Ketika melintas di pesisir utara Danau Lugano, khususnya bagian danau yang berada di wilayah Swiss, suasana keindahan alam terasa lebih nendang. Seorang teman perjalanan berkomentar ringkas begini: ketika menciptakan alam Swiss, Tuhan sedang tersenyum. Hasilnya adalah keindahan alam Swiss sejuah mata memandang.
Tak lam setelah melewati danau Lugano, matahari pelan-pelan menyelinap di celah-celah pegunungan Alphen. Malam sudah tiba, dan sesuai agenda, perjalanan lanjut menuju kota Konstanz di wilayah Jerman bagian selatan, dekat perbatasan Swiss. Melintasi beberapa kota utama di Swiss: Luzern dan Zurich.
Day-6: Danau Konstanz dan Rheinfall Swiss
Pada hari ke-6, ada tiga agenda perjalanan: berkunjung ke Danau Konstanz; kemudian bergeser ke titik terakhir perjalanan: Rheinfall schaffhausen Swiss (air terjun terbesar di Eropa yang dialiri sungai Rhein). Meski dikategorikan terbesar di Eropa, Rheinfall di wilayah Swiss tentu tidak seeksotik misalnya dengan Niagara Falls di perbatasan Amerika dan Kanada; dan ketiga, melanjutkan perjalanan kembali ke Den Haag.
Sebagai catatan, di wilayah Eropa Barat, hanya Jerman yang masih dan tetap menyediakan ruas jalan tol yang membolehkan pengendara memacu kendaraannya dengan kecepatan tanpa batas. Jadi kalau masih segar, dan sedikit punya nyali, pengendara bolehlah sesekali memacu kendaraan sampai 200 km per jam.
Dan alhamdulillah, selama perjalanan, semua peserta wisata sehat afiat, dan tiba dengan selamat di Den Haag sekitar pukul 02.00 dinihari, dan itu sudah masuk hari ke-7.
Catatan:
Pertama, setibanya di Den Haag, saya mengecek ulang catatan angka di spidometer mobil, yang menjunjukkan perjalanan dari Den-Haag-Brussel-Luxemburg-Perancis-Monaco-Genoa-Milan-Swiss-Jerman sampai kembali lagi ke Den Haag, yang rutenya membentuk lingkaran lonjong, menempuh total jarak kurang lebih 3.000 (tiga ribu) kilometer. Sebuah pengalaman yang kalaupun mau, mungkin akan sulit diulang, dan tentu saja layak dikenang dan pantas diceritakan.
Kedua, berwisata antar negara dan antar kota di Benua Eropa, para pelancong dapat menemukan destinasi wisata yang menarik dan layak ditengok di setiap kota. Tapi umumnya, waktu yang tersedia tidak akan pernah cukup untuk menjajal semua obyek yang dilewati.
Ketiga, perjalanan antar negara atau antar kota dan juga di dalam kota, selalu ada kemungkinan salah mengambil jalur jalan, yang dulu populer disebut nyasar di jalan. Namun sejak GPS ditemukan, nyasar sudah tidak mungkin terjadi. Yang akan terjadi adalah menempuh jalur yang lebih jauh. Sebab begitu pengendara salah jalan, GPS akan kembali mengarahkan ke tujuan awal, dengan jalur melingkar, yang tentu saja akan mengakibatkan jarak dan waktu tempuhnya menjadi lebih jauh.