Kelima, Brasil tak pernah kekurangan bintang atau maha bintang: mulai dari Zico, Pele, Revelino, Rivaldino, Ronaldo, Ronaldinho, Kaka, hingga Neymar dan Richalison. Mereka memiliki kaki-kaki lentur yang seolah ditakdirkan untuk senyawa dengan bola bundar.
Keenam, gol-gol Brasil biasa dikomentari dengan one touch (umpan bola diterima dan langsung ditendang ke gawang lawan dengan hanya satu sentuhan), yang sering berakhir dengan fantastic finish (eksekusi yang fantastik). Lalu ditutup dengan komentar what's a joy (coba lihat kegirangan), what's a jam (begitu indahnya improvisasi pemain secara individual).
Jika pembaca pecandu bola dan memperhatikan ketika Brasil berlaga dengan Serbia, seusai Richarlison mencetak bola saltonya ke gawang Serbia, komentator terdengar berkomentar dengan suara yang ditekan-tekan begini: "...highly skill, to execute it beautifully (kemahiran individu yang sangat tinggi dan dimanfaatkan untuk mengeksekusi gol secara cantik).
Ketujuh, mengacu pada kombinasi untaian keunggulan-keunggulan itu, setiap kali tim Brasil berlaga, para penonton di lapangan dan juga di layar kaca, seolah terhipnotis lantas tanpa sadar mengasumsikan Brasil akan menang. Namun jika akhirnya Brasil kalah (dan itu juga sering), para penonton akan berkomentar kesal begini: nasib Brasil lagi sial.
Syarifuddin Abdullah | 02 Desember 2022/ 07 Jumadil-ula 1444H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H