Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sadisnya Pembunuhan di Pulomas Jakarta

28 Desember 2016   13:02 Diperbarui: 28 Desember 2016   13:59 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TKP (Tempat Kejadian Perkara): rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Pulogadung, Jakarta Timur.

Kronologi kasus:

Ahad, 25 Desember 2016: supir Dodi yang bernama Yanto menjemput Amelia (teman dekat Gemma) untuk menginap di rumah Dodi Triono. Ibu Amelia bernama Rosy Herawati, terkahir berkomunikasi dengan Amelia pada Ahad, 25 Des 2016, jam 14.01 WIB, namun tidak direspon.

Senin, 26 Desember 2016: beberapa anggota keluarga dan teman korban mencoba mengontak para korban, namun tidak satu yang merespon. Sheila Putri, telah putus kontak dengan Diona sejak Senin siang, 26 Desember 2016. Istri Yanto juga sudah putus kontak dengan suaminya sejak Senin sore.

Selasa, 27 Desember 2016, sekitar pukul 09.30 WIB: Sheila Putri (teman Diona Arika, 16 tahun) memutuskan ke rumah Dodi karena Diona tak bisa dihubungi sejak Senin (26/12/2016) sore. Padahal, keduanya berencana untuk jalan-jalan pada hari Senin itu. Setibanya di rumah, tidak ada jawaban dari dalam rumah, namun pintu rumah tidak terkunci. Sheila akhirnya masuk ke dalam rumah, lalu mendengar rintihan dari arah kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung mencari bantuan ke sekuriti perumahan dan selanjutnya kasus itu dilaporkan ke Polisi.

Di dalam kamar mandi itu, terdapat 11 korban dalam kondisi bertumpuk satu sama lainnya. Karena itu muncul asumsi bahwa sebagian korban tewas akibat kekurangan oksigen. Karena kamar mandi cukup sempit (berukuran 1,5 x 1 meter persegi), proses pendobrakan pintu kamar memakan waktu cukup lama, hampir dua jam. Sebab khawatir, bila didobrak paksa akan mencederai 11 orang yang tertumpuk di dalam, atau konstruksi pintunya relatif kuat. Diperlukan dua linggis untuk menjebol engselnya.

Korban tewas: Dodi Triono (59), Diona Arika (16) anak pertama Dodi, Dianita Gemma (9) anak ketiga Dodi, Amelia Callista (10 tahun, yang merupakan teman dari Dianita Gemma), serta Yanto (sopir Dodi) dan Tasrok yang juga sopir Dodi.

Adapun korban yang selamat adalah Zanette Kalila (13 tahu, anak kedua Dodi), Terdapat empat pembantu yang selama yaitu Emi (41), Santi (22) dan Fitriani (23) serta Windy (23).

Catatan:

Pertama, kasus pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta, dapat dikategorikan aksi kriminal tersadis sepanjang tahun 2016.

Kedua, cukup unik bahwa korban tewas dan korban selamat ditemukan di satu titik (kamar mandi sempit, berukuran 1,5 x 1 meter persegi). Karena itu muncul kesimpulan sementara bahwa boleh jadi, sebagian korban tewas karena akibat kekurangan oksigen. Artinya, para pelaku sebenarnya tidak berniat membunuh. Para korban ditumpuk dan ditinggal di satu titik agar mudah mengontrolnya.

Ketiga, berdasarkan berbagai laporan, Dodi Triono punya dua istri, dan keduanya tampaknya sudah diceraikan. Sebab tidak satu pun dari dua istrinya yang berada di rumah saat kejadian. Keduanya muncul di TKP setelah kasusnya terjadi dan sudah menjadi berita publik.

Keempat, rumah yang menjadi lokasi peristiwa di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Pulogadung, Jakarta Timur, adalah rumah yang rencananya untuk tinggal sementara bagi keluarga Dodi Triono. Sebab rumah tinggal utamanya di Pulomas Residence sedang direnovasi dan baru selesai sekitar 80 persen.

Kelima, Dodi Triono adalah seorang pengusaha dan arsitek, yang bekerja di bilangan Senayan, Jakarta. Dan termasuk mapan secara ekonomi, punya koleksi 3 unit mobil Lamborghini. Namun posisinya sebagai Ketua RT 12 RW 16 di lingkungan rumahnya, menunjukkan Dodi Triono cukup bersosialisasi. Makanya disebut sebagai Ketua RT terkaya se-Jakarta Timur.

Keenam, tidak adanya barang yang hilang dari rumah TKP menunjukkan bahwa kasus pembunuhan bukan motif perampokan atau pencurian. Karena itu, kemungkinan besar kasus itu berlatar belakang utang-piutang atau soal pemecatan di tempat kerja.

Ketujuh, pelaku yang konon berjumlah lima orang (berdasarkan keterangan awal) menunjukkan bahwa kasus yang melibatkan Dodi Triono cukup serius. Artinya, lawannya pasti menganggap serius sehingga harus mengirim “preman” sampai lima orang.

Kedelapan, kalau mengacu pada fakta bahwa para korban sudah kehilangan kontak dengan teman dan keluarganya sejak Senin siang (26 Desember 2016 sekitar pukul 14.00 WIB), dan penemuan korban baru terjadi pada selasa pagi (27 Desember 2016 sekitar pukul 09.30 WIB), ada kemungkinan korban tersekap lebih dari 12 jam.

Kesembilan: setiap aksi pembunuhan yang menyasar satu keluarga, namun masih ada anggota keluarga yang selamat, umumnya pelakunya bisa diungkap, lambat atau cepat. Sebab dari korban selamat akan diperoleh banyak informasi tentang pelaku. Barangkali akan lain ceritanya, seandainya ke-11 orang yang berada di rumah itu tewas semuanya. Selain itu di perumahan Pulomas dipastikan ada kamera CCTV di rumah korban, dan juga di rumah-rumah tetangga, yang merekam kedatangan dan kepergian para pelaku. Karena itu, kasus pembunuhan Pulomas mestinya dapat diungkap dalam waktu dekat. I hope.

Pelajaran penting dari kasus pembunuhan Pulomas Jakarta, jangan pernah lalai melakukan share location melalui gadget kapan pun dan di mana pun Anda berada.

Syarifuddin Abdullah | Rabu, 28 Desember 2016 / 29 Rabiul Awal 1438H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun