Pada hari kelima, rombongan melanjutkan perjalanan dari Nice (Perancis) ke arah timur menuju Genoa (Italia), lalu membelok ke utara menuju Danau Como (Italia), yang berjarak dari Nice sekitar 400 km, melintasi Monaco dan juga Milan.
Ketika memasuki wilayah Italia, kendaraan melintasi jalur tol yang umumnya dibangun dan melintasi kira-kira antara puncak gunung dan pesisir, sehingga pelintas/pengendara sekaligus dapat menikmati dua obyek sekaligus: pantai dengan hamparan mirip karpet biru lautnya, dan pegunungan dengan hijau pepohonan.
Karena jalan tol itu dibangun dari lereng-lereng, yang sepintas terlihat seperti menghubungkan satu puncak ke puncak gunung berikutnya, maka tiap sebentar kendaraan harus melintasi puluhan terowongan dengan panjang yang bervariasi.
Saya membatin: jalan tol yang melintasi puluhan terowongan itu memperlihatkan keseriusan membangun jalur tol yang diupayakan sebisa mungkin tetap lurus, agar kendaraan tetap dapat melaju dengan kecepatan minimal 100 km per jam.
Setelah melewati Genoa di selatan Italia, menuju Danau Como yang terletak dekat perbatasan Italia-Swiss, rombongan melewati beberapa kota yang pada awal pandemi sering diberitakan sebagai cluster awal wabah covid-19 di Italia, seperti provinsi Bergamo.
Tapi pada bulan Agustus 2020, perkembangan covid-19 di Italia relatif sudah terkendali, jika dibanding misalnya dengan Perancis. Pertambahan harian kasus covid-19 di Italia sejak awal sampai 24 Agustus 2020, rata-rata lebih dari 500 kasus baru per hari. Sementara di Perancis rata-rata lebih dari 2.500 kasus baru per hari.
Di sebuah rest area antara Genoa dan Milan, rombongan mampir makan siang. Di counter kopi, saya memesan secangkir kopi espresso, dan nikmatnya tak tergambarkan. Secangkir terasa belum cukup, saya lalu kembali memesan, kali ini, double-espresso. Artinya, hari itu, saya menikmati tiga cangkir espresso sekaligus. Kenikmatan kopi hasil racikan asli Italiano.
Sekitar pukul 15.00, kami tiba di danau Como. Dan seperti umumnya wisata danau, Lake Como di Italia tak jauh beda misalnya dengan Telaga Sarangan di lereng Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur. Perbedaannya mungkin hanya desain dan pengelolaannya.
Di Lake Como ada wisata naik kereta dari lereng menuju puncak dengan ketinggian sekitar 200 meter, menggunakan kereta khusus, dan rel keretanya menempel dari lereng ke puncak gunung dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Bagi Anda yang memiliki trauma takut ketinggian sebaiknya tidak mencobanya.
Dari Lake Como, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Lugano, yang sebagian masuk wilayah Swiss, sebagian lainnya masuk wilayah Italia. Karena waktu sudah menjelang malam, rombongan memutuskan tidak berhenti di Danau Lugano.