Mohon tunggu...
Sabila Khadijah
Sabila Khadijah Mohon Tunggu... Jurnalis - MC-Writter-Public Speaker-Urban and Regional Planning Student

Urban and Regional Planning Student | Freelance Writter | Campus Ambassador Sebelas Maret University 2018 | Mbak Teknik 2018 | Being MC, Writter, and Public Speaker since 2010 | Hi, Please feel free to contact me by: LinkedIn&Instagram : sabilakhadijah | | Email: sabilakhadijah212@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pandemi Corona dan Kota Kreatif Surakarta

1 Mei 2020   10:47 Diperbarui: 1 Mei 2020   11:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya itu, Kota Surakarta juga memiliki berbagai potensi SDM ekonomi kreatif dan 172 ruang kreatif yang tersebar di berbagai kecamatan. Misalnya saja Kauman, pasar Triwindu, kampung batik Laweyan, Rumah Banjarsari, Papan Kawruh Tirta, Jembatan Kaca Tirtonadi, Taman Budaya Jawa Tengah, Kampung Permata Jayengan, dan masih banyak lagi.

Pandemik Corona dan Dampaknya Bagi Kota Kreatif Surakarta

Sumber: Diskominfo Kota Surakarta, 2020
Sumber: Diskominfo Kota Surakarta, 2020

Adanya pandemik corona telah mempengaruhi berbagai sektor di berbagai belahan dunia. Termasuk diantaranya, kegiatan terkat pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus terpaksa ditunda sementara waktu demi mengurangi penyebaran. Padahal, sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia terutama bagi kota-kota kreatif. Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara.

Seiring dengan industri pariwisata, sektor budaya dan kreatif juga merupakan yang paling terkena dampak krisis coronavirus saat ini (Covid-19). Kota Surakarta sebagai salah satu Kota Kreatif juga harus menunda berbagai penyelenggaraan seni pertunjukkan. Penyelenggaraan agenda berskala nasional dan internasional seperti Solo Indonesia Culinary Festival, Solo 24 Jam Menari, Solo Batik Carnival (SBC), Solo International Performing Arts (SIPA), Solo City Jazz, Solo Batik Fashion, dan berbagai agenda lainnya juga terganggu proses persiapannya bahkan terancam ditunda. Tak hanya itu, sejumlah pertandingan juga harus diundur, bahkan event nasional seperti Run Solo yang diikuti puluhan ribu peserta lari tersebut terpaksa dibatalkan.

Setelah Kota Surakarta mengeluarkan pernyataan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona maka salah satu kebijakan yang diambil yakni menutup destinasi dan transportasi pariwisata. Sehingga, penggunaan ruang-ruang kreatif seperti Benteng Vastenburg, Taman Budaya Jawa Tengah, Laweyan, Kauman, Ndalem Djojokusuman dan lainnya juga turut menurun. Bahkan, banyak pihak pengelola tempat wisata yang memutuskan untuk menutup sementara pusat rekreasi guna mengurangi intensitas kontak fisik antar manusia sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Diantaranya yaitu Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), kegiatan mingguan Market Ngarsopuro, Car Free Day (CFD), kawasan Stadion Manahan, kawasan Stadion Sriwedari Solo.

Surakarta yang populer sebagai penghasil batik ini juga mengalami penurunan pembeli. Batik Solo mempunyai ciri khas memakai warna kecoklatan (sogan) yang isi ruangan bebas warna dengan penentuan warna yang relatif gelap. Dengan adanya pandemik corona ini, jumlah wisatawan dan masyarakat yang datang untuk membeli batik-batik Kota Surakarta juga menurun. Himbauan pembatasan aktivitas orang berkumpul di tempat publik telah menyebabkan kampung-kampung batik, Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), dan toko-toko juga turut sepi.

Pandemik corona saat ini sangat berpengaruh terhadap sektor budaya dan kreatif karena menyebabkan hilangnya peluang pendapatan yang tiba-tiba serta masif. Krisis ini menciptakan ancaman struktural terhadap kelangsungan hidup banyak perusahaan dan pekerja dalam kegiatan budaya dan ekonomi kreatif. Batalnya pameran, festival, dan konser, penutupan taman budaya dan sanggar, merupakan bagian penting dari kota kreatif Surakarta yang ikut terdampak.

Pada ketidakpastian yang sangat besar saat ini, pelaku ekonomi kreatif dan budaya juga menjadi bagian dari yang terdampak oleh pandemik corona. Pembatasan pergerakan, dan konsekuensi hilangnya pendapatan menyebabkan sangat rentan untuk terjadi krisis. Selain itu, banyak tempat seni dan budaya yang telah ditutup selama pandemik corona (Covid-19). Padahal, di Kota Kreatif Surakarta, terdapat banyak kelompok/komunitas seni dan budaya masyarakat setempat yang mengandalkan pertemuan tatap muka untuk melakukan kegiatan mereka. Namun karena dibatasi selama pandemic corona, maka pendapatan mereka juga akan terkena dampak dan mereka akan menjadi lebih rentan.

Pandemik Corona di Kota Kreatif Surakarta telah berdampak pada semua dimensi kehidupan meliputi kesehatan masyarakat, kegiatan sosial budaya, pariwisata, pertunjukkan, tenaga kerja, ekonomi, interaksi sosial, penggunaan ruang publik, dan lingkungan. Perpustakaan, ruang-ruang publik bagi kelompok kesenian dan komunitas, museum, dan seluruh tempat budaya juga ditutup. Pertunjukan, festival, karnaval, dan berbagai agenda pun harus ditunda. Keterlibatan aktif dan kolaborasi seluruh pihak di tengah pandemik corona saat ini sangat diperlukan.

Strategi Di Tengah Pandemik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun