Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Afghanistan dalam Sorotan Mata Dunia: Kasus "Afghan Collaborators" (4)

18 Agustus 2021   20:16 Diperbarui: 21 Agustus 2021   09:00 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.aljazeera.com/gallery

Alasannya, ketika itu, persis sama dengan alasan penyelamatan Afghan collaborators sekarang ini: melindungi mereka dari kemungkinan aksi balas dendam.

Lantas bagaimana nasib para Afghan Collaborators itu ke depan? 

Amerika Serikat telah membuat kebijakan untuk memberikan Special Immigrant Visa (SIV) untuk menampung para Afghan collaborators.

Amerika bahkan telah bekerja sama dengan beberapa negara Eropa Timur untuk menjadi negara penampungan sementara para Afghan collaborators sebelum akhirnya mereka diangkut ke Amerika.

Untuk wilayah regional Eropa, Josep Borrel, EU High Representative for Foreign Policy, pada 17 Agustus 2021, menegaskan "We cannot abandon them and we will do everything possible to bring them and offer them refuge in the member states of the European Union (kita tidak bisa membiarkan mereka.

Kami akan melakukan segala yang mungkin dilakukan untuk membawa mereka ke Eropa dan menawarkan kepada mereka lokasi-lokasi pengungsian di negara-negara anggota Uni Eropa)."

Sudah ada kesepakatan bahwa Taliban, yang kini menguasai kota Kabul, akan membuat "koridor/jalur aman menuju Bandara Kabul". Dan selama beberapa hari ke depan, berbagai jenis pesawat pengangkut akan take-off dari bandara Kabul yang membawa dan menyelamatkan rata-rata 5.000-an (lima ribuan) Afghan collaborators setiap hari. Salah satu operasi evakuasi besar-besaran yang akan dicatat dan terus diingat dalam sejarah dunia.

Dan sejauh ini, para Afghan collaborators yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan ribu itu, yang selama bekerja sebagai collabotor telah mempertaruhkan nyawanya dan nyawa keluarganya, akhirnya hanya diposisikan sebagai pengungsi (refugees).

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 18 Agustus 2021/ 10 Muhaaram 1443H

Sumber foto: www.aljazeera.com/gallery

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun