakarta. Terdapat 17 sanggar tari, 13 sanggar ketoprak dan 7 sanggar wayang (surakarta.go.id).

Bukan hanya itu, Kota Surakarta juga memiliki berbagai potensi SDM ekonomi kreatif dan 172 ruang kreatif yang tersebar di berbagai kecamatan. Misalnya saja Kauman, pasar Triwindu, kampung batik Laweyan, Rumah Banjarsari, Papan Kawruh Tirta, Jembatan Kaca Tirtonadi, Taman Budaya Jawa Tengah, Kampung Permata Jayengan, dan masih banyak lagi.

Pandemik Corona dan Dampaknya Bagi Kota Kreatif Surakarta

Adanya pandemik corona telah mempengaruhi berbagai sektor di berbagai belahan dunia. Termasuk diantaranya, kegiatan terkat pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus terpaksa ditunda sementara waktu demi mengurangi penyebaran. Padahal, sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia terutama bagi kota-kota kreatif. Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara.

Seiring dengan industri pariwisata, sektor budaya dan kreatif juga merupakan yang paling terkena dampak krisis coronavirus saat ini (Covid-19). Kota Surakarta sebagai salah satu Kota Kreatif juga harus menunda berbagai penyelenggaraan seni pertunjukkan. Penyelenggaraan agenda berskala nasional dan internasional seperti Solo Indonesia Culinary Festival, Solo 24 Jam Menari, Solo Batik Carnival (SBC), Solo International Performing Arts (SIPA), Solo City Jazz, Solo Batik Fashion, dan berbagai agenda lainnya juga terganggu proses persiapannya bahkan terancam ditunda. Tak hanya itu, sejumlah pertandingan juga harus diundur, bahkan event nasional seperti Run Solo yang diikuti puluhan ribu peserta lari tersebut terpaksa dibatalkan.

Setelah Kota Surakarta mengeluarkan pernyataan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona maka salah satu kebijakan yang diambil yakni menutup destinasi dan transportasi pariwisata. Sehingga, penggunaan ruang-ruang kreatif seperti Benteng Vastenburg, Taman Budaya Jawa Tengah, Laweyan, Kauman, Ndalem Djojokusuman dan lainnya juga turut menurun. Bahkan, banyak pihak pengelola tempat wisata yang memutuskan untuk menutup sementara pusat rekreasi guna mengurangi intensitas kontak fisik antar manusia sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Diantaranya yaitu Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), kegiatan mingguan Market Ngarsopuro, Car Free Day (CFD), kawasan Stadion Manahan, kawasan Stadion Sriwedari Solo.

Surakarta yang populer sebagai penghasil batik ini juga mengalami penurunan pembeli. Batik Solo mempunyai ciri khas memakai warna kecoklatan (sogan) yang isi ruangan bebas warna dengan penentuan warna yang relatif gelap. Dengan adanya pandemik corona ini, jumlah wisatawan dan masyarakat yang datang untuk membeli batik-batik Kota Surakarta juga menurun. Himbauan pembatasan aktivitas orang berkumpul di tempat publik telah menyebabkan kampung-kampung batik, Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), dan toko-toko juga turut sepi.

Pandemik corona saat ini sangat berpengaruh terhadap sektor budaya dan kreatif karena menyebabkan hilangnya peluang pendapatan yang tiba-tiba serta masif. Krisis ini menciptakan ancaman struktural terhadap kelangsungan hidup banyak perusahaan dan pekerja dalam kegiatan budaya dan ekonomi kreatif. Batalnya pameran, festival, dan konser, penutupan taman budaya dan sanggar, merupakan bagian penting dari kota kreatif Surakarta yang ikut terdampak.

Pada ketidakpastian yang sangat besar saat ini, pelaku ekonomi kreatif dan budaya juga menjadi bagian dari yang terdampak oleh pandemik corona. Pembatasan pergerakan, dan konsekuensi hilangnya pendapatan menyebabkan sangat rentan untuk terjadi krisis. Selain itu, banyak tempat seni dan budaya yang telah ditutup selama pandemik corona (Covid-19). Padahal, di Kota Kreatif Surakarta, terdapat banyak kelompok/komunitas seni dan budaya masyarakat setempat yang mengandalkan pertemuan tatap muka untuk melakukan kegiatan mereka. Namun karena dibatasi selama pandemic corona, maka pendapatan mereka juga akan terkena dampak dan mereka akan menjadi lebih rentan.

Pandemik Corona di Kota Kreatif Surakarta telah berdampak pada semua dimensi kehidupan meliputi kesehatan masyarakat, kegiatan sosial budaya, pariwisata, pertunjukkan, tenaga kerja, ekonomi, interaksi sosial, penggunaan ruang publik, dan lingkungan. Perpustakaan, ruang-ruang publik bagi kelompok kesenian dan komunitas, museum, dan seluruh tempat budaya juga ditutup. Pertunjukan, festival, karnaval, dan berbagai agenda pun harus ditunda. Keterlibatan aktif dan kolaborasi seluruh pihak di tengah pandemik corona saat ini sangat diperlukan.

Strategi Di Tengah Pandemik

Kota-kota di seluruh dunia, termasuk Kota Kreatif, telah dipengaruhi oleh pandemik global corona (Covid-19). Berbagai strategi dalam rangka mengatasi dampak pandemik corona harus segera dilakukan. Kekuatan budaya dan kreativitas harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama antar kota dan memperkuat ikatan antar masyarakat. Kota Kreatif harus meningkatkan kerjasama, solidaritas dan kolaborasi di antara kota-kota dengan berbagi informasi, termasuk langkah-langkah inovatif dan praktik yang baik. Termasuk diantaranya melalui budaya dan kreativitas yang dilaksanakan untuk mengatasi tantangan global yang sedang dihadapi. Hal ini juga bertujuan untuk penanggulangan dampak setelah pandemik ini selesai.

Selain itu, upaya menciptakan kemungkinan baru untuk mempromosikan Kota juga harus dilakukan melalui berbagai media meliputi elektronik, cetak, maupun media sosial. Kegiatan-kegiatan seperti promosi pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus terus dilakukan.

Pemerintah Kota Surakarta diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang kreatif dengan membangun Solo Creative Hub untuk meningkatkan komunikasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Creative hub tersebut dapat digunakan sebagai wadah agar kelompok-kelompok kreatif lokal memiliki ruang interaksi dan komunikasi yang lebih terarah antara satu dengan yang lain meskipun tidak bertemu secara langsung. Harapannya creative hub itu mampu mempertemukan para pelaku ekonomi kreatif baik dari segi budaya, seni, maupun ekonomi. Konsolidasi masyarakat saat ini sangat dibutuhkan untuk dapat menyatukan dan memperkuat masyarakat di tengah pandemik. Sehingga, pemanfaatan berbagai media komunikasi terutama media sosial menjadi sangat penting bagi untuk tetap menjaga perkembangan Kota Kreatif (antaranews.com).

Analisis dampak pasca pandemik secara komprehensif dan perencanaan berbagai potensi penunjang kota kreatif di Surakarta juga perlu dipersiapkan. Strategi pemetaan potensi dan lokasi yang dipandang strategis untuk menjadi ruang kreatif juga dapat menjadi opsi untuk dikembangkan dan dioptimalkan.

Kemudian, perlu diingat untuk melakukan penundaan sementara waktu terhadap kegiatan-kegiatan kotra kreatif seperti seni pertunjukkan, event budaya, maupun lainnya yang menggumpulkan masyarakat. Penyelenggaraan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) juga harus dilaksanakan secara online atau ditunda hingga pandemic selesai.

Kesimpulan

Pandemik global corona telah menyebabkan berbagai dampak pada seluruh sektor. Hal ini turut berpengaruh terhadap seluruh kota-kota di Indonesia, termasuk Surakarta yang harus mengeluarkan pernyataan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk memutus penyebaran virus sejak Maret, 2020 lalu.

Adanya pandemik corona telah berpengaruh terhadap perkembangan Surakarta sebagai Kota Kreatif. Diantaranya, kegiatan terkait pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus terpaksa ditunda sementara waktu, penundaan berbagai penyelenggaraan seni pertunjukkan baik yang berskala lokal, nasional, maupun internasional, penutupan ruang-ruang publik dan kreatif, penutupan destinasi dan transportasi pariwisata, menurunnya pembelian produk-produk kota Surakarta, menurunnya pendapatan para pelaku ekonomi kreatif dan budaya. 

Pandemik Corona di Kota Kreatif Surakarta telah berdampak pada semua dimensi kehidupan meliputi kesehatan masyarakat, kegiatan sosial budaya, pariwisata, pertunjukkan, tenaga kerja, ekonomi, interaksi sosial, penggunaan ruang publik, ekonomi, dan lingkungan.

Oleh karena itu, kolaborasi berbagai pihak perlu dilakukan di tengah pandemik. Kekuatan budaya dan kreativitas harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama antar kota-kota kreatif. Kemudian, upaya-upaya lainnya berupa pengembangan dan promosi potensi melalui berbagai media, peningkatan komunikasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, analisis dampak dan perencanaan berbagai potensi penunjang kota kreatif di Surakarta juga perlu untuk terus dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun