Dan ada sejumlah fakta yang mungkin perlu diketahui tentang negara Kerajaan Saudi Arabia(KSA):
Pertama, Dan seperti negara-negara Arab pada umumnya, negara Saudi adalah negara Islam – setahu saya – yang tidak memiliki “hubungan istimewa” dengan komunitas habaib di Saudi atau komunitas di negara-negara lain. Makanya, sangat aneh bila ada berita yang menyebutkan Raja Salman akan bertemu dengan ulama habaib di Indonesia. Bahwa dalam pertemuan di Masjid Istiqlal, ada beberapa ulama habaib yang hadir, itu wajar saja.
Kedua, Saudi Arabia termasuk salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam di dunia, yang memiliki kebijakan paling tegas – dan model penerapan kebijakan yang juga tegas – dalam upaya untuk memberantas terorisme dan paham-paham radikal.
Ketiga, Saudi Arabia adalah salah satu negara Islam, yang bukan hanya paling getol, tetapi juga mungkin salah satu yang paling keras dalam memerangi kelompok teroris Islamic State (Daisy) dan jaringannya di seluruh dunia.
Keempat, Saudi adalah negara Islam yang secara terbuka dan resmi, misalnya, menggolongkan milisi-milisi Islam seperti seperti Hezbullah di Lebanon dan/atau jaringan organisasi Ikhwanul Muslimin di seluruh wilayah Teluk sebagai organisasi teroris.
Kunjungan Raja Salman ke Indonesia semestinya tetap diposisikan secara proporsional. Jangan diberi muatan yang bukan-bukan, dan malah terkesan sangat berlebihan.
Dan kecuali kalau kemudian terbukti sebaliknya, saya berani memastikan bahwa kunjungan Raja Salman ke Idnonesia tidak berkaitan sama sekali dengan agenda Pilgub DKI 2017, ataupun wacana tentang penistaan agama atau kontroversi tentang pemimpin Muslim.
Maka, sekali lagi, bahwa Raja Salman adalah seorang Muslim yang taat, oke. Bahwa Raja Salman berasal dari negara, yang menjadi lokasi dua kota Suci umat Islam (Makkah dan Madinah), itu juga fakta yang tidak terbantahkan. Bahwa Raja Salman sejak masih pangeran sering bersikap prihatin terhadap penderitaan yang dialami warga Muslim di berbagai belahan dunia, itu juga benar.
Tetapi mau dibolak-balik kayak apapun, Raja Salman adalah salah satu negarawan dari negara Kerajaan Saudi Arabia. Dan sejauh penelusuran saya, Raja Salman bukan seorang ulama Islam, dan tidak pernah memposisikan dirinya sebagai ulama apalagi pemimpin agama. Raja Salman tidak pernah menghasilkan karya-karya tulis keagamaan (berupa buku-buku keislaman misalnya).
Kesimpulannya, kunjungan Raja Salman dan rombongan ke Indonesia adalah murni dan mestinya tetap disikapi sebagai kunjungan kenegaraan bilateral, tidak lebih dan tidak kurang, bukan kunjungan keagamaan. Sebab sekali lagi, Raja Salman bukan pemimpin agama, beliau pemimpin negara. Jelas ya!
Syarifuddin Abdullah |Ahad, 27 Februari 2017 / 01 Jumadil-akhir 2017