Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagi, Soal Praktik Penipuan di Pom Bensin

15 April 2017   11:50 Diperbarui: 15 April 2017   21:00 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sungguh pengalaman pribadi yang sudah berkali-kali terjadi. Banyak sekali SPBU atau pom bensin yang meteran pengisiannya menipu konsumen, ada yang semi culas, agak culas dan tentu ada yang relatif jujur.

Kasus: saya mengisi tangki mobil seharga Rp200 ribu untuk Premium. Setelah pengisian, penunjuk BBM di spido meter naik dua strip.

Pada kesempatan lain, saya mengisi tangki juga sebesar Rp200 ribu untuk BBM jenis Pertalite. Setelah pengisian, penunjuk BBM di speedo meter juga naik dua strip.

Lalu, pada kesempatan berikutnya, masih di SPBU yang sama, saya mengisi lagi tangki sebesar Rp200 ribu untuk BBM jenis Pertamax. Lalu, setelah pengisian, penunjuk BBM di speedo meter juga naik dua strip.

Awalnya saya masih ragu, dan mengulangi pembelian serupa di SPBU yang lain, dan hasilnya relatif sama: Jumlah duitnya sama (Rp 200 ribu); jenis BBM nya berbeda, tapi hasilnya sama: naik dua strip.

Kesimpulan sementara: meteran di Premium sangat culas, meteran di Pertalite agak culas, dan meteran di Pertamax relatif jujur.

Tentu saja angka penunjuk di mesin pompa bensin berputar dan terlihat normal: cocok antara duit Rp200 ribu dengan harga masing-masing Premium, Pertalite dan Pertamax.

Saya pernah menanyakan masalah ini ke seorang teknisi yang paham soal tetek bengek mesin pompa SPBU. Dan jawabannya menarik: Jika membeli satu liter premium seharga Rp6.500, meteran pompa akan menunjukkan tampilan normal. Tapi sebenarnya, satu liter itu tidak berisi 1.000 mililiter (ml), tapi hanya sekitar 800 ml, misalnya.

Saya tanya lanjut: terus yang 200 ml berupa apa dong? Dikemanakan?

Jawab: 200 ml berupa angin. Tapi karena sudah disetel, mesin pompa tetap "membacanya" seperi cairan, sehingga pada tampilan meterannya tetap menunjukkan angka 1 liter. Artinya, SPBU itu culas sampai 200 ml, setara 20 persen setiap liternya. Dan trick penipuan seperti ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan para pemilik dan pengelola SPBU. Ada SPBU yang menipu 10 persen, 15 persen, bahkan di daerah, ada yang menipu sampai 30 persen per liter. Wow.

Tanya lagi: bukannya pihak Pertamina dan instansi terkait secara rutin melakukan inspeksi ke SPBU?

Jawab: iya, makanya kadang terjadi penyegelan atau bahkan penghentian operasi SPBU yang apes kedapatan menipu. Tapi, secara umum, pengelola SPBU sudah paham waktu-waktu lazim pengecekan. Makanya, pengelola akan menormalkan mesin pompanya di periode waktu yang lazim dilakukan pengecekan.

Lagian, kayak gak tahu aja, kan sangat mungkin terjadi "proses 86" alias kongkalikong antara pemilik SPBU dan petugas inspeksi dari instansi terkait.

Bertanya lanjut sambil agak menyangkal: saya pernah membeli premium di sebuah SPBU pakai jerigen lima liter. Harga dan ukuran literannya sama.

Jawab: biasanya pengelola SPBU akan melayani pembelian yang menggunakan jerigen di mesin pompa tertentu yang memang disetel normal. Makanya suka ada pengumuman di SPBU yang bertuliskan begini: "Di sini tidak melayani pembelian yang menggunakan jerigen".

Tapi ada kemungkinan lain, kalau ada 10 mesin pompa di sebuah SPBU, mungkin sepertiga disetel culas, sisanya disetel normal.

Beberapa catatan menarik:

Pertama, pom-pom bensin di dalam kota melakukan penipuan meteran dengan kadar yang lebih tinggi, di banding pom bensin di luar kota. Berdasarkan pengalaman, saya menilai pom-pom bensin di jalur Pantura relatif jujur.

Kedua, dari pada saya membeli Premium Rp200 ribu, dan penunjuk BBM di speedo meter naik dua strip, mendingan saya membeli Pertamax atau Pertalite juga Rp200 ribu, dan jarum penunjuk pengisian di speedo meter tetap naik dua strip.

Mungkin karena konsumen Pertamax relatif sesikit dibanding Premium, akhirnya sebagian pengelola SPBU "memaksimalkan penipuannya di Premium", dan meminimalkan tipu-tipunya di jenis Pertamax.

Ketiga, biasanya, pom bensin yang menjadi pavorit angkutan umum terutama Angkot, itu mengindikasikan bahwa pom bensin itu relatif jujur di meteran mesin pompanya.

Keempat, kalau ada yang tidak atau kurang percaya dengan ulasan tema utama artikel ini, silahkan mengetesnya sendiri. Dan jika berkenan, hasil pengecekannya boleh di-share ke saya.

Syarifuddin Abdullah | 15 April 2017 / 18 Rajab 1438H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun