Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Rivalitas Arab Saudi vs Iran

24 November 2017   14:35 Diperbarui: 24 November 2017   18:23 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara demografi, KSA berpenduduk sekitar 32 juta jiwa. Namun, hanya sekitar 17 juta penduduk KSA yang benar-benar keturunan asli Arab Saudi. Sedangnya sekitar 17 juta lainya adalah imigran dari berbagai negara yang kemudian menjadi warga negara KSA. Sementara penduduk Iran berjumlah sekitar 81 juta jiwa (data 2017), hampir semuanya keturunan Persia asli.

Tentu jumlah populasi tak sepenuhnya bisa dijadikan variabel keunggulan atau kelemahan. Tapi jumlah penduduk biasanya akan langsung tereflkeksikan dalam jumlah pasukan reguler dan pasukan cadangan. Iran memiliki pasukan reguler sekitar 500.000 orang dan pasukan cadangan berupa milisi lebih dari 2 juta orang. Tentara reguler KSA  berjumlah sekitar 480.000 prajurit, tapi pasukan cadangannya hanya 325.000 prajurit.

Keenam, Proxy war: Takkan ada konfrontasi langsung

Karena faktor geografis, bisa dipastikan tidak akan pernah terjadi pertempuran head-to-head antara militer KSA vs Iran. Alternatifnya adalah proxy war (perang dengan menggunakan kelompok atau negara lain). Pada poin ini, Iran lebih unggul. Sebab Iran saat ini diasumsikan dapat mengendalikan milisi-milisi Syiah di Irak, Hezbullah di Lebanon, dan Al-Houti di Yaman. Karena itu, Iran memiliki kapasitas membuka beberapa front dalam waktu bersamaan.

Sementara KSA tidak memiliki pasukan milisi yang dapat dikendalikan di negara-negara yang berbatasan langsung dengan Iran (Irak, Turki, Azerbaijan, Turkmenistan, Afghanisan dan Pakistan). Makanya, KSA tidak mampu membuka beberapa front sekaligus dalam waktu bersamaan.

Ketujuh, Dukungan super power

Jamak diketahui, KSA selama ini disokong dan merupakan salah satu sekutu utama Amerika, sementara Iran didukung Rusia.

Dan jangan lupa, kedua negara super power itu, Amerika dan Rusia, memiliki kepentingan: menjual senjata. Pabrik senjata tak boleh berhenti berproduksi, dan karena itu, harus selalu mencari atau menciptakan konflik perang agar senjata laku terjual.

Kedelapan, mekanisme pengambilan kebijakan

Sebagai negara kerajaan, mekanisme pengambilan kebijakan di KSA umumnya bermuara pada satu figur: Raja Salman dan/atau Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS). Saat ini, karena faktor usia dan kesehatan Raja Salman, diasumsikan semua kebijakan KSA bermuara ke MBS.

Meskipun menganut sistem Republik, namun setiap kebijakan strategis di Iran juga bermuara ke satu figur: Ayatullah Ali Khamenei.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun