Layar-8
Saya tahu, setelah membaca ulasan singkat tentang alam barzakh di atas, uneg-uneg yang mungkin langsung muncul di benak Anda semua para pembaca adalah pertanyaan: "Apakah surga dan neraka itu benar adanya?"
Jika aku tuliskan tentang surga dan neraka itu, dari alam barzakh ini, kalian pembaca yang masih hidup di dunia, mustahil bisa mempercayainya. Sebab imajinasi paling liar sekalipun dari kalian yang masih berpredikat manusia yang masih hidup di dunia, takkan mampu menggapainya. Tak tepermanai.
Tak ada kosakata dalam bahasa apapun di dunia yang mampu menggambarkan misalnya tentang kenyamanan dan ketersiksaan di alam barzakh.
Kalau ingin menggambarkan sesuatu yang nyaman dengan kosakata "nyaman" atau "sangat nyaman", misalnya, pun tidak akan bisa menggambarkannya secara persis. Dan perbendaharaan kosakataku tidak mampu menggambarkan tingkat kenyamanannya.
Begitu juga kalau saya mau menggambarkan ketersiksaan dengan menggunakan kotakata "sangat pedih" pun takkan mampu menggambarkan kepedihannya.
Di alam barzakh ini, segala hal yang telah kulihat dan sudah kualami selama satu minggu pertama, sungguh benar-benar berbeda.
Sesuatu yang tak pernah dilihat oleh mata kepala manusia yang masih hidup, tak pula pernah didengar oleh telinga manusia yang masih hidup, bahkan tak pernah sekedar terlintas pun di imajinasi paling liar oleh manusia yang masih hidup di dunia.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 05 Agustus 2019/ 04 Dzul-hijjjah 1440H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H