Saya pernah sengaja ngobrol dan meminta komentar seorang Dubes dari Amerika Selatan tentang Pak Puja, dan Dubes dari Brazil berkomentar begini: "Your ambassdor (Mr. Puja) is a multi-talented figure, a diplomat par excellent".
Mengukuhkan hubungan RI-Belanda
Karena berbagai pertimbangan di bidang ekonomi-sosial-politik-historis, hubungan Indonesia-Belanda selama ini sebenarnya telah berjalan baik berdasarkan prinsip "saling menghargai dan orientasi menatap masa depan". Namun kehadiran Pak Puja sebagai Dubes RI di Belanda memberikan sentuhan dan bobot khusus.
Pembaca mungkin masih ingat, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda berkunjung ke Indonesia pada Maret 2020. Dan kunjungan ini menjadi salah satu tonggak sejarah positif dalam hubungan Indonesia-Belanda.
Beberapa hari sebelum kunjungan itu, di Amsterdam ada acara seminar bertema "Indonesia and the Netherland: a Joint Future", yang dihadiri langsung oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima.Â
Di akhir acara, di atas panggung utama, Raja-Ratu Belanda menerima cindera mata dari Pak Puja. Gesture tubuh Raja dan Ratu Belanda pada malam itu sungguh mengindikasikan keduanya merasa sangat nyaman didampingi oleh Pak Puja (lihat foto ilustrasi).
Foto itu sempat di-share di akun Twitter milik istana Kerajaan Belanda (@Koninklijk Huis, pada 18 Februari 2020). Lalu seorang diplomat dari negara Arab, kepada saya, berkomentar begini: "Luar biasa, Dubesmu. Jarang-jarang Raja-Ratu Belanda tampil senyaman dan seenjoy seperti itu ketika berfose besama diplomat asing yang bertugas di Belanda".
Dan jika kunjungan Raja-Ratu Belanda ke Indonesia dianggap sukses, maka salah satu faktor utamanya adalah Pak Puja. Terkait dengan sederet prestasi diplomasi ini, saya ingin meringkasnya dengan satu kalimat: Pak Puja adalah seorang diplomat yang tamat di bidangnya.
Pribadi yang santun
Seorang teman seangkatan Pak Puja di Kemenlu RI pernah bercanda-serius dengan mengatakan begini: "Pak Puja ini terlalu baik, dan itu nggak bagus juga, hehehe".
Ya, Pak Puja adalah figur yang khatam dalam soal spritual kemanusiaan, yang membangun relasi sosial sebagai investasi kemanusiaan. Dan faktor bahwa beliau orang asal Bali mungkin menjadi salah satu kunci utamanya.