Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Risalah tentang Waktu Imsak (Berhenti Makan-Minum) Saat Akan Berpuasa

22 Maret 2024   17:14 Diperbarui: 23 Maret 2024   20:12 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: timeanddate.com

Sumber foto: timeanddate.com
Sumber foto: timeanddate.com

Lembaga/Institusi Pengukur posisi matahari di bawah horizon/ufuk pada dini-pagi hari

Tentu saja seorang Muslim tak perlu repot-repot mengamati tanda-tanda fajar setiap kali ingin berpuasa. Sebab, secara internasional, saat ini tercatat setidaknya ada 22 lembaga/negara yang mengukur waktu shalat di setiap titik di muka bumi (Lihat misalnya aplikasi online MuslimPro, pada feature prayer time conventions), yang menghitung dan menentukan waktu fajar/shalat shubuh.

Namun masing-masing dari 22 lembaga/negara ini berbeda acuan dan kriteria waktu fajar (terkait syarat berapa derajat posisi matahari di bawah horizon jelang pagi hari). Konsekuensinya, mereka juga berbeda dalam menentukan waktu imsak atau awal waktu shalat subuh.

Berikut adalah gambaran posisi matahari di bawah horizon pada dini-pagi hari, dan jarak rentang waktunya dengan waktu terbit matahari.

  • Jika posisi matahari berada pada 12 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 40 menit. Kriteria paling rendah (12 derajat) ini digunakan oleh Musulmans de France (ex-UOIF) Perancis.
  • Jika posisi matahari berada pada 15 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 53 menit. Kriteria ini digunakan oleh Basque Country Spanyol dan France Angel-150 Perancis.
  • Jika posisi matahari berada pada 16 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 57 menit. Kriteria 16 derajat ini digunakan Shia Ithna Ashari (Jafari) di berbagai negara, terutama di Iran dan Irak.
  • Jika posisi matahari berada pada 17,7 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 63 menit. Kriteria 17,7 derajat ini digunakan oleh University of Tehran, Iran.
  • Jika posisi matahari berada pada 18 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 65 menit. Kriteria 18 derajat ini digunakan antara lain oleh Islamic University Karachi, Pakistan; Aljazair, Turki, France Angel-18.
  • Jika posisi matahari berada pada 18,5 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 67 menit. Kriteria 18,5 derajat ini digunakan oleh Ummul-Qura Saudi Arabia.
  • Jika posisi matahari berada pada 20 derajat di bawah horizon/ufuk timur, berarti rentang waktu antara fajar shadiq dan terbit matahari sekitar 73 menit. Kriteria 20 derajat ini digunakan antara lain oleh Indonesia, Malaysia, Brunei, Mesir dan Muslim World League (MWL).

Sebagai ilustrasi: jika mengikuti standar Indonesia (menggunakan kriteria 20 derajat), berarti waktu imsak/fajar shadiq pada Jumat 22 Maret 2024 untuk wilayah Jakarta adalah pukul 04.41 WIB. Pada hari-tanggal yang sama, jika di-switch ke standar Ummul-Qura di Saudi Arabia (menggunakan kriteria 18,5 derajat), waktu imsak akan berubah menjadi pukul 04.47 WIB, atau terpaut sekitar 6 menit.

Bahkan jika disandingkan antara waktu imsak yang menggunakan kriteria tertinggi (20 derajat) dengan kriteria yang terendah (12 derajat), maka selisih waktu imsaknya bisa terpaut lebih dari 30 menit. Contoh: sekali lagi, pada hari Jumat 22 Maret 2024 waktu imsak/fajar di Jakarta dan sekitarnya adalah pukul 04.41 WIB berdasarkan kriteria 20 derajat. Pada hari-tanggal yang sama, jika di-switch ke standar Musulmans de Fance Angel-12, Perancis (menggunakan kriteria 12 derajat), maka waktu imsak menjadi pukul 05.13 WIB, yang berarti terpaut dan lebih telat 32 menit.

Kementerian Agama RI dan kritera 20 derajat

Seperti diketahui, Kementeran Agama RI juga NU dan Muhammadiyah, sudah lama menetapkan dan memutuskan: fajar shadiq, sebagai penentu awal waktu shubuh dan imsak, muncul saat matahari pada posisi -20 derajat di ufuk timur.

Pertanyaannya: kenapa Kementerian Agama RI, termasuk NU dan Muhammadiyah, memilih pendapat bahwa fajar shadiq, sebagai penentu awal waktu shubuh, muncul saat matahari pada posisi -20 derajat di ufuk timur? Padahal secara astronomi, fajar (astronomical twilight) baru muncul ketika matahari pada posisi 18 derajat di bawah horizon. Dengan kata lain, menurut acuan baku astronomi, ketika matahari berada pada 20 derajat di bawah horizon, berarti masih malam, dan belum masuk waktu fajar. Itulah sebabnya, muncul dugaan bahkan tuduhan bahwa jadwal shalat subuh yang dikeluarkan oleh Kemenag RI, lebih cepat dari seharusnya.

Untuk menjawab pertanyaan dan uneg-uneg tersebut, pada 2018, di Labuan Bajo NTT, Kemenag melakukan pengukuran ulang tentang waktu shalat subuh. Hasilnya menunjukkan bahwa jadwal shalat subuh yang sudah diedarkan itu sudah benar. Fajar shadiq, sebagai penentu awal waktu shubuh, muncul saat matahari pada posisi -20 derajat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun