Pertama, adanya sekitar 10 roket yang lolos dan tidak mampu dicegat oleh pertahanan udara Israel menunjukkan bahwa perlindungan udara Israel tidak cukup kuat untuk menghadapi gempuran serangan roket.
Dengan kata lain, serangan roket itu merupakan serangan yang menguji pertahanan udara Israel, yang terbukti tidak mampu membendung semua serangan roket. Artinya juga, bila serangan roket itu lebih masif dan intens, sistem pertahanan udara Israel bisa dipastikan akan lebih kewalahan.
Iron Dome (kuba besi), sistem pertahanan udara Israel yang diandalkan IDF, yang diklaim mampu melindungi wilayah Israel, terbukti menyimpan celah kelemahan yang bisa ditembus.
Kedua, seperti biasanya, Israel hampir bisa dipastikan akan melakukan serangan balasan terhadap serangan roket dari Lebanon. Dan lazimnya, serangan balasan tersebut akan lebih brutal.
Target serangan balasan Israel tersebut diperkirakan akan mengarah ke tiga wilayah secara simultan: Lebanon selatan, Jalur Gaza dan beberapa titik di Suriah.
Ketiga, Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi berapa persisnya jumlah korban di pihak Israel akibat serangan roket tersebut. Berita awal menyebutkan: hanya ada dua warga Israel yang mengalami cedera.
Namun secara keamanan, tiap serangan roket ke wilayah Israel merupakan momok bagi warga Israel. Beberapa gambar video memperlihatkan kepanikan warga Israel yang berhamburan ke jalan-jalan.
Syarifuddin Abdullah | 07 April 2023/ 16 Ramadhan 1444H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H