Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serangan Teror London Nyaris Mustahil Dicegah

24 Maret 2017   23:16 Diperbarui: 24 Maret 2017   23:41 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2009, Khalid Masood kembali ke London dari Saudi Arabia, dan kemudian bekerja di TEEL College sebagai “guru senior bahasa Inggris”.

Tercatat Khalid Masood beberapa kali berpindah-pindah domisili: Pernah berdomisili di Luton, lalu ke Forest Gate, lalu Olympic Village. Tahun 2016, Khalid Masood pindak ke Quayside di Winson Green Birmingham.

Pada malam sebelum beraksi, Khalid Masood menginap di sebuah hotel murah di Brighton, lalu menyewa sebuah mobil, yang kemudian digunakan untuk melakukan aksinya.

Korban tewas

Sampai 24 Maret 2017, korban tewas serangan London sebanyak empat orang:

  • PC Keith Palmer, 48, perwira polisi yang ditikam dengan pisau oleh pelaku. Sudah bertugas selama 15 tahun sebagai pengamanan parlemen dan diplomatik.
  • Aysha Frade, 43 tahun, yang bekerja di sebuah akademi di Westminster.
  • Kurt Cochran, wisatawan asal Amerika Serikat, yang datang ke London bersama istrinya, Melissa, untuk merayakan ulang tahun perak perkawinan, dan sebenarnya pada 22 Maret 2017 merupakan hari terakhirnya di London. Melissa masih dirawat di rumah sakit akibat luka serius.
  • Pada 24 Maret 2017, polisi mengumumkan korban tewas keempat, bernama Leslie Rhodes, 75 tahun, yang meninggal di rumah sakit, pensiunan pembersih jendela.

Modus aksi Khalid Masood

Jika dicermati, modus aksi Khalid Masood sebenarnya sangat sederhana. Dia menyetir mobil sewaan dengan kecepatan tinggi sejauh lebih 300 meter, mobilnya sempat naik ke trotoar jembatan dan mulai menbrak para pejalan kaki. Dia kemudian menabrakkan mobilnya ke pagar parlemen, lalu keluar dan turun dari mobil, sambil membawa pisau, dan berlari sekitar 130 meter dan tak seorang pun yang menghentikannya.

Dia kemudian melewati salah satu gerbang menunju Gedung Parlemen. Ketika itu, gerbang parlemen sedang terbuka karena ada sebuah mobil yang mau keluar. Lalu menikam seorang polisi yang tidak bersenjata, sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi lain di halaman parlemen Inggris. Hal ini juga menunjukkan kelemahan pengamanan di lingkungan parelemen Inggris.

Modus yang sangat sederhana ini, dan tampaknya tidak perlu melakukan pelatihan yang rumit, menjadi catatan penting yang perlu dicermati guna mengantisipasi serangan serupa di berbagai negara.

Sumber tulisan: cnn.com; www.economist.com; www.telegraph.co.uk; www.theguardian.com.

Syarifuddin Abdullah | Jumat, 24 Maret 2017 /26 Jumadil-akhir 1438H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun