Mohon tunggu...
Sabariah
Sabariah Mohon Tunggu... mahasiswa -

segala sesuatu yang kamu lakukan niatkanlah untuk ibadah :D insya Allah di rumah menjadi ibu dan istri sepenuhnnya . amin 0:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parenting Ala Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam

24 November 2016   15:09 Diperbarui: 24 November 2016   15:46 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Dalam islam, anak adalah makhluk yang sangat di perhatikan, terutama dalam pendidikannya. Pendidikan anak akan berhasil jikalau pendidik dan pengasuhnya baik dalam mendidiknya. Ibarat pepatah mengataan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya (jika pendidik atau pengasuh anak itu baik, maka akan baik pula jadinya anak tersebut), dalam bahasa inggris Like Parents Like Son.

Panutan kita sebagai ummat islam adalah tauladan baginda kita Rasulullah, baik dari segi agamanya, kepribadiannya dan cara dia mengasuh anak-anaknya. Nah, dalam artikel saya ini, saya akan membahas tentang parenting Ala Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam atau Metode pengasuhan Beliau.

Beliau sangatlah mencintai dan menyayangi anak-anak. Ada suatu kisah dimana Beliau sedang melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah Fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.” Di kisah lain juga pernah dikisahkan ketika cucu Beliau menaiki pundaknya saat ia sedang sholat dan ketika ia sujud, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam memperlama sekali sujud dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Rasulullah SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku ditunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesa sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma. Dan masih banyak lagi kisah-kisah  yang menunjukkan bahwa Beliau sangatlah mencintai menyayangi dan memuliakan anak-anak.

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua, calon orang tua maupun pendidik patutlah kita contoh perilaku Beliau. Berikut saya akan menuliskan beberapa atau metode-metode Parenting Ala Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam. Yaitu sebagai berikut.

1. Menjadi teladan yang baik

Sebagai orang tua, haruslah menjadi tauladan atau contoh yang baik untuk anak, sebab anak banyak meniru dan bahkan karakter anak dapat terbentuk dari tauladan orang tuanya. Sesuai hadits yang berbunyi, “….Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi…”  dari hadits tersebut, terpampang jelas bahwa tauladan orang tualah yang sangat berpengaruh bagi kehidupan anak-anaknya di masa depan. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam sangatlah mendorong bagi para orang tua agar menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya terutama dalam hal akhlak kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Jika anak-anak itu mendapati orang tuanya berlaku dan berkata jujur, maka anak-anak itu akan hidup dan tumbuh di atas kejujuran, namun begitupun sebaliknya. 

2. Memilih waktu yang tepat untuk memberikan bimbingan. 

Sebagai orang tua, kita haruslah pintar dan cermat dalam memilih waktu untuk memberikan anak bimbingan, agar apa yang kita berikan membuahkan hasil bagi si anak. Ada 3 waktu yang tepat yang di anjurkan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam untuk para orang dalam memberikan nasihat dan bimbingan bagi anak-anaknya. 

a. Saat berwisata

Saat berwisata adalah waktu yang pas untuk memberikan anak sebuah nasihat dan bimbingan. Karena pada saat itu anak sedang bersenang-senang dan pada waktu itu juga anak merasa sangat dekat dengan orang tuanya, karena seharian mereka menemaninya. 

b. Saat makan

Waktu ini sangatlah rawan, saat anak-anak tak berdaya menahan keinginanya untuk makan. Saat seperti inilah anak biasanya mempunyai perangai yang buruk. Jika kita sebagai orang tua tidak mengetahui hal ini, maka akan sangat bersifat fatal bagi anak, sebagai orang tua kita hendaknya menemani anak jika perlu pangku mereka saat ia makan. Saat itulah anak akan merasa nyaman dengan orang tua dan akan mulai tertarik dengan apa-apa yang dikatakan dan diberikan orang tua. Seperti yang dilakukan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam dalam sebuah kisah ketika umar bin abi salamah kecil, beliau saat makan berada dipangkuan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam, saat umar bin abi salamah hendak menyentuh piring makannya, Rasulullah bersabda kepada umar “nak, sebutlah dulu nama Allah Subhanahuwata’ala(membaca basmalah) lalu makanlah dengan tangan kananmu dan ambillah makanan yang terdekat darimu” . Dari kisah di atas, Rasulullah memperlihatkan bahwa, saat makan Beliau memberikan bimbingan kepada umar tentang bagaimana adab yang baik saat makan. 

c. Saat anak sedang sakit

Ketika sedang sakit, orang yang paling sangarpun bisa lembut hatinya, apalagi anak usia dini yang sejatinya lemah dan lembut. Jadi ketika anak sakit memiliki 2 kelembutan hati, yaitu kelembutan hati karena fitrahnya anak dan kelembutan hati yang tercipta karena sedang sakit. Nah saat inilah waktu yang sangat berharga untuk para orang tua membimbing dan mengarahkan serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuay oleh anak. Insya Allah anak akan mampu menerimanya dengan baik. 

Suatu kisah menceritakan tentang suatu ketika Rasulullah Sallallahualaihi wasallam menjenguk seorang anak yahudi, dan mengajak anak tersebut masuk islam. 

3. Bersikap adil kepada anak-anak

Bersikap adil terhadap anak anak merupakan hal penting untuk para orang tua ketahui, bukan hanya diketahui, namun dikerjakan dengan baik dan benar. Ketika orang tua terutama ibu dan ayah telah mampu bersikap adil terhadap anak anaknya, Maka orang tua terbsebut telah mampu menjadi orang tua yang bijaksana. Jika orang tua tidak menerapkan keadilan kepada anak anaknya, maka kedepannya anak anaknya akan tumbuh menjadi orang yang iri dan dengki terhadap saudara saudarinya. Ingatkah kisah Nabi Yusuf yang dibuang kesumur oleh saudara saudaranya? Mengapa hal demikian dialami oleh yusuf, karena ayah beliau tidak adil dalam memperlakukan anak anaknya, ayahnya lebih condong memperhatikan nabi yusuf. Nah dari kisah ini, saudara saudara nabi yusuf menyalahkan ayahnya yang kurang memberikan sikap adil kepada anak anaknya

4. Mendoakan anak

Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya baik? Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya terjerumus kedalam keburukan.  Tak ada pula orang tua yang mendoakan anaknya dengan keburukan. Jika kita telah berusaha, membimbing memberi contoh untuk anak anak kita, hal terakhir yang perlu orang tua lakukan adalah mendoakan anak kita. Semoga apa yang kita ajarkan dan tauladankan dapat memberika kebaikan bagi sang anak. 

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan para pembaca artikel ini, Amin 😊

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun