Secara personal, dulu, kalau lagi mengetik di mesin ketik manual, saya diam-diam suka "merasa iba" dengan kelingking kanan-kiri. Sebab jari yang paling mungil dan lentik-kurus itu diberi tugas berat: memencet tombol untuk menghasilkan huruf kapital (shift), dan pencetannya harus sempurna (full ke bawah) agar huruf kapital tercetak rata di kertas.
Ketika akhirnya dunia sains menemukan mesin ketik elektrik, lalu berkembang ke komputer dengan keyboard-nya, kemudian handphone, maka kelelahan jari-jemari yang muncul setiap usai mengetik di mesin ketik manual, sudah tak terasa lagi. Dan poin yang menarik di sini: mereka yang mahir mengetik 10 jari di mesin ketik manual, akan merasa enteng banget ketika mengetik di keyboard komputer.
Tiga manfaat utama mahir mengetik dengan 10 jari
Setidaknya, ada tiga manfaat yang bisa dinikmati oleh orang yang mahir mengetik dengan 10 jari:
Pertama, bisa mengetik lebih cepat, dibanding orang yang hanya bisa mengetik dengan 11 jari (dua telunjuk saja). Sebab mengetik dengan "sebelas jari", dua jari telunjuk itu memerlukan "waktu" mondar-mandir dan menjelajah dari tombol ke tombol di papan tuts.
Kedua, tetap rileks ketika sedang mengetik. Sebab orang yang mahir mengetik 10 jari bisa mengetik sambil merem, tanpa melihat tombol huruf di papan tuts keyboard, dan hasil ketikannya tetap benar semua, tak satu pun huruf yang salah. Artinya juga, ketika sedang mengetik, mata tetap bisa melihat ke layar komputer atau kertas/naskah yang ingin disalin/diketik. Dan proses mengetik tanpa melihat ke papan tuts ini sangat membantu memaksimalkan konsentrasi.
Dan orang yang benar-benar mahir mengetik 10 jari, bahkan bisa mengetik mengikuti semua kata-kalimat orang yang sedang berbicara, secara real-time dan nyaris tanpa kesalahan.Â
Dulu (saya nggak tahu apakah masih ada), di ruang pengadilan biasanya ada pegawai yang khusus bertugas mengetik semua kata-kalimat yang diomongkan hakim, terdakwa, penunut, pembela dan saksi untuk kepentingan dokumentasi jalannya proses persidangan.
Dua manfaat pertama di atas berkaitan langsung dengan manfaat ketiga, mengetik mengikuti ritme dan laju pikiran
Banyak penulis pemula yang mengeluhkan kendala ketidakmampuan menuntaskan tulisan (mandek dalam menulis). Tulisan sudah dimulai kemudian mandek di tengah jalan, dan artikel akhirnya tidak tuntas.
Kendala mandek menulis di tengah jalan ini antara lain disebabkan karena "pikiran" berproses lebih cepat dibanding kemampuan (kecepatan) tangan menuliskan atau mengetikkan pikiran itu.