Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catur Haram tapi Menyebar Keseluruh Dunia

20 Maret 2021   16:00 Diperbarui: 20 Maret 2021   16:05 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah telah diganti dengan uskup (bishop), Sekarang gajah bukan patung dengan dua gading, tetapi patung dengan topi uskup (dokpri)

Bersamaan dengan kekhalifahan Islam diperluas sampai ke Eropah, catur ikut diperkenalkan disana. Sampai akhirnya orang barat itu ikut keranjingan bermain catur. Sampai akhirnya....catur sampai ke Nusantara dibawa oleh orang Eropah, hal itu terjadi ketika orang Belanda menjajah negri kita!

Orang Persia menyebut catur asli sebagai chatrang. Masyarakat Arab menyebutnya shatronj yang merupakan plesetan lidah dari chatrang. Masyarakat Arab sulit mengucapkan ch. Karena catur dari Persia sampai sekarang kita masih menggunakan istilah Persia dalam permainan catur.  Skak merupakah plesetan lidah dari shah yang artinya raja. Skak mat berasal dari kata shah mat yang artinya raja mati.

Perkembangan catur di Eropah juga mengalami resistensi. Ternyata kaum puritan (kaum penganjur hidup dalam kesalehan/sesuai kitab suci) tidak merestui permainan catur. Permainan ini pernah dilarang oleh rohaniawan Islam, Kristen maupun Yahudi. 

Misalnya gereja Ortodoks Timur pernah mengharamkan catur, pemerintah Perancis pernah melarang permainan catur, dan seterusnya dan seterusnya. Akan tetapi masyarakat tetap menggandrungi permainan ini, hingga permainan ini bertahan hingga sekarang.

Permainan catur di Zaman Kejayaan Islam tidaklah sama dengan catur modern  seperti yang kita mainkan sekarang. Permainan catur kala itu berjalan lambat dan alot, 1 jam terlalu singkat untuk sebuah pertandingan catur di zaman itu. Berbeda dengan catur modern yang kita mainkan sekarang,  satu permainan dapat selesai kurang dari 1 jam. Pada pertandingan yang sangat serius sekalipun (dalam turnamen catur) dapat diselesaikan kurang dari 2 jam, sebab waktu pertandingan memang dibatasi dengan jam khusus untuk bermain catur.

Catur modern baru ada di Eropa pada abad ke 15. Catur yang mula-mula diperkenalkan dunia Islam ini "disempurnakan" oleh orang Eropa. Mereka memandang permainan catur asli (shatronj) berlangsung terlalu lama, karena itu perlu dipercepat. Jadi sebenarnya catur yang ditulis di buku Fikih bukanlah yang dimaksud dengan catur modern sekarang. Seandainya aturan main catur zaman kejayaan Islam sama dengan aturan main catur modern, mungkin lebih banyak ulama yang meng-izin-kan permainan catur.

Orang Eropah "menyempurnakan" permainan shatronj dengan menganti buah catur yang lemah menjadi buah catur yang lebih sakti. Supaya buah yang lemah tadi lebih mudah mematikan lawan. Dengan demikian permainan catur lebih dipercepat!

Orang Eropah mengganti gajah dalam permainan shatronj menjadi bishop(uskup) dan mentri menjadi queen(ratu). Uniknya penamaan  buah catur dalam bahasa Indonesia tetap mengikuti tata nama permainan shatronj, kita menyebut buah catur yang meluncur diagonal sebagai gajah bukan uskup. Kita menyebut buah catur yang paling sakti sebagai mentri bukan ratu. Perhatikanlah buah catur gajah, buah catur ini mirip dengan topi uskup(pemimpin gereja) Dalam permainan shatronj, buah catur gajah adalah patung dengan sepasang gading bukan topi uskup.

Tata nama buah catur dalam bahasa kita sesuai dengan permainan shatronj, kecuali benteng. Seharusnya buah itu bukan bernama benteng melainkan kereta perang. Dalam bahasa Inggri, benteng disebut rook, ini adalah plesetan lidah dari kata ruhk, bahasa Persia yang artinya kereta. Orang menduga salah kaprah itu terjadi karena ketika catur sampai Italy, bunyi ruhk itu artinya benteng menurut bahasa setempat.

Permainan shatronj adalah permainan bergendre perang-perangan yang diusahakan semirip mungkin dengan perang pada dunia nyata. Dalam permainan ini ada 4 gugus tempur:  Pasukan kuda, pasukan gajah, pasukan kereta(benteng) dan prajurit(pion). Itulah sebabnya pemainan ini di India disebut chaturanga yang artinya empat gugus. Sumber asli permainan ini memang dari India. Konon permainan diperkenalkan oleh duta besar India ke Negri Persia.

Selain gugus tempur ada dua komandan: raja dan mentri. Raja dan mentri tidak ikut bertempur. Mentri bertugas merancang strategi perang, raja sibuk memerintahkan anak buahnya untuk meng-implementasi-kan stratergi perang yang dirangcang sang mentri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun