Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

D Batal Menjadi Pacarku

18 September 2015   09:31 Diperbarui: 18 September 2015   10:02 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PC: "Sudah kubilang aturan mainnya yang sudah dibuang ke tempat sampah tidak boleh dipungut kembali!"

Peri cantikpun kabur meninggalkanku dan langsung terbang hilang dari pandanganku. Yah, gagal deh mimpiku punya cewek yang sholeh, pandai memasak, cerdas, cantik, sexy dan mempunyai bibir sensual, tipis bergincu merah yang bernama D. Iiih sebel bangetz!!! Rupanya peri cantik datang hanya untuk menggolok-olok diriku! Ya sudahlah tak mengapa. Tapi hari ini aku dapat ilmu yang berharga dari peri cantik. Selama ini mind set ku telah keliru. Ternyata menurut peri cantik menikah itu bukan untuk mendapatkan kebahagiaan tapi berkorban untuk membahagiakan pasangan kita. Aku paham sekarang peri cantik! Kalau suami menderita berkorban untuk membahagiakan istri. Begitu pula sebaliknya istri menderita berkorban untuk membahagiakan suaminya. Maka mereka berdua akan bahagia. Bukan begitu peri cantik?

Lagi pula ngapain aku ingin memelet cewek segala. Cewek tidak menyukai cowok pecundang macam diriku. Aku harus jadi pemenang. Aku tidak mau jadi pecundang lagi. Mulai hari ini aku akan terus menempa diri agar dari hari ke hari aku semakin terampil. Aku yakin suatu hari aku menjadi cowok pemenang bukan pecundang lagi. Kelak cewek-cewek akan tertarik padaku. Tak perlu ilmu pelet segala. Mulai sekarang tak usah aku pikirkan A, B, C, D atau E sekalipun. Kalau memang jodoh tak akan lari kemana!

Tiba-tiba ada orang yang menepuk punggungku. "Hai, sadar! jangan bengong melulu nanti kesambet setan!". Ternyata itu adalah Anton sahabatku. Rupanya aku melamun sedari tadi di depan laptop, menghayal bertemu dengan peri cantik! "Ayo kita main catur!", ajak Anton. "Ayo siapa takut!", jawabku. Kamipun menikmati masa jomblo kami dengan main catur. Kami menghabiskan malam minggu itu dengan bermain catur hingga lewat tengah malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun