Pertama, sebagian personil ANDSF berhasil lari keluar dari Afghanisan pada Sabtu dan minggu (14 dan 15 Agustus 2021) ke wilayah Tajikistan. Tapi kan tidak mungkin semua akan berhasil melarikan diri keluar dari Afghanistan.
Kedua, sebagian personil ANDSF mungkin secara sukarela melepas seragamnya, menjadi rakyat sipil dan pulang ke kampung halamannya, sambil menunggu nasibnya ditentukan oleh Taliban.
Ketiga, sebagian personil ANDSF barangkali memilih tunduk dan bahkan bergabung ke pasukan Taliban. Tapi kemungkinan ini sangat kecil.
Keempat, sebagian personil ANDSF melepas pakaian seragam militernya lalu bergabung dengan massa yang antri untuk dievakuasi di Bandara Kabul selama dua pekan terakhir (sejak 15 hingga 28 Agustus 2021). Jika pun ia, jumlah yang berhasil lolos dievakuasi tidak akan terlalu signifikan.
Kelima, sebagian personil ANDSF lari ke wilayah Panjshir, provinsi yang terletak sekitar 65 km ke arah utara dari Kabul. Dan Panjshir memang tidak/belum dikuasai secara penuh oleh Taliban hingga hari ini (31 Agustus 2021). Alasannya, di wilayah Panjshir, memang muncul gerakan perlawanan terhadap Taliban, yang dipimpin Ahamd Shah Masoud. Ada berita yang menyebutkan, sekitar 9.000 (sembilan ribu) mantan ANDSAF telah bergabung dengan pasukan Ahamd Shah Masoud di Panjshir.
Sebagai catatan, Amrullah Saleh, mantan kepala intelijen Afghanistan (NDS/National Directorate of Security) sekaligus mantan Wakil Presiden di era Presiden Abdul Ghani, juga lari dan bersembunyi di wilayah Panjshir, dan mengumumkan bahwa dirinya masih sebagai Wakil Presiden yang sah (sesuai konstitusi), dan bersumpah untuk tidak tunduk pada Taliban, dalam kondisi apapun.
Terus terang, tidak satupun dari lima poin analisis itu yang dapat menjawab pertanyaan kunci: bagaimana nasib ribuan personil ANDSF?
Oleh karena semua personil ANDSF diasumsikan akan diposisikan sebagai musuh Taliban, maka nasib mereka jelas akan ditentukan oleh Taliban. Kita berharap, tidak terjadi aksi pembantaian berdasarkan balas dendam terhadap personil ANDSF. Bisa disimpulkan, para mantan personil ANDSF adalah salah satu kelompok masyarakat Afghanistan yang paling khawatir terhadap nasib jiwanya dan anggota keluarganya.
Sebaba bahkan seandainya pun Taliban memaafkan semua personil ANDSF (mantan musuhnya), tetap saja kondisi dan mekanisme perlakuannya akan tetap sangat kompleks. Karena sulit dibayangkan Taliban akan merekrut mantan personil ANDSF sebagai bagian dari pasukan Taliban.
Dan pertanyaan itu akan tetap layak dilontarkan beberapa pekan-bulan ke depan: Bagaimana nasib seluruh personil ANDSF?
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 31 Agustus 2021/ 22 Muharram 1443H