Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengutuk "Ledakan Kembar Delapan" di Sri Langka

21 April 2019   23:34 Diperbarui: 22 April 2019   03:40 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Ishara S. Kodikara/Agence France-Presse --- Getty Images dalam www.nytimes.com.

Jangankan delapan ledakan sekaligus, satu ledakan saja sudah sangat mengerikan dan layak dikutuk abis. A very sad day. Dan benar penggambaran harian New York Times yang menyebutnya: 'It was a river of blood.'

Waktu: Ahad, 21 April 2019, pukul 08.45 local time Sri Langka (10.15 WIB), yang bertepatan dengan perayaan hari Paskah dan pertengahan bulan Sya'ban 1440H.

TKP: delapan titik ledakan simultan sebagai berikut:

1. Gereja (shrine) St. Anthony, Colombo.

2. Gereja St. Sebastian di Negombo.

3. Gereja di Batticaloa (pantai timur Sri Langka)

4. Hotel Kingsbury, Colombo.

5. Hotel Shangri La, Colombo.

6. Hotel Cinnamon Grand, Colombo.

7. Hotel di dekat kebun binatang Dewhiwala, Colombo.

8. Sebuah titik di kawasan perumahan di Dematogoda, Colombo

Korban: sejauh ini sudah 207 korban tewas, dan sekitar 450 orang cedera. Korban meninggal diperikirakan akan terus bertambah. Berita awal menyebutkan, sekitar 33 di antara korban tewas adalah warga asing (Amerika, Belgia, China, Turki dan negara lainnya).

Modus: sebagian ledakan dilakukan dengan aksi bom bunuh diri, sebagian lainnya bom dipasang. Terduga pelaku bom bunuh diri di Hotel Cinnamon Grand konon ikut sarapan pagi di hotel, boleh jadi ia menginap sebagai tamu hotel.

Catatan:

Pertama, Sri Langka pernah mengalami masa-masa kelam perang saudara yang berlangsung selama kurang lebih 26 tahun, dan menelan korban tewas sekitar 100 ribu orang, dan relatif berakhir setelah akhirnya kelompok Tamil Tiger (Macan Tamil) dinyatakan kalah pada 2009. Artinya selama 10 tahun terakhir, Sri Langka relatif aman dari aksi-aksi kekerasan berskala besar.

Kedua, secara demografis, komposisi penduduk Sri Langka berdasarkan statistik 2012: sekitar 70 persen beragama Budha, Hindu 12,6 persen, Muslim 9,7 persen; dan Nasrani 1,5 persen (sebagian besar Katholik).

Ketiga, berdasarkan catatan saya, "ledakan kembar delapan" adalah modus aksi teror yang jarang terjadi dalam sejarah aksi teror di ASia Selatan, Asia Tenggara atau bahkan di Timur Tengah sekalipun, kecuali pada masa tertentu selama ISIS mengontrol beberapa wilayah di Irak dan Suriah. Artinya, ledakan kembar delapan di Sri Langka merupakan perkembangan baru dari segi modus aksi teror.

Keempat, dari segi target ledakan (3 gereja dan 4 hotel) merupakan sasaran aksi teror yang lazim dilakukan oleh kelompok teror. Namun dalam ledakan kembar delapan di Sri Langka, ada satu target unik, yaitu yang terjadi di daerah permukiman di kawasan Dematagoda, Colombo. Belum ada penjelasan pihak berwenang terkait ledakan di perumahan ini. Boleh jadi rumah safe house para pelaku dan/atau kediaman tokoh tertentu di Sri Langka.

Kelima, dengan lebih dari 200 korban tewas (hampir sama dengan jumlah korban Bom Bali-1 pada Oktober 2002 di Indonesia), ledakan kembar delapan Srilangka merupakan salah satu aksi teror terbesar di Asia selama hampir 20 tahun terakhir.

Keenam, modus aksi dengan ledakan kembar delapan menunjukkan dalang atau pelaku di balik ledakan-ledakan tersebut pasti organisasi yang cukup kuat. Bukan aksi perorangan ataupun kelompok kecil. Karena untuk merancang satu aksi teror saja, diperlukan persiapan yang bisa berbulan-bulan dan sumber daya yang besar. Tidak aneh, mungkin karena matangnya persiapan rangkaian aksinya, disebutkan bahwa terduga pelaku bom bunuh diri di Hotel Cinnamon Grand, konon ikut sarapan pagi di hotel.

Ketujuh, dari segi persebaran titik ledakan, 7 di antaranya di pantai barat terutama di kawasan Colombo, sementara hanya satu sasaran (sebuah gereja) di pantai timur Sri Langka (Batticaloa). Boleh jadi sasaran aksi di Batticaloa merupakan pengalih perhatian.

Kedelapan, respon pemerintah dan militer Sri Langka menunjukkan keseriusan. Keadaan darurat langsung diberlakukan secara nasional, dan dinyatakan efektif hingga ada pemberitahuan lanjut. Dan sampai artikel ini diolah, aparat keamanan Sri Langka menegaskan telah menagkap 7 orang jaringan pelaku aksi. Patut diduga, beberapa hari ke depan, akan terjadi serangkaian penggerebekan terhadap orang-orang yang diduga terlibat dalma jaringan pelaku.

Kesembilan, sampai artikel ini ditulis, belum terpantau kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas aksi tersebut. Tapi ini hanya persoalan waktu saja. Aksi teror di Sri Langka kembali menyadarkan kita bahwa kelompok teror sewaktu-waktu bisa muncul, aksi teror bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, dan karena itu, semua pihak harus tetap mawas diri.

Kesepuluh, dinding-dinding dan atap bangunan di titik ledakan hancur berantakan; Kursi-kursi rusak terlempar dan berhamburan tak karuan; daging-daging korban manusia yang kebetulan berada paling dekat dengan titik ledakan pasti akan hancur berserakan; Beberapa bagian anggota badan akan terpisah dari tubuh korban; Kaca-kaca dinding dan pembatas pecah; Sejumlah kendaraan roda empat dan/atau roda dua terbakar oleh panas yang muncrat dari bom; dan lebih dari 200 nyawa melayang dalam hitungan seper sekian detik. Biadab sungguh.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 21 April 2019/ 15 Sya'ban 1440H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun