Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Raja Salman Bukan Pemimpin Agama, Beliau Pemimpin Negara

27 Februari 2017   18:55 Diperbarui: 28 Februari 2017   04:00 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: aljazeera.net

Dan ada sejumlah fakta yang mungkin perlu diketahui tentang negara Kerajaan Saudi Arabia(KSA):

Pertama, Dan seperti negara-negara Arab pada umumnya, negara Saudi adalah negara Islam – setahu saya – yang tidak memiliki “hubungan istimewa” dengan komunitas habaib di Saudi atau komunitas di negara-negara lain. Makanya, sangat aneh bila ada berita yang menyebutkan Raja Salman akan bertemu dengan ulama habaib di Indonesia. Bahwa dalam pertemuan di Masjid Istiqlal, ada beberapa ulama habaib yang hadir, itu wajar saja.

Kedua, Saudi Arabia termasuk salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam di dunia, yang memiliki kebijakan paling tegas – dan model penerapan kebijakan yang juga tegas – dalam upaya untuk memberantas terorisme dan paham-paham radikal.

Ketiga, Saudi Arabia adalah salah satu negara Islam, yang bukan hanya paling getol, tetapi juga mungkin salah satu yang paling keras dalam memerangi kelompok teroris Islamic State (Daisy) dan jaringannya di seluruh dunia.

Keempat, Saudi adalah negara Islam yang secara terbuka dan resmi, misalnya, menggolongkan milisi-milisi Islam seperti seperti Hezbullah di Lebanon dan/atau jaringan organisasi Ikhwanul Muslimin di seluruh wilayah Teluk sebagai organisasi teroris.

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia semestinya tetap diposisikan secara proporsional. Jangan diberi muatan yang bukan-bukan, dan malah terkesan sangat berlebihan.

Dan kecuali kalau kemudian terbukti sebaliknya, saya berani memastikan bahwa kunjungan Raja Salman ke Idnonesia tidak berkaitan sama sekali dengan agenda Pilgub DKI 2017, ataupun wacana tentang penistaan agama atau kontroversi tentang pemimpin Muslim.

Maka, sekali lagi, bahwa Raja Salman adalah seorang Muslim yang taat, oke. Bahwa Raja Salman berasal dari negara, yang menjadi lokasi dua kota Suci umat Islam (Makkah dan Madinah), itu juga fakta yang tidak terbantahkan. Bahwa Raja Salman sejak masih pangeran sering bersikap prihatin terhadap penderitaan yang dialami warga Muslim di berbagai belahan dunia, itu juga benar.

Tetapi mau dibolak-balik kayak apapun, Raja Salman adalah salah satu negarawan dari negara Kerajaan Saudi Arabia. Dan sejauh penelusuran saya, Raja Salman bukan seorang ulama Islam, dan tidak pernah memposisikan dirinya sebagai ulama apalagi pemimpin agama. Raja Salman tidak pernah menghasilkan karya-karya tulis keagamaan (berupa buku-buku keislaman misalnya).

Kesimpulannya, kunjungan Raja Salman dan rombongan ke Indonesia adalah murni dan mestinya tetap disikapi sebagai kunjungan kenegaraan bilateral, tidak lebih dan tidak kurang, bukan kunjungan keagamaan. Sebab sekali lagi, Raja Salman bukan pemimpin agama, beliau pemimpin negara. Jelas ya!

Syarifuddin Abdullah |Ahad, 27 Februari 2017 / 01 Jumadil-akhir 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun