Terawangan Alvin Toffler dan John Naisbitt luput memprediksi kenyataan di awal tahun 2000-an, ketika pengecekan imigrasi di semua bandara di Amerika memperlakukan semua pendatang sebagai orang yang “layak dicurigai sebelum terbukti tidak bersalah”. Logika perlakuanmya jungkir balik. Sebab aslinya adalah “semua orang tidak bersalah sampai terbukti bersalah”.
Di setiap negara, pada setiap perhelatan pemilu di negara yang diklaim paling demokratis pun, isu-isu primordial atau SARA tetap menjadi wacana publik yang dominan.
Di berbagai belahan bumi, identitas etnis dan bahasa masih menjadi unsur pemersatu antar anggota dan pengguna bahasa dalam satu etnis, dan pada saat yang sama sekaligus sebagai faktor pemisah yang tajam untuk membedakan dengan anggota etnis dan pengguna bahasa yang lain.
Konsep negara-bangsa (nation-state) yang pernah diolok-olok dengan alasan ketinggalan zaman, ternyata masih tegak. Nasionalisme justru masih menggelora, meskipun sebagian penduduk bumi telah menjadi netizen di dunia maya, melalui identitas akun media sosial.
Syarifuddin Abdullah | Ahad, 09 Oktober 2016 / 08 Muharram 1438H
Sumber ilustrasi globe: https://en.wikipedia.org/wiki/Globe, diolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H