Sebab insiden yang menelan korban tewas berjumlah ratusan orang akibat berdesakan di ruang (space) yang sempit, sudah sering terjadi. Di Indonesia, kasus teranyar adalah insiden atau tragedi Stadion Kanjuruhan Malang (01 Oktober 2022), yang menewaskan 135 suporter (berdasarkan data per tanggal 24 Oktober 2022).
Dan perlu ditegaskan, insiden overcrowded seperti ini bukan hanya terjadi di event-event sosial (pesta publik) ataupun olahraga.
Jauh sebelumnya, dalam kasus yang berkarakter keagamaan, pernah terjadi pada kasus Terowongan Mina (03 Juli 1990) yang menewaskan 1.424 jemaah haji (644 orang di antaranya jemaah haji Indonesia).
Selanjutnya, peristiwa naas kembali terjadi di tempat pelontaran jumrah Mina (01 Februari 2022), yang menewaskan 251 jemaah haji (54 orang di antaranya dari Indonesia). Semua akibat berdesakan di ruang yang sempit.
Keenam, awalnya saya berasumsi, koridor jalan sempit, selebar kurang lebih empat meter dan miring (menurun/menanjak) itu mungkin memiliki sentuhan magis kekeramatan yang diyakini oleh warga Korea.
Namun berdasarkan hasil googling, koridor itu adalah semacam walking street dari/ke stasiun kereta Itaewon, yang bersisian dengan salah satu landmark kota Itaewon (Hotel dan Shopping Mall Hamilton).
Tapi, paska tragedi Halloween yang menelan korban tewas 151 orang, koridor sempit itu tentu akan meninggalkan jejak horor, setelah menjadi lokasi untuk truly, it's the scariest Halloween and nightmare in Itaewon.
Ketujuh, dibanding insiden serupa, simpati publik global diperkirakan akan terus mengalir secara lebih intens kepada insiden pesta Halloween di Itaewon Korsel.
Maklum, produksi budaya populer Korea sedang ngetrend di berbagai negara. Dan mungkin tidak lama lagi, dalam beberapa pekan ke depan, para penggemar drama Korea akan segera menyaksikan sajian drama-horor-tragis di Itaewon, tentu dengan sentuhan ala Drakor (Drama Korea).
Pray for Itaewon
Syarifuddin Abdullah | 30 Oktober 2022/ 04 Rabiul-tsani 1444H