Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Akhir September 2015 Dunia "Kiamat"

26 September 2015   13:29 Diperbarui: 27 September 2015   00:45 9005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bintang berguguran saat hujan meteor 13 November 1833"]

[/caption]

Ada yang salah dalam ramalan kiamat September 2015: ramalan itu mengatakan pada bulan September ini meterai ke-6 akan dibuka! Padahal menurut catatan (umat Advent) meterai ke-6 itu telah lama terbuka (abad ke-18).

Mempercayai meterai ke-6 sudah dibuka dan masih terus berlangsung jauh lebih masuk akal. Menurut Alkitab, kiamat datang pada waktu yang tidak disangka-sangka, seperti pencuri di malam hari. Kiamat datang ketika orang asyik makan-minum, kawin mengawinkan (baca Matius 24:39 ). Itulah sebabnya kitab Wahyu harus ditafsirkan menurut ayat kitab suci, bukan ide sendiri. Teori kiamat September 2015 tidak sesuai Alkitab! Seandainya kiamat dibarengi dengan bencana global, dunia dalam keadaan kacau-balau, bukan tengah asyik makan-minum dan kawin-mengawinkan. Kiamat terjadi di tengah bencana global menurut hemat saya adalah ide sendiri yang ngawur, tidak sesuai kitab suci.

Pembukaan meterai ke-6 adalah menceritakan bencana alam. Setelah meterai ini dibuka, bencana alam akan terus-menerus berlangsung secara sporadis sampai dunia kiamat. Dunia ini terus-menerus menderita bencana alam, agar manusia sadar dan berpaling dari dosa. Saya menggunakan istilah sporadis ini untuk membedakan dengan bencana Global. Karena datangnya bencana itu sporadis, manusia masih sempat makan-minum, kawin-mengawinkan. Kehidupan berjalan normal sehingga manusia tidak tahu kapan kiamat.

Kejadian point 1 matahari menjadi gelap dan bulan tampak merah darah 19 Mei 1780 terjadi di bagian timur laut Amerika Serikat dan bagian timur Kanada. Konon pada saat itu siang seperti malam hari, cahaya matahari tampak redup. Penduduk ketakutan dan berdoa di dalam rumah masing-masing. Malamnya bulan tampak merah darah. Penyebab fenomena tersebut tidak diketahui. Kalau kegelapan ini akibat debu vulkanik, tidak tercatat adanya gunung meletus tahun 1780. Dugaan yang lebih masuk akal, langit tertutup akibat asap kebakaran hutan di suatu tempat yang tidak diketahui. Tanggal 19 Mei 1780 adalah bertepatan dengan 14 Jumadilula 1194 Hijriah, tanggal 14 adalah bulan purnama! Jadi kesaksian yang mengatakan bulan menjadi merah darah dapat dipercaya karena saat itu sedang purnama. Mungkin pembaca bertanya dari mana saya tahu saat itu tanggal 14 Jumadilula? Kalau ingin tahu silahkan kunjungi web blog saya:

http://petabandung.net/kiblat/hitung_urfi.php

Indonesia adalah juara dunia dalam hal: Matahari menjadi gelap dan bulan merah darah gegara abu vulkanik dan kebakaran hutan. Indonesia adalah negara yang mempunyai gunung api terbanyak di dunia. Baru-baru ini gunung Sinabung di Sumatra utara meletus. Pada tahun 1982 kota Bandung pada siang hari menjadi gelap bagaikan malam akibat letusan gunung Galunggung. Letusan gunung Galunggung disertai dengan gempa dan matahari menjadi gelap serta bulan menjadi merah darah seperti yang digambarkan dalam pembukaan meterai ke-6.

Kejadian pada point 2 adalah fenomena hujan meteor. Pemandangan spektakuler terjadi pada tanggal 13 November 1833, di langit tampak bintang-bintang berjatuhan. Hujan meteor ini tidak berbahaya. Meteor adalah batu yang jatuh dari luar angkasa, namun batu itu habis terbakar oleh udara di lapisan atmosfir bumi. Batu meteor jatuh dengan kecepatan yang tinggi sekali, hal ini menimbulkan panas yang luar biasa ketika bergesekan dengan udara. Jadi batu meteor sudah lebih habis terbakar, tak sempat menimpa bumi.

Bumi sebenarnya setiap hari terus-menerus ditimpa meteor, untunglah lapisan atmosfir kita cukup tebal sehingga kita terhindar dari malapetaka. Kadang-kadang meteor ukurannya cukup besar sehingga belum habis terbakar dan menimpa bumi (hal ini sangat jarang terjadi). Hal ini dapat menimbulkan bencana.

"Bintang" yang dapat jatuh ke bumi seperti yang ditulis pada meterai ke-6 adalah berupa Meteor, Komet atau pun Asteroid. Saya tidak percaya bintang astronomis seperti Sirius, Antares, Betelgeuse dan lain-lain yang ada di galaksi Bima Sakti bisa jatuh ke bumi. Bintang merupakan objek benda langit yang letaknya jauh sekali.

Kemungkinan komet menabrak bumi sangatlah kecil, kebanyakan komet akan terisap atau tertarik oleh gravitasi matahari ketika mendekati bumi. Misalnya komet ISON yang mengunjungi kita pada tahun 2013 yang lalu. Paling berbahaya kalau komet datangnya sejajar dengan bidang orbit planet sehingga komet bisa menabrak planet. Contoh tabrakan planet Jupiter dengan komet Shoemaker-Levy pada tahun 1994. Drama tabrakan yang seru antara Jupiter dan komet ini disaksikan oleh astronom di seluruh dunia. Anda boleh ikut menyaksikan disini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun