Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ledakan Bom di Shandaq Bazaar, Parachinar, Pakistan 31 Maret 2017

1 April 2017   16:15 Diperbarui: 1 April 2017   16:32 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Jumat pagi, 31 Maret 2017, saya masih sempat sarapan di sebuah hotel di Islamabad, dan sudah bersiap melakukan perjalanan darat ke luar kota Islamabad.

Sekitar pukul 09.30 waktu setempat, saya meninggalkan kota Islamabad, dengan tujuan berkunjung ke Puncak Bhurban, yang terletak di kawasan Murree, sekitar 63 km ke arah timur laut Islamabad.

Puncak Bhurban adalah salah satu puncak gunung, yang merupakan rangkaian dari pegunungan Himalaya, di kawasan Murree. Puncak Bhurban sendiri ditempuh dari Islamabad kurang lebih 90 menit.

Dari puncak Bhurban inilah, pengunjung dapat melihat dengan mata telanjang kawasan pegunungan Kashmir, bagian utara. Lamat-lamat terlihat puncak gunung Kashmir berwarna putih, karena masih dibalut salju. Menurut warga sekitar, dari puncak Bhurban ke gunung Kashimir yang terlihat putih itu masih diperlukan waktu tempuh sekitar 5 sampai 6 jam.

Sumber foto: Google Map
Sumber foto: Google Map
Ketika saya sedang berada di Puncak Bhurban itulah, pada sekitar pukul 12.00 Local Time Pakistan, sebuah bom mobil bunuh diri menyerang sebuah masjid Syiah, yang terletak di kawasan Pasar Shandaq (Shandaq Bazaar), Parachinar, Peshawar, Pakistan.

Sasaran ledakan adalah para jamaah masjid, yang tampaknya sedang menanti tibanya waktu shalat Jumat, persis di dekat pintu masuk masjid khusus wanita. Akibatnya, 22 tewas dan sekitar 70 cedera.

Selama dalam perjalanan darat itu, saya tidak mendengar ada ledakan di Peshawar. Lalu sekitar pukul 14.15, saya meninggalkan puncak Bhurban dan tiba kembali di Islamabad sekitar pukul 15.45. Masuk ke kamar hotel, menyetel televisi sambil membuka-buka situs berita lokal, saya baru mengetehui bahwa sekitar 12.00 siang itu, adalah ledakan di Peshawar.

Sebuah situs lokal memberitakan, Jamaat-ul-Ahrar, salah satu faksi Taliban mengaku bertanggungjawab atas ledakan di Pasar Shandaq, Parachinar, Peshawar tersebut.

Beberapa catatan:

Pertama, jarak antara Islamabad dengan lokasi ledakan di Parachinar Peshawar sekitar 362 km ke arah barat Pakistan (berdasarkan Google Map). Dan Parachinar adalah sebuah kota yang terletak di kawasan yang dikenal sebagai kawasan suku-suku (tribel area), ke arah barat dari ibukota Pakistan, dan selama ini memang menjadi langganan sasaran serangkaian aksi teror bom di Pakistan.

Sumber: google map
Sumber: google map
Kedua, saya mencermati, kasus ledakan di Peshawar pada 31 Maret 2017, dengan jumlah korban tewas yang cukup signifikan (22 orang dan masih mungkin bertambah) tidak terlalu massif diberitakan oleh media-media lokal di Pakistan, kalau dibandingkan misalnya jika terjadi aksi teror bom di Indonesia, yang peliputannya bisa berlangsung berhari-hari dengan menghadirkan berbagai narasumber.

Di lobby hotel, saya bertanya kepada seorang aparat keamanan berpakaian resmi, tentang ledakan Peshawar tadi siang. Buat saya agak aneh, karena aparat keamanan itu mengaku baru mendengarkan berita ledakan itu dari saya.

Saya tidak paham apakah respon media itu merupakan bagian dari kebijakan pemberitaan media-media Pakistan atau pemerintah Pakistan. Atau boleh jadi, karena seringnya terjadi ledakan bom – jika dibandingkan dengan negara-negara lain – kasus aksi teror ledakan tidak lagi menjadi sesuatu yang terlalu penting bagi media dan publik. Beberapa televisi lokal hanya memberitakan sekilas, disertai running text kecaman para pejabat pemerintah terkait.

Syarifuddin Abdullah | Sabtu, 01 April 2017 / 04 Rajab 1438H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun