******************************
Tiba waktunya rapat peserta tender, masing-masing peserta tender memaparkan ide mereka di depan pejabat-pejabat pemda DKI, termasuk gubernur Anies hadir. Sayangnya aku mendapat giliran yang ke 10 alias giliran terakhir.
Fast Forward, stop, play dan.........akhirnya setelah mendengar ocehan 9 peserta yang membosankan kini giliran aku yang presentasi: "Ide saya sangat sederhana, yaitu dengan menggunaka E-KTP. Dalam setiap bus, metromini, microlet atau what ever akan saya pasang PEMBACA-E-KTP. Sebelum penumpang masuk kedalam kendaraan umum ia diharuskan menempelkan E-KTP pada PEMBACA-E-KTP istilahnya Tap in. Setelah sampai ke tujuan penumpang, sebelum turun dari kendaraan, penumpang kembali menempelkan E-KTP istilahnya Tap out. Rumusnya sangat sederhana: Setiap ganti kendaraaan tap in dan pada kendaraan terakhir dua kali tap yakni tap in ketika hendak naik dan tap out ketika hendak turun. Saya menggunakan E-KTP ini supaya murah, gak usah bikin E-ticket lagi!"
"Tapi bagaimana dengan pelajar yang gak punya E-KTP?". tanya seorang hadirin. "Gampang, nanti kita buatkan E-Ticket khusus untuk pelajar, murah kok gak mahal". E-KTP itu mahalnya selangit sebenarnya karena korupsinya terlalu besar, Jawab saya lugas.
"Setiap naik kendaraan, penumpang membayar dengan tap in. Dengan cara ini, deposit penumpang akan berkurang, sedang tabungan sopir kendaraan umum bertambah. Tap out berguna untuk dispensasi pembayaran. Misalnya dalam perjalanannya diperlukan dua kali ganti kendaraan. Meskipun dua kali ganti kendaraan dengan adanya tap out server transJakarta mengetahui bahwa si penumpang perlu 2 kali naik kendaraan jadi ia tetap bayar Rp 5000, atau setiap kendaraan ia cuma bayar Rp. 2500. Nantinya PEMBACA-E-KTP dilengkapi dengan penerima satelit GPS sehingga server transJakarta dapat melacak lokasi penumpang berangkat dan lokasi tujuan penumpang tersebut".
"Ini sistim yang bodoh banget, cuma cerita fiksi bagaimana nanti kalau ada penumpang yang 10 kali ganti kendaraan kemudian tap out, berarti dia boleh 10 kali ganti kendaraan dengan membayar cuma Rp. 5000. Atau bahkan 1000 kali ganti kendaraan kemudian tap out? apa dia naik bis 1000 kali bayar cuma Rp. 5000?? ", Seorang pejabat pemda DKI menyerang aku dengan sengit!
"Ini bukan sistim yang  bodoh, sebaliknya ini sistim yang cerdas," Jawab saya dengan suara tinggi menahan emosi. "Tadi sudah saya katakan PEMBACA-E-KTP dilengkapi dengan penerima satelit GPS jadi tidak bisa dibodohi seperti itu. Misalya seorang penumpang hendak pergi dari Balai Kota ke Kali Jodo. Sever tahu bahwa si penumpang hanya perlu satu kali naik bis. Kenyataannya si penumpang mampir dulu ke Alexis dan mampir ke tempat lain, setelah itu minta dispensasi dengan tap out begitu sampai di kali Jodo. Maka server transJakarata tahu dispensasi ini tidak sah dan harus ditolak, karena seharusnya ia cuma naik bis satu kali saja.", aku memberi contoh supaya mudah dimengerti.
"Supaya hadirin yakin , kebetulan di web blog pribadi: www.petabandung.net dapat menganalisa angkot kota Bandung. Misalnya kalau saya dari gedung Merdeka (tempat konfresi Asia-Afrika) ingin pergi ke mal Ciwalk di Jln. Cihampelas. Server www.petabandung.net mengetahui kita perlu 3 kali ganti kendaraan:
- Naik bis Cicaheum - Cibereum Turun di jalan Gardu-Jati.
- Naik bis Leuwi Panjang - Ledeng turun di Hotel Grand Setiabudi
- Naik Angkot Ledeng - Abdul Muis turun di Ciwalk
"Coba hadirin kunjungi situs www.petabandung.net dan ketik Merdeka pada textbox berangkat dari dan ketik Ciwalk pada textbox Menuju ke".
"Saya masih meragukan kelayakan sistim ini, sebab kendaran umum di Jakarta jumlahnya gak ke itung, ribuan. Apakah memasang PEMBACA-E-KTP di setiap kendaraan nantinya tidak akan menguras dana APBD?", seorang anggota DPRD meragukan kelayakan sistim saya.
"PEMBACA-E-KTP usulan saya sangat murah karena menggunakan Smart Phone Android. Conector USB Smart Phone hubungkan dengan sensor yang dapat mendeteksi RFID (radio frequency indentification) yang ada di KTP. Dari pada anggaran APBD dihabiskan untuk beli UPS, lebih baik beli sensor RFID ber USB". Aku memberi penjelasan.