Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19, Mengantisipasi dan Mencegah "Skenario Italia"

26 Maret 2020   00:35 Diperbarui: 26 Maret 2020   13:25 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, tanpa kebijakan lockdown, setiap negara berpotensi mengalami pertambahan eksponensial jumlah kasus dan jumlah tewas akibat Covid-10, yang boleh jadi melebihi skenario Italia.

Kedua, kalau mau jujur, sebenarnya tidak ada satu pun negara di dunia yang benar-benar siap menghadapi wabah virus corona. Bahkan Amerika Serikat pun tampak kewalahan. 

Artinya jika ada negara lain yang mengalami skenario Italia, kemungkinan akan berantakan juga. Sebab, meskipun sistem kesehatan di negara-negara maju relatif bagus, namun fasilitas kesehatan yang ada terbuki tidak didesain untuk menghadapi jumlah kasus yang bertambah secara eksponensial. 

Karena itu, salah satu kesuksesan China dalam kasus Wuhan adalah kebijakan awal China yang membangun secara kilat (dalam tempo sepuluh hari) dua rumah sakit dengan kapasitas masing-masing sekitar 1.000 (seribu) ranjang, dan itupun sebenarnya tidak cukup.

Ketiga, wabah Covid-19 ini belum ada presedennya dalam sejarah, baik dari segi tingkat kecepatan penyebarannya ataupun tingkat fatalitas dan mortalitasnya. Jangan heran jika prediksi para pakar penyakit menular pun berbeda-beda. Konsekuensinya, semua orang sepakat bahwa obat paling mujarab mencegah wabah Covid-19 adalah stay at home. Belum ada pilihan lain.

Keempat, meskipun skenario Italia cukup mencemaskan, namun sebenarnya yang lebih berpotensi menjadi skenario lebih buruk adalah skenario Amerika Serikat. Ketika artikel ini ditulis (berdasarkan data worldometer), kasus positif di Amerika sudah mencapai 60.539 kasus, sementara Italia berada di posisi kedua (69.176 kasus) setelah China (81.221 kasus). 

Dan mengacu pada trend pertambahan kasus baru di Amerika selama beberapa hari terakhir, saya cukup pede berkesimpulan bahwa pada akhirnya, angka kasus Covid-19 di Amerika akan menyalip angka kasus di Italia dan China.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 25 Maret 2020/ 01 Sya'ban 1441H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun