Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kemahiran Mengetik dengan 10 Jari, Masih Perlukah?

28 Oktober 2020   00:31 Diperbarui: 29 Oktober 2020   13:20 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pembaca kebetulan kelahiran sebelum dan sampai tahun 1960-an, dan sempat mengecap pendidikan tingkat menengah dan perguruan tinggi, hampir bisa dipastikan ujung jari-jari Anda pernah bersentuhan dengan tuts (tombol huruf-angka-tanda baca) di mesin ketik manual, yang saat digunakan akan memproduksi bunyi bising tak-tik-tuk, dan bisa membuat jari-jari terutama kelingking terasa pegal serius. Dan sebagian dari generasi itu, khususnya para kuli tinta, mahir mengetik dengan sepuluh jari.

Kayaknya sih, sudah jarang banget generasi sekarang yang bisa mengetik dengan 10 jari. Dan generasi milenial memang bisa berargumen begini, untuk apa mahir mengetik 10 jari, yang notabene tak berguna ketika misalnya mengetik di layar handphone yang sempit (area layar handphone rata-rata sekitar 7x13 cm). Jika mengacu semata pada argumen ini, jelas tidak perlu lagi berupaya mahir mengetik dengan 10 jari.

Sebab pengguna handphone umumnya mengetik di layar handphonenya dengan dua jari jempol. Karena delapan jari lainnya di tangan kanan-kiri (telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking) bekerja atau difungsikan menyanggah handphone ketika sedang mengetik.

Dan mengetik di handphone dengan dua jari jempol ini mirip dengan gurauan klasik tentang seseorang yang bisa mengetik di papan keyboard dengan 11 (sebelas) jari, padahal jumlah jari kan hanya sepuluh. Maksudnya hanya bisa mengetik dengan dua jari telunjuk (yang membentuk seperti angka sebelas: 11).

Tiap jari dibatasi wilayah tugasnya

Mahir mengetik 10 jari adalah kedisiplinan menjaga wilayah tugas setiap ujung jari tangan di atas papan tuts (keyboard) yang standar. Dan kemahiran ini umumnya diperoleh melalui kursus khusus. Catatan: saya tak pernah lagi melihat tempat kursus mengetik.

Sebagai gambaran, jari kelingking kiri, misalnya, hanya boleh memencet tombol huruf Q-A-Z. Artinya, kelingking kiri "tak diperkenankan" menyentuh tombol huruf W-S-X yang merupakan wilayah tugas jari manis kiri. Sementara jari telunjuk kanan hanya bertugas memencet huruf U-Y, J-H dan M-N.

Dalam mengetik sepuluh jari, telunjuk merupakan jari yang paling luas wilayah tugasnya karena jari telunjuk kiri bisa bergeser dari hurup F ke G (atau sebaliknya). Demikian juga jari telunjuk kanan, bisa bergeser dari huruf J ke H.

Adapun kedua jempol akan dan hanya memencet tombol/tuts spasi. Terkait dengan wilayah tugas tiap ujung jari di papan mesin ketik ini, bisa di-browsing sendiri.

Itulah sebabnya, orang yang mahir mengetik 10 jari bisa mengetik tanpa kesalahan, meskipun tidak melihat ke papan keyboard. Karena setiap ujung jarinya diasumsikan "memiliki mata" dan tahu wilayah tugasnya.

Sumber foto ilustrasi: www.barangtempodoeloe.com
Sumber foto ilustrasi: www.barangtempodoeloe.com
Dan ketika sedang mengetik, semua jari harus tetap menempel pada tuts barisan tengah: kelingking kiri di huruf A, jari manis kiri di huruf S, jari tengah kiri di huruf D, dan telunjuk kiri di huruf F. Sebaliknya, kelingking kanan di simbol titik-dua/titik-koma, jari manis kanan di huruf L, jari tengah kanan di huruf K, dan telunjuk kiri di huruf J.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun